/62/

13.6K 2.2K 226
                                    

"Jadi Jungkook sudah mengetahui keberadaannya?" tanya Jaehyun pada salah satu karyawannya dengan berpakaian serba hitam itu. Kepala karyawan itu terlihat mengangguk samar.

Jaehyun meletakkan jari telunjuknya pada bibirnya, berusaha memikirkan sesuatu yang sangat berat di kepalanya. "Kenapa Eunwoo membawanya ke Jepang? Apa ia berniat untuk menikahinya?" ujarnya monolog pada dirinya sendiri.

Pasalnya ia memang menyerahkan Hyera sepenuhnya pada Eunwoo, tapi Jaehyun tidak pernah menyangka jika Eunwoo akan membawanya ke Jepang.

Yang benar saja, belum ada 24 jam sejak Jaehyun melepaskan seluruh tanggung jawab gadis itu pada Eunwoo. Laki-laki itu sudah dapat terbaca jejaknya oleh Jungkook. Eunwoo bodoh, seharusnya ia tidak menyerahkan Hyera padanya.

Bagaimana jika Jungkook berhasil mengambil Hyera dan rencananya akan terancam gagal?

"Siapkan penerbanganku ke Jepang," Jaehyun beranjak berdiri, ingin berjalan keluar ruangannya namun terhenti untuk menatap karyawan kesayangannya itu. "kau ikut denganku kesana."

...

Jungkook menyandarkan punggungnya pada kursi pesawat VIP yang ia pesan, matanya terpejam dengan napas yang berusaha ia normalkan. Setidaknya ia harus menetralkan pikirannya terlebih dahulu sebelum pesawat tiba di Jepang.

"Bambam tidak jadi ikut?" tanya Mingyu yang berada di sebelahnya, laki-laki itu baru saja beranjak duduk untuk berada di sisinya. Jungkook perlahan membuka matanya lalu menggeleng, ia lalu kembali menutup matanya.

Mingyu yang melihat itu seketika berdecak kencang. "Cuek sekali, huh." Sindirnya namun Jungkook mengabaikannya. Mingyu mulai mengambil posisi nyaman di kursinya, matanya ikut terpejam. "Apa menurutmu Jaehyun melakukan ini karena terobsesi dengan Hyera?" tanyanya random.

Mata Jungkook terbuka seketika, ia lalu mengeraskan rahangnya. "Tidak, dia tidak terobsesi pada Hyera. Ia terobsesi padaku." Ujarnya yang membuat Mingyu mengerutkan keningnya tak mengerti. Baru saja ia ingin bertanya, tapi Jungkook sudah lebih dulu berbicara. "Sejak dulu Jaehyun selalu terobsesi dengan kegagalanku. Ia sangat menyukai hal itu, ia menganggapnya seperti suatu sumber kebahagiannya." Lanjutnya dengan nada yang pelan, tapi Mingyu bisa merasakan kemarahan besar dibalik ucapan Jungkook barusan.

Laki-laki itu menghela napas lalu mengangguk, berusaha mengerti keadaan Jungkook yang sudah menjadi sahabatnya sejak lama itu. "Aku mengerti. Jangan khawatir, kau pasti bisa bertemu dengan Hyera kembali setelah ini." ucapnya dengan prihatin.

Mingyu tahu seberapa depresinya Jungkook sekarang, dan jika Jungkook tidak dapat melihat Hyera kembali, ia akan kehilangan dunianya.

...

Hyera masih dengan posisi yang tidak berubah sejak tiga jam yang lalu, tangannya yang saling mengait di atas pahanya, dan kepalanya yang terus terunduduk. Untuk menangis saja rasanya seperti sudah bosan, mungkin air matanya juga sudah kering karena seringnya ia menangis.

Gadis itu tidak ingin seperti ini, ia sangat takut sekaligus cemas. Hyera juga sangat merindukan kekasihnya, Jungkook. Bagaimana kabarnya sekarang? apa yang sedang laki-laki itu lakukan?

Kepalanya tiba-tiba terangkat, memikirkan sesuatu yang baru saja datang di pikirannya saat memikirkan Jungkook.

Benar, seharusnya ia tidak boleh menyerah begitu saja dan menunggu keajaiban datang kepadanya seperti ini. Jungkook pasti juga sedang berusaha mencarinya sekarang, dan dirinya juga harus berusaha keluar dari tempat ini. Ya, harus, secepatnya.

Perlahan ekor matanya melirik jendela yang tertutup di hadapannya. Jendela berjeruji putih bersih itu memang terlihat sangat gagah dan terpasang sangat kuat, tapi Hyera tahu trik untuk membuka jeruji itu tanpa perlu berusaha sangat keras.

Gadis itu beranjak berdiri, kakinya yang tidak beralaskan apapun itu mulai melangkah dengan pelan ke arah jendela. Saat ia sampai di depan jendela itu, kepalanya menengok ke belakang untuk menatap pintu kamar yang tertutup, seharusnya ia melakukan sesuatu pada pintu itu terlebih dahulu agar Eunwoo tidak bisa tiba-tiba masuk saat ia melancarkan aksinya.

Hyera mengetukkan kakinya beberapa kali untuk berpikir. Akhirnya ia melepaskan dua jepit hitam rambutnya yang biasa ia gunakan untuk bekerja. Ia selalu menggunakan jepit ini agar rambutnya terlihat rapi.

Ia lalu mengaitkan dua jepit rambut itu dengan asal lalu memasukkannya ke dalam lobang kunci pintu, berniat untuk menahannya di dalam. Eunwoo selalu menggunakan kunci untuk membuka pintu ini, jika ia meletakkan jepit ini pada lobang kunci dari dalam. Laki-laki itu pasti tidak bisa membukanya dari luar dengan kuncinya.

Setelah berhasil menancapkan jepit rambutnya dalam lobang kunci, Hyera mengambil tongkat panjang yang terdapat pada patung di dalam kamar. Eunwoo memang selalu menyukai karya seni berbentuk patung dan juga lukisan, Hyera tahu itu.

Tongkat itu ia letakkan pada pembatas pintu dan tembok, tongkat ini membuat pintu akan tertahan jika terbuka dari luar.

Perlahan senyum Hyera terukir untuk pertama kalinya sejak beberapa hari terakhir ini. Ia kembali berjalan ke hadapan jendela dengan jeruji putih itu. Eunwoo memang sengaja membuka bagian kaca dari jendela ini agar gadis itu bisa menghirup udara luar. Tapi mungkin Eunwoo tidak pernah menduga jika jendela ini lah yang akan meloloskannya.

Tangan Hyera meraba bagian dasar jendela dengan pelan dan teliti, saat ia mendapatkan satu gundukan kecil yang sangat samar, senyumnya kembali melebar. Tombol ini, ia mendapatkannya.

Hyera langsung menekan tombol samar itu selama 10 detik, dan selama 10 detik itu jantungnya berdebar dengan kencang, mengharapkan jika ini akan berhasil. Lalu dengan tiba-tiba jeruji putih itu terangkat ke atas setelah 10 detik Hyera menekan tombol itu.

Gadis itu hampir saja berteriak kesenangan karena keberhasilannya sampai ia ingat jika ia harus tetap tenang dan tidak berisik.

Sebenarnya Hyera mengetahui hal ini karena Jungkook pernah memberitahunya jika setiap rumah mewah pasti mempunyai tombol-tombol tersembunyi untuk mengantisipasi sesuatu yang bahaya jika tiba-tiba saja terjadi. Dan jendela Eunwoo ini persis seperti yang berada di rumah mewah Jungkook.

Hyera juga tidak lupa jika pada ruangan kerja Jungkook ada sebuah ruang kamar rahasia di balik rak kayu besar yang berada di tembok kantornya. Semua ini sudah menjadi trik rahasia setiap CEO yang mempunyai investasi besar.

Baiklah, sekarang Hyera harus memikirkan bagaimana caranya ia turun dari kamar yang berada di lantai dua ini. Ia membutuuhkan tali, atau semacamnya. Tiba-tiba saja ekor matanya menatap sprei yang terpasang rapi di ranjang.

Senyumnya kembali mengembang, menyadari jika dirinya sangat jenius dan pintar.

tbc,

jadi, apakah kalian sudah tidur?

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang