Sudah 3 hari semenjak kepergian Bona, Eunseo selalu menyempatkan datang ke kantor Bona. Bukan tanpa alasan, ia bermaksut melihat apakah Bona datang kesana atau tidak.
Tapi selama 3 hari itu pula yang didapat Eunseo tetap sama.
Tak ada Bona, hanya Luda yang selalu dia temui. Dan setiap bertemu dengannya tak ada kata lain yang Luda lontarkan selain menyuruhnya pulang dan meminta supaya Eunseo segera menanda tangani surat perceraian itu.
.
.
.
"Bagaimana? Apakah sudah ada perkembangan?" Eunseo menggeleng."Ini sudah 4 hari dan masih tak ada informasi apapun yang kau dapat?" Eunseo diam tak menjawab.
"Bukankah setiap hari kau ke kantor Bona?"
"Iya."
"Lalu? Bukankah disana ada Luda?"
"Ada."
"Lantas tak adakah informasi yang kau dapat darinya?"
"Tidak ada."
"Ah sialan!!" Wendy mengumpat.
"Bicaranya tolong." Saut Seola.
"Maaf, aku hanya emosi. Ada apa dengan mereka berdua. Kenapa seperti itu."
"Mereka pasti memiliki alasan, tak mungkin mereka seperti itu tiba tiba."
"Ck, iya aku tau. Jika memiliki kenapa tak ada satupun dari mereka yang mengatakan alasannya? Setidaknya supaya semuanya jelas, tidak seperti ini."
Seola dan Eunseo hanya bungkam, tak ada yang bisa memberi jawaban yang tepat atas perkataannya.
"Kita ke kantor Bona sekarang." Ucap Wendy.
.
.
.
Sesampai dikantor, mereka disambut oleh karyawan Bona."Ada yang bisa saya bantu?"
"Apakah Luda ada?" Tanya Seola.
"Ada di dalam ruangan."
"Boleh kita bertemu dengannya?"
"Sebentar, saya panggilkan dulu."
.
.
.
"Kak Luda?""Iya Yeoreum?"
"Di luar ada nona Eunseo." Luda mendengus.
"Huffttt, katakan aku sedang sibuk dan jika dia hanya ingin bertanya perihal Bona, jawab saja tak tau."
"Tapi, dia tidak sendirian kak. Dia bersama nona Wendy dan nona Seola." Luda mendongakkan kepalanya yang sebelumnya fokus ke arah meja.
"Hah, baiklah suruh mereka masuk saja."
"Baik kak."
"Sebenarnya apa maunya wanita itu?" Gumam Luda.
.
.
.
Tok Tok TokSuara pintu ruangan Luda diketuk.
"Iya, silahkan masuk saja."
"Selamat siang Luda ya."
"Ah kak Seola, selamat siang juga kak."
"Selamat siang Luda."
"Selamat siang kak Wendy."
Mereka berdua memberi salam kepada Luda, sementara Eunseo hanya tersenyum dan menunduk sebagai ucapan salamnya.
"Ehm, ada apa ya kak mencariku?"
"Tidak, aku hanya ingin meluruskan sesuatu saja."
"Ah begitu, baiklah. Ayo duduk di sofa saja." Luda menggiring ketiga untuk duduk di sofa yang berada di ruangan itu.
"Jadi?" Tanya nya setelah semua sudah duduk.
"Apa kau benar benar tak tau Bona berada dimana?" Luda mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)
أدب الهواةSemua hal yang terjadi terkadang bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan