"Jadi, selama 3 minggu ini kau berada di Praha?"
"Iya."
"Sendirian?"
"Iya. Ah tidak, seminggu pertama memang aku sendirian tetapi 2 minggu terakhir ini aku bersama Xuan Yi." Ucap Bona yang meralat ucapannya.
"Xuan Yi? Wu Xuan Yi? Yang dulu menyukai dan mengejar ngejarmu itu?" Tanya Seola sedikit tak percaya.
"Iya, dia." Jawaban Bona seketika membuat mata Seola membola. Tak hanya Seola, Eunseo pun begitu. Ayolah bagaimana Eunseo tidak terkejut mendengar istrinya selama 2 minggu ini bersama dengan seseorang yang pernah mengejar ngejarnya?
"Kalian tinggal bersama?"
"Iya, Xuan Yi menginap di rumahku karena dia disana hanya sebentar untuk keperluan bisnis. Jadi daripada dia menyewa hotel, akhirnya aku menyuruh dia untuk tinggal bersamaku." Kalimat Bona semakin membuat Eunseo tak karuan.
"Dia hanya menginapkan? Dia tak melakukan apapun kan? Dia tidak menganggumu kan?" Bona mengernyit.
"Tentu saja dia tidak melakukan apapun dan dia hanya menginap. Memangnya apalagi?"
"Ah, tidak tidak."
"Kau.. cemburu?" Tanya Seola kepada Eunseo.
"H-ha? T-tidak. T-tentu saja tidak. Untuk apa aku cemburu?"
"Haha, kau terlihat gugup, jujur saja. Tak apa." Jawab Seola lagi. Bona memicingkan matanya ke arah Eunseo.
"Kau benar benar cemburu Seo?" Kali ini Bona yang bertanya.
"T-tidak, ka-kan sudah kubilang tadi."
"Ah begitukah?"
"Y-ya."
"Sebenarnya dia sempat kembali membahas perasaannya kepadaku. Dia bilang masih sangat menyukai ku dan dia memintaku untuk menjadi kekasihnya." Ungkap Bona.
"A-apa?! Dia memintamu menjadi kekasihnya? Lalu apa kau menerimanya?" Tanya Eunseo panik. Sementara Bona hanya mengendikkan bahunya.
"Entahlah, aku belum menjawabnya. Mungkin setelah ini aku akan menjawabnya."
"Apa jawabanmu?"
"Itu rahasia."
"Ayolah beritahu aku."
"Kau ini kenapa? Ingin tau sekali."
"Tentu saja aku harus tau, kau milikku." Bona sedikit menunjukkan smirknya.
"Milikmu? Apa kau yakin?" Eunseo terdiam.
"Tentu saja aku yakin, kau milikku. Hanya milikku dan akan selalu seperti itu. Tak ada yang boleh mengambilmu dariku."
"Memang kau pikir aku ini apa? Mainan?"
"Tidak."
"Lalu?"
"T-tentu saja k-karena kau adalah istriku. Oleh sebab itu, tak ada yang bisa mengambilmu dariku."
"Kata siapa? Bukankah aku sudah memberimu surat perceraian waktu itu?" Eunseo membeku, mulutnya mendadak kelu mendengar ucapan Bona. Hal itu malah membuat Bona menjadi gemas dan tertawa setelahnya.
"Hahahaha."
"K-kau benar benar akan menceraikanku?"
"Entahlah. Aku masih memikirkannya"
"Jangan, kumohon jangan. Aku tak mau. Aku tak mau bercerai denganmu." Ucap Eunseo sembari menggenggam tangan Bona. Hal itu malah membuat Bona kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)
FanfictionSemua hal yang terjadi terkadang bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan