/13/

41.5K 3.7K 291
                                    

HyeraPOV

seperti biasa, aku tidak memikirkan perkataan daepyonim tadi, meskipun aku tidak bisa berbohong jika perkataan dan perlakuan nya tadi membuat jantungku kembali berpesta didalam sana.

sekarang aku berada di dalam lift hotel bersama nya,

dia tidak memberikanku kunci kamar, lalu dimana aku akan tidur?

pintu lift terbuka, daepyonim langsung keluar dan aku mengekor dibelakangnya.

saat kita sampai di depan kamar, dia memencet beberapa password lalu pintu hotel itu terbuka.

"masuklah" ucap nya menyuruhku masuk, tapi aku tetap ditempat.

dia menatapku aneh "apa lagi sekarang? kau ingin tidur diluar?" lanjutnya sambil dengan menahan pintu itu.

"ini kamar daepyonim, lalu dimana kamar saya?" tanyaku mengitari pandangan pada lorong-lorong hotel berbintang lima ini.

aku bisa mendengar daepyonim menghela nafas panjang lalu tiba-tiba dia menarik tanganku untuk masuk lalu menutup pintu dengan cepat.

aku terserentak dengan pergerakan nya yang tiba-tiba.

daepyonim melepaskanku lalu berjalan menuju tempat tidur king size itu. dia menghempaskan badan nya disitu sambil dengan menutup matanya.

"tidurlah, pertemuan nya masih 2 jam lagi" ucapnya masih dengan menutup matanya.

"tapi daepyonim, dimana kamar saya?"

tangan laki-laki itu menepuk-nepuk kasur itu membuatku menatapnya tak mengerti "kamar mu disini, denganku"

"NDE?!"

••

untuk kesekian kalinya aku tidak bisa menebak apa yang berada dipikiran Boss ku ini.

dia benar-benar hanya memesan satu kamar dan untuk kita berdua.

tapi bagaimana bisa aku tenang saat hanya ada satu ranjang disini?

yang benar saja, apa aku harus tidur di sofa sekarang?

pintu kamar mandi terbuka, menampilkan daepyonim hanya dengan lilitan handuk dipinggang nya.

aku ternganga tak percaya, masih tidak percaya dengan badan nya yang benar-benar atletis dan terbentuk dengan sempurna.

glek,

kepala ku langsung menggeleng keras lalu kembali pada laptop yang berada didepanku.

berusaha untuk tetap fokus pada layar laptop ini.

meskipun aku tau daepyonim sedang menatapku dari sana. aku tidak memperdulikan nya,

"apa kau tidak punya wali dari keluarga lain?" tanya nya tiba-tiba yang sudah memakai kemeja kerja nya.

aku menghela nafas, kenapa dia membahas hal itu lagi?

"daepyonim, pertemuan nya akan berlangsung 10 menit lagi" balas ku mengabaikan ucapan nya.

sekarang dia berjalan kearahku, "jika kau tidak menjawab pertanyaanku, aku akan—"

"Oppa, saya mempunyai Oppa di Amerika" potongku cepat, kenapa dia slalu saja mengancamku?

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang