/46/

32.2K 3.1K 447
                                    

"Kau bercanda," ujar Jaehyun dengan kekehannya, ia mengambil gelas yang berada di meja lalu meneguknya.

Eunwoo berdecak pelan, ia melipat tangannya di dada lalu menyandarkan punggungnya pada kursi. "Aku serius, kakaknya yang mengatakan itu sendiri."

"Kenapa Taehyung harus mengatakan hal se-rahasia itu padamu?" balas Jaehyun masih dengan pikirannya yang belum bisa menerima apa yang baru saja Eunwoo katakan tentang kecelakaan lima tahun lalu.

Mendengar itu Eunwoo tersenyum miring, kepalanya sedikit terangkat. "Kau tidak tahu seberapa dekatnya aku dengan Taehyung dulu," ia menegakkan tubuhnya lalu menatap Jaehyun dalam. "Taehyung sangat mempercayaiku, kau harus tahu itu."

Jaehyun tidak bisa lagi mengatakan apapun, jika di teliti memang seluruh kejadian lima tahun lalu bukan hanya sekedar kebetulan.

Malam dimana Jungkook hancur karena adiknya, dan mengakibatkan kecelakaan besar di depan Namsan Tower. Ya, semua ini berhubungan. Jungkook, Hyera dan—

Jaehyun tidak bisa menyembunyikan senyum liciknya, dan kecelakaan itu.

"Yang benar saja kau baru menyadarinya?!" teriak Eunwoo saat melihat Jaehyun yang baru tersadar.

Tatapan Jaehyun kembali pada Eunwoo yang berada di depannya, senyum licik masih mengembang pada wajahnya yang tampan itu. "Haruskah kita mengubah rencana?"

••

"Ke rumahku dulu, ya?" Jungkook masih terus membujuk Hyera agar menuruti permintaannya.

Namun, gadis itu malah sibuk pada laptopnya. Mengabaikan Jungkook yang berada di depan mejanya. Ini memang sudah jam pulang kerja, tapi Hyera lebih memilih untuk lembur dari pada harus menuruti Jungkook dengan pergi ke rumahnya dan berakhir kehabisan napas.

"Hyera....," rengek Jungkook tak menyerah. "berhenti bekerja, aku sudah tidak memberimu pekerjaan, apa yang kau lakukan lagi?"

Hyera tetap diam, malas menanggapi Jungkook yang terus merengek di depannya. Sesekali gadis itu menyibukkan diri dengan mengetik sesuatu random di laptopnya.

"Jika kau tidak mau ke rumahku, bagaimana jika di kamar yang berada di belakang rak kayu saja?" lanjutnya tak menyerah. Jungkook terus mencondongkan tubuhnya untuk menggoda Hyera, wangi maskulinnya pasti tercium pada indra penciuman gadis itu.

Ia bahkan sudah melepas jas dan dasinya, membiarkan dua kancing teratas kemejanya terbuka dan lengan kemejanya yang ia gulung sampai siku guna menampilkan otot-ototnya yang terbentuk jelas itu.

Tapi tetap saja, bagaimana bisa Hyera tidak tergoda dengan tubuhnya?

"Hyera....,"

Gadis itu menghela napas panjang, ia menutup laptopnya dan menatap Jungkook yang berada tepat di depannya. Bohong jika Hyera tidak tergoda dengan wangi maskulin Jungkook yang berada di sekitarnya. Itu malah membuatnya mabuk dan ingin terus menempel pada tubuh Jungkook yang berotot, tapi tentu saja Hyera harus menahan nafsunya itu dan bersikap bodo amat agar Jungkook tidak menyerangnya lagi.

"Kenapa tidak di apartemenku saja?" tawar Hyera mencari aman, setidaknya jika mereka di apartemennya, ada Taehyung dan Guanlin yang bisa menahan Jungkook untuk melakukan kegiatan favoritnya itu.

Jungkook mendengus, "Ada kakakmu dan Guanlin."

"Memangnya kenapa jika ada mereka?"

Sekarang Jungkook benar-benar tidak bisa tahan dengan gadis yang berada di depannya ini, ia menutup matanya penat dan langsung menatap Hyera dengan tatapannya yang gelap. "Hyera jika kau tetap mengacuhkan aku, aku akan membawamu ke—"

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang