Bagian 24

1.5K 136 15
                                    

Pernikahan Bona dan Eunseo tinggal 2 hari lagi dan oh ya, Sinb sudah tau perihal pernikahan ini. Karena ia tak sengaja mendengar pembicaraan Bona dan Eunseo beberapa waktu lalu di agensi. Saat itu Bona dan Eunseo sedang mengobrol di salah satu bilik ruang latihan dan tepat saat itu Sinb tak sengaja melihat dan mendengar jika dua orang itu sedang membahas pernikahan.

Saat itu sebenarnya Sinb ingin mengakhiri hubungannya dengan Eunseo, tapi Eunseo menolaknya. Eunseo memberikan alasan sama seperti yang ia berikan kepada Bona, ingin memastikan perasaannya terlebih dahulu. Jadi, mau tak mau Sinb menerima alasan Eunseo.

Seola juga menepati perkataannya dulu, wanita itu benar benar datang. Begitu pula dengan Irene, wanita itu juga datang lebih awal. Jadilah sekarang rumah Wendy menjadi lebih ramai dari biasanya.

"Wah, aku sangat senang karena akhirnya rumahku menjadi ramai seperti ini. Biasanya pasti hanya ada aku dan Eunseo." Seola terkekeh.

"Haha, kau akan selalu merasakan hal seperti ini nanti. Karena penghuni rumahmu juga akan bertambah." Wendy mengernyit.

"Tidak, lihat saja nanti." Irene yang melihat itu paham apa maksut dari Seola.

"Ah, nanti malam bagaimana jika kita makan bersama? Mumpung semuanya berkumpul. Aku yang traktir." Semua nampak berfikir tapi setelahnya semua mengangguk menyetujui.

"Call!!" Ucap mereka bersamaan lalu tertawa. Disana juga ada istri Irene, ia sudah biasa bersama yang lainnya, tak canggung. Karena sebelumnya Wendy dan Seola sudah pernah menginap di rumahnya, jadi mereka sudah cukup akrab.
.
.
.
Malam harinya sesuai dengan perjanjian siang tadi, mereka semua sudah bersiap untuk berangkat. Mereka menggunakan 2 mobil, mobil Wendy dan mobil Bona. Karena saat ini hanya ada 2 mobil itu. Tak lupa mereka juga mengajak Luda pastinya.

"Kita makan dimana?"

"Di restaurant yang dulu sering kita kunjungi berempat." Ya berempat, Seola, Wendy, Irene, dan Eunseo. Itu bisa dibilang reataurant favorite mereka.

"Ah, sudah lama sekali aku tak kesana." Seola tersenyum

Sekitar 20 menit mereka sudah sampai di restaurant itu.

"Wah sejak kapan disini ada panggungnya? Seingatku dulu disini hanya restaurant biasa untuk makan. Tidak ada panggung penampilan seperti ini." Seola tersenyum kecil.

"Sudah, ayo ke tempat kita dulu." Ajak Seola dan semua mengikuti kemana arah Seola berjalan.

Mereka tak perlu memesan makanan lagi, karena sebelumnya Seola sudah memesan tempat sekaligus makanannya, sehingga saat mereka duduk, semua pelayan sudah berdatangan membawa pesanan mereka.

Disana terhidang berbagai masakan, termasuk seafood. Dan seafood seafood itu tepat berada di depan Eunseo. Bona melihatnya, lalu menyingkirkan semua makanan seafood itu dari hadapan Bona.

"Eh, kenapa kau singkirkan?" Tanya Eunseo.

"Tidak, aku hanya khawatir saja jika mereka ada didekatmu nanti secara tak sadar kau bisa mengambilnya dan memakannya. Bukankah kau alergi makanan laut?" Seola Wendy Irene dan Seulgi (istri Irene) melihat ke arah Bona dan berfikir hal yang sama. Betapa beruntungnya seorang Son Eunseo bisa memiliki wanita seperti Bona. Seola tak menyesal telah melepas Bona, karena sekarang ia juga sudah menemukan kembali cintanya yang pernah ia tinggalkan dulu.

"Haha, tak perlu seperti itu. Aku bisa berhati hati nanti. Apa kau tak melihat? Sekarang meja dihadapanku menjadi kosong? Dan semua makannya menumpuk berpindah di hadapanmu semua?" Bona baru menyadari itu, benar juga, sekarang dihadapannya sudah menumpuk berbagai macam makanan.

"Hahaha, kau lucu sekali." Bona cemberut karena sikapnya sendiri.

"Sudah sudah, lebih baik kita makan sekarang. Sebelum semuanya menjadi dingin." Ucap Seola.

Mereka semua makan dalam diam, hanya beberapa komentar yang keluar tentang makanan yang mereka makan. Semua sudah selesai dengan makanannya, pelayan juga sudah membereskan piring piring kotor bekas makan mereka.

"Ah sebentar, aku kebelakang dulu." Pamit Seola sembari berdiri dan berlalu.

Seola menuju kebelakang dimana dia telah meminta tolong kepada salah satu pelayan untuk membawakan gitar. Setelah mendapatkan gitar itu, Seola berjalan menuju panggung yang berada ditengah ruangan. Ya, sebenarnya panggung itupun juga rencana Seola. Seola yang meminta untuk dipasang panggung hanya malam ini saja.

Suara petikan gitar mulai mengalun, semua orang terfokus ke arah panggung. Termasuk rombongan Seola tadi. Wendy membelalak melihat Seola yang memainkan gitar itu. Ia juga melihat jika Seola sedang menatapnya sembari tersenyum.

Kemudian suara nyanyian mulai terdengar, kali ini Seola menyanyikan lagu Marry You tetapi dengan versi yang Seola buat sendiri.

Suara riuh teriakan dan tepuk tangan menggema disaat Seola bernyanyi dengan sangat sangat memukau. Saat dibagian chorusnya, Seola meletakkan gitarnya lalu berdiri dan menuruni panggung. Seola berjalan menuju dimana teman temannya sedang berkumpul dan ia tepat menuju ke arah Wendy. Saat berada dihadapan Wendy, Seola bernyanyi sembari menggenggam tangan Wendy.

Tepat setelah musik berhenti Seola dengan berani mengucapkan tujuannya, bahkan ia tanpa ragu dan tak ada raut gugup sama sekali diwajahnya.

"Aku tau ini mungkin terlalu cepat buat kamu, bahkan kita baru ketemu lagi selama satu bulan. Tapi, satu bulan kembali deket sama kamu, udah buat aku yakin kalo emang kamu itu jodoh aku, itu kebukti walau aku udah kehilangan kamu dulu, sekarang aku dipertemukan lagi sama kamu. Sama kayak pepatah kalo jodoh gak bakal kemana dan bakal ketemu lagi. Sekarang aku percaya akan hal itu. Dan aku juga gamau kehilangan kamu buat ke dua kalinya karena kebodohanku sendiri. Biar gak lama lama langsung aja aku mau bilang, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku mau kamu jadi orang yang selalu bareng sama aku mulai sekarang sampai akhir nanti. So, Son Wendy, will you marry me?" Ucap Seola tegas sembari menatap mata Wendy. Sedangkan Wendy yang ditatap masih bingung. Dia speechless sama apa yang barusan terjadi. Gatau harus gimana, dia masih terlalu terkejut.

"Apa kau serius dengan ini Seol?"

Seola mengeratkan genggamannya ditangan Wendy.

"Aku sangat sangat serius, kau bisa melihat mataku dan mencari apakah ada kebohongan dan ketidaksungguhan disana. Jika kau menemukannya, kau bisa menolakku sekarang." Seola kembali menyauti. Wendy menatap mata Seola, mencari cari apa yang Seola ucapkan. Kemudian beberapa saat kemudian ia memeluk Seola.

"Yes i'll." Jawab Wendy akhirnya

Seola tersenyum dengan jawaban yang Wendy berikan, lalu sembari memeluk Wendy dia memberi isyarat salah satu pelayan disana untuk mendekat dan ternyata Seola sudah menyiapkan sebuah cincin yang ia titipkan kepada pelayan sebelumnya.

Seola melepas pelukan Wendy lalu mengambil alih cincin yang dibawa oleh salah satu pelayan, mengambilnya dari dalam kotak bludru berwarna merah itu. Mengambil isinya kemudian memasangkannya di jari manis Wendy.

Semua orang bersorak, kecuali Eunseo. Kini Eunseo malah diam dan air mata menetes membasahi pipinya. Akhirnya setelah sekian lama ia bisa kembali melihat Wendy seperti ini, melihat Wendy bahagia, melihat senyuman yang benar benar lama tidak ia lihat sebelumnya.

Sadar akan keadaan Eunseo, Bona berinisiatif mengambil tissue dari dalam tasnya lalu menyodorkan ke hadapan Eunseo. Merasa pandangannya terhalang, Eunseo menoleh ke arah orang yang telah menganggunya.

"Dasar cengeng." Ledek Bona sembari tersenyum jail. Eunseo hanya memasang wajah kesalnya sembari menghapus air mata dengan tissue yang diberikan Bona tadi.

Irene terlihat sangat bangga, karena akhirnya sahabatnya bisa menemukan cintanya kembali, bahkan sahabatnya itu bisa mendapatkan cintanya lalu memeluknya dalam dekapannya.

Sungguh cerita cinta seseorang memang tak akan ada yang pernah bisa menebaknya bagaimana akhirnya. Karena semua itu menjadi rahasia Tuhan dan Tuhan lah yang telah menentukan jalan cerita itu sekaligus bagaimana akhirnya.

Hal ini juga berlaku untuk Bona dan Eunseo. Mereka semua tak tau apa akhir yang akan terjadi kepada mereka berdua. Kita tunggu saja, apa yang akan Tuhan lakukan kepada mereka. Apakah Tuhan akan mengakhirinya dengan sebuah cerita yang bahagaia? Atau malah sebaliknya? Who knows? Hanya Tuhan yang tau jawabannya.

PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang