"Wah aku tak menyangka jika kak Wendy akhirnya bisa kembali mendapatkan cinta lamanya." Ucap Eunseo.
"Hahaha, jodoh tak ada yang tau bukan?" Jawab Seola. Dan Eunseo mengangguk menanggapinya.
"Bagaiamana? Apakah kalian sudah siap untuk besok lusa?" Bona dan Eunseo saling pandang.
"Entahlah, aku merasa biasa saja sekarang." Eunseo menjawab dan diangguki oleh Bona, tanda jika wanita itu setuju dengan ucapan Eunseo.
"Ini pilihan kalian, ini jalan yang sudah kalian tentukan sendiri. Jadi aku mohon nanti tidak akan terjadi hal hal yang membebani atau membuat kalian menyesal. Jika terjadi apa apa kalian juga harus bersikap dewasa dalam menyelesaikannya, karena hubungan kalian bukan lagi sekedar pacaran seperti anak abg yang labil. Tetapi sudah berada ditingkatan paling tinggi, yaitu pernikahan. Jadi tolong kalian bisa lebih bersikap sewajarnya." Jelas Seola panjang lebar.
"Iya iya, aku mengerti. Kau tak perlu khawatir." Jawab Bona.
"Bagus jika kau mengerti, bagaimanapun aku akan selalu memantaumu Bona. Bagaiamanapun aku masih merasa memiliki tanggung jawab untuk menjagamu."
"Eyyy, kau tak perlu berlebihan. Setelah ini akan ada Eunseo yang menjagaku."
"Tetap saja, aku akan menjadi orang kedua yang akan menjagamu." Seola memasang wajah seriusnya.
"Sudahlah Bon, iyakan saja apa yang dikatakan olehnya. Anggap saja dia mertua mu yang suka memberimu nasihat dan wejangan yang terkadang hal tersebut berupa paksaan." Ini Wendy yang bersuaran. Sontak semua yang berada disana tertawa mendengar ucapan Wendy, kecuali Seola yang malah mengerucutkan bibirnya.
"Tega sekali kau menyamakanku dengan mertua cerewet diluaran sana."
"Tapi itu kenyataannya, kau seperti itu jika sudah memiliki kemauan. Kau akan menjadi seperti seorang mertua yang cerewet dan memaksakan ini itu." Sergah Wendy.
Seola semakin mengerucutkan bibirnya dan itu semakin membuat orang lain yang berada disana tertawa.
.
.
.
"Hah!! Aku tak menyangka akhirnya kakak cantikku ini mendapatkan kembali apa yang ia inginkan dari dulu." Ucap Eunseo sembari mengelus lembut rambut Wendy yang sekarang meletakkan kepalanya di paha Eunseo.Wendy dan Eunseo sedang berada di sofa ruang tv, mereka hanya berdua di rumah sekarang.
"Bagaimana? Apa kau sudah bisa menerima Bona sekarang?" Eunseo diam menerawang ke arah depan.
"Entahlah kak, jujur aku masih bingung dengan perasaanku." Wendy mengernyit.
"Apa maksutmu?"
"Kau tau? Kemarin Bona sempat bilang kalau dia ingin membatalkan pernikahan ini." Wendy membulatkan matanya.
"Membatalkan pernikahan ini? Apa kau serius?" Eunseo mengangguk.
"Kenapa?"
"Karena dia tak ingin membebaniku dan dia merasa sia sia."
"Apanya?"
"Usahanya, dia merasa usahanya untuk membuatku berpaling kepadanya sia sia. Oleh karena itu dia ingin membatalkan pernikahan ini."
"Lalu? Bagaimana? Apakah pernikahan kalian akan benar benar dibatalkan?"
"Hahaha, tidak kak. Jika iya tidak mungkin sekarang aku akan santai disini dan itu pasti akan sudah dibatalkan beberapa hari yang lalu, tidak mendadak saat pernikahan kita tinggal 1 hari lagi."
"Huffttt, syukurlah. Aku sungguh terkejut bagaimana mungkin pernikahan akan dibatalkan saat sehari sebelum acara."
"Aku melarangnya untuk membatalkan pernikahan waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)
FanfictionSemua hal yang terjadi terkadang bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan