Sudah 3 hari berlalu dan waktu itu mereka benar benar mendatangi apartement Luda, tetapi tak menemukan wanita itu disana. Bahkan keesokan harinya mereka juga mendatangi kantor Bona, hasilnya juga sama, nihil.
Selama 3 hari Eunseo sudah seperti mayat hidup, tak mau makan, tak tidur, ia hanya menangis dan menangis dalam diamnya.
Sampai sampai bos agensinya meliburkan Eunseo beberapa hari, tak mungkin ia mempekerjaan mayat hidup bukan?
Badan lesu, lusuh, mata sembab dan berkantung mata, jangan lupakan hidung merahnya khas orang selesai menangis.
Semua orang mencari keberadaan Bona, tapi tak ada satupun yang tau dimana wanita itu berada, semua juga heran apa yang terjadi dengannya, sehingga wanita itu menghilang begitu saja. Tanpa kabar atau apapun itu.
.
.
.
"Kau sungguh akan melakukan ini?""Iya, untuk apa lagi aku masih mempertahankannya? Jika sudah jelas aku bukan pilihannya. Sebelum dia meninggalkanku, lebih baik aku mengakhirinya dulu."
"Tapi bagaimana cara memberikannya?"
"Antar aku ke rumah sekarang, aku yakin sekarang tak ada orang. Aku juga ingin mengemasi beberapa barang yang akan kubawa."
"Kau sudah benar benar yakin?" Bona tersenyum.
"Sangat yakin."
"Baiklah, kapan kau akan ke Praha?"
"Mungkin besok aku sudah berangkat, tolong selesaikan sisa urusan perceraianku disini."
"Apa?! Besok?! Mendadak sekali."
"Tidak, aku sudah merencanakannya dari beberapa waktu yang lalu. Aku juga sudah memesan tiketnya."
"Hah baiklah, aku akan menyelesaikan sisa semua urusanmu disini, setelahnya aku akan menyusulmu kesana."
"Tidak perlu, kau disini saja. Tolong kelola kantorku yang disini. Aku serahkan semuanya kepadamu."
"Tapi-"
"Tidak ada penolakan." Luda mendengus patuh. Memang dia tidak akan pernah bisa melawan wanita ini.
.
.
.
"Apa semua sudah kau siapkan?""Sepertinya sudah."
"Coba cek kembali, barang kali ada yang tertinggal."
"Untuk barang yang memang kubutuhkan sudah kumasukkan semua. Jika barang yang tak terlalu penting, aku bisa membelinya lagi nanti. Ayo cepatlah, kita harus bergegas sebelum ada yang datang."
"Baiklah." Setelahnya mereka berdua mulai berjalan keluar dari rumah Bona tak lupa meninggalkan sebuah amplop berwarna coklat di kasurnya.
Ya, selama 3 hari bersembunyi, Bona juga diam diam telah mengurus surat perceraiannya dengan Eunseo dibantu oleh Luda.
Dan besok Bona akan benar benar pergi kembali ke Praha, di negara yang sebelumnya pernah ia singgahi sebelum kembali ke negara kelahirannya.
.
.
.
"Kemana dia kak? Apa dia baik baik saja? Apa yang dia lakukan sekarang? Aku merindukannya." Tangis Eunseo kembali pecah di dalam mobil yang dikendarai Seola. Mereka baru saja dari agensi Eunseo bertemu dengan bosnya dan membicarakan masalah ini."Tenanglah, aku yakin dia baik baik saja. Kau tak perlu khawatir. Sekarang tolong pikirkanlah juga dirimu, jangan seperti ini."
Sebenarnya Wendy juga sangat kesal dan marah kepada Bona, bagaimana bisa wanita itu pergi begitu saja tanpa memberikan alasan terlebih dahulu. Walau dia juga tau, jika adiknya juga salah. Tetapi apakah dengan cara menghilang begitu saja akan menyelesaikan masalah? Tidak bukan?
"Sampai di rumah nanti, mandilah. Lalu makan, kau belum makan sejak kemarin Seo. Jangan menyiksa dirimu sendiri."
"Bagaimana bisa aku makan jika aku saja tak tau keadaan Bona sekarang bagaimana. Apakah dia baik baik saja atau tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)
FanfictionSemua hal yang terjadi terkadang bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan