/47/

30.8K 2.8K 248
                                    

"Apa yang kau pikirkan?"

Suara Taehyung langsung membuyarkan pikirannya, Hyera menatap Taehyung dengan tatapan tak mengertinya lalu menggeleng kaku. "T-tidak ada," balasnya lalu kembali mengoleskan selai kacang pada roti yang akan ia berikan pada Taehyung dan Guanlin.

"Kutebak kau sedang ada masalah dengan Jungkook Hyung?" sahut Guanlin dengan tangan yang ia lipat di depan dadanya. "dan juga, tumben sekali Jungkook Hyung tidak kesini untuk sarapan, biasanya ia datang paling pagi."

Hyera mendengus, "Berhentilah untuk sok tahu," ia menyodorkan dua piring pada mereka. "aku tidak ada masalah apapun dengannya." Tambahnya mencoba biasa, Hyera memang tidak ada masalah apapun dengan Jungkook. Hanya saja, ia memikirkan kata-kata Jungkook semalam.

Dua laki-laki itu langsung melahap sarapan mereka, Hyera beranjak duduk di depan mereka dan ikut memakan rotinya. Aneh sekali, rotinya terasa hambar. Apa karena ia terlalu memikirkan Jungkook?  Laki-laki itu juga belum membalas pesannya sejak pagi tadi, sekarang sudah pukul setengah 7. Bukankah seharusnya Jungkook sudah menjemputnya sekarang?

"Kau pulang pukul berapa?" tanya Taehyung pada Hyera, ia sudah menghabiskan rotinya.

Hyera mengangkat alisnya, berpikir sebentar lalu mengangkat bahunya. "Tidak tahu, tidak tentu." Jawabnya mengingat Jungkook yang selalu menambah jam kerjanya hanya untuk menghabiskan waktu berdua bersamanya. "tapi formalnya pukul 8 malam aku sudah pulang."

Guanlin terkekeh pelan, "Formal apanya, Jungkook Hyung bahkan yang mempunyai perusahaan itu. Kau bisa memintanya untuk pulang lebih dulu." sahut Guanlin yang lagi-lagi membuat Hyera melayangkan tatapan mautnya padanya.

Pulang lebih dulu apanya, Jungkook bahkan selalu menambah pekerjaannya setiap hari dan tidak membiarkannya pulang lebih awal.

"Penerbanganku nanti siang, memangnya kau tidak mau mengantar kakakmu yang tampan ini?"

Hyera memutar kedua bola matanya. "Maaf Oppa, tapi aku dan Jungkook ada rapat penting nanti siang. Lagi pula, Oppa sudah biasa pulang dan pergi sendiri." Balasnya tersenyum manis, membuat Taehyung berdecak pelan.

"Dasar adik durhaka." Sahut Guanlin lagi, Hyera benar-benar kesal sampai melemparnya dengan garpu. Ia melayangkan tatapan mematikannya lagi.

"Ah ya ngomong-ngomong, aku bertemu dengan Eunwoo kemarin."

Seketika Hyera dan Guanlin langsung mengalihkan perhatian mereka pada Taehyung sepenuhnya. "Oppa bertemu Eunwoo? Dimana?" tanyanya serius, ia tidak menyangka jika Taehyung akan bertemu dengan Eunwoo, pasti keduanya sangat heboh, mereka benar-benar dekat dulu.

"Di gedung pertemuanku. Dia semakin tampan, kau yakin tidak menyesal?" ujar Taehyung mengangkat-angkat alisnya yang langsung dianggukkan oleh Guanlin semangat.

Rasanya Hyera benar-benar ingin membuang dua laki-laki ini dari apartemennya dan membiarkan mereka menjadi gelandangan. "Diamlah kalian, apa saja yang Eunwoo bicarakan pada Oppa? Apa dia menanyaiku?"

Senyum menggoda Taehyung semakin mengembang. "Kau sepertinya sangat berharap kita membicarakanmu."

"Katakan saja!" Hyera melotot.

Taehyung terkekeh pelan melihat adiknya itu mengomel, senang sekali menggodainya. "Kami hanya berbicara santai, rasanya begitu lama tidak berbicara dengannya. Aku jadi rindu saat kau masih berkencan dengannya dan Eunwoo selalu ke rumah untuk belajar bersamamu." Taehyung langsung menggeleng saat Hyera menatapnya aneh. "Bukan berarti aku tidak menyukai hubunganmu dengan Jungkook, aku hanya berbicara saja."

"Lalu? Kalian tidak membicarakanku? Tentang sesuatu yang berhubungan dengan nomor?"

Taehyung berdecak pelan, "Kau sudah tahu sendiri, Eunwoo memintaku untuk membuka blokirnya. Lagi pula kenapa kau memblokirnya?" ujarnya tak mengerti.

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang