/33/

32K 3.1K 235
                                    

Hyera berjalan masuk ke dalam lift apartemennya dengan pelan, Jungkook baru saja mengantarnya. Setelah percakapan panjang mereka di rumah Jungkook tadi, laki-laki itu langsung mengantarnya pulang dan menyuruhnya untuk lebih memikirkan tawarannya.

Pintu lift perlahan mulai tertutup, hanya ada dirinya di dalam lift ini. Setelah di pikir-pikir, kesepakatan yang Jungkook berikan tadi juga sedikit menguntungkannya meskipun Jungkook yang mengambil untung lebih banyak.

"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?"

Hyera meremas ujung roknya gugup. Ini bukan kali pertamanya ia berhadap-hadapan dengan Jungkook seperti ini. Tapi kali ini ia tidak bisa untuk tidak menatap Jungkook. "Kesepakatan itu pasti hanya akan menguntungkan Daepyonim."

Jungkook tertawa pelan. "Kau bahkan belum mengetahuinya tapi kau sudah menyimpulkannya seperti itu?"

Hyera memilih diam dan menunggu Jungkook melanjutkan kata-katanya. Untuk sekarang Jungkook terlihat lebih tenang dari pada beberapa menit yang lalu saat dirinya dikuasai emosi. Tapi hal itu malah semakin membuat Hyera tidak tenang karena perubahan sikapnya.

"Kau akan menjadi istriku dan aku—"
"Saya tidak setuju!"

Jungkook memasukkan kedua tangannya di saku celananya, menatap Hyera seolah ingin mengulitinya. Ia paling tidak suka jika ada yang memotong omongannya. Untung saja ia bisa menahan hasratnya untuk tidak langsung menerkam gadis di depannya ini.

"Apakah tidak ada kesepakatan lain selain saya menjadi istri Daepyonim?" Balas Hyera jengah, dia belum siap untuk menikah. Apalagi mengetahui jika Jungkook hanya terobsesi dengannya, bagaimana keadaan rumah tangganya nanti?

Jungkook berdecak pelan. "Baiklah, tidak menikah." Sekarang tatapan Jungkook kembali menajam. "Tapi kau harus tetap manjadi sekretarisku dan berada di sisiku, kau harus menurutiku dan melayaniku seperti apa yang aku peritahkan. Gantinya aku akan membebaskan Eunseo dan Moonbin, aku juga akan mencabut ancaman CV Winwin. Itukan yang kau mau?"

Hyera menggigit bibirnya ragu, membebaskan mereka memang menjadi tujuan utamanya. Tapi untuk menjadi sekretaris Jungkook dan melayaninya? Apa itu tidak keterlaluan? Perlahan kepala gadis itu terangkat, balas menatap tatapan Jungkook. Ini adalah kesempatannya untuk bernegosiasi dengan Jungkook.

"Itu memang yang saya mau, tapi hanya akan menguntungkan mereka saja tanpa menguntungkan saya."

Jungkook mengacak rambutnya merasa frustrasi, "Baiklah, apa yang kau mau?"

"Saya ingin—"
"Aku tidak akan setuju jika kau resign!"

Hyera menelan ludahnya, padahal dia ingin mengatakan hal itu. "Saya ingin Daepyonim tidak menyentuh saya tanpa seizin saya terlebih dahulu, dengan itu saya akan melayani Daepyonim dan tetap menjadi sekretaris perusahaan."

Jungkook sudah menduganya jika Hyera akan meminta seperti itu, tidak menyentuh gadis itu dan harus izin dulu padanya? Ayolah... Jungkook tidak akan kuat dengan itu, bahkan seluruh tubuh dan kulit gadis itu sudah menjadi candu baginya.

Tapi tidak apa, mungkin sesusai berjalannya waktu, Hyera yang akan tergila-gila oleh sentuhannya.

"Baiklah, deal. Aku tidak akan menyentuhmu tapi kau tetap menjadi sekretarisku dan melayaniku."

Hyera membanting tubuhnya di ranjang apartemennya, masih memikirkan kesepakatannya dengan Jungkook. Ada sedikit rasa senang di hatinya saat Jungkook tidak akan menyentuhnya. Tapi di sisi lain, ia takut jika itu malah akan menjadi boomerang baginya.

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang