/66/

17.1K 2.2K 341
                                    

Hyera menundukkan kepalanya dengan tangan yang saling bertautan di atas pahanya yang terbalut rok hitam. Sekarang ia berada di dalam mobil perjalanan pulang setelah mendatangai makam Eunwoo. Air mata tidak berhenti untuk turun dari pipinya.

Bahkan saat mobil sudah berhenti di tujuan terakhir itu, Hyera masih tetap menundukkan kepalanya dan tidak merubah posisinya. Jungkook yang berada di sisinya menatap nanar gadis itu. Ia menghela napas panjang lalu melepaskan seatbelt yang melilit tubuh Hyera.

Laki-laki itu mengecup sekilas kening Hyera lalu mengelus pipinya, "Ayo turun, dan istirahat." Ujarnya membuka pintu mobil dan turun. Hyera menyusul Jungkook, ia turun dari mobil dan langsung membuat Jungkook menggenggam tangannya.

Mereka masuk ke dalam rumah Jungkook yang megah, Hyera belum juga berbicara dan ia tidak menatap Jungkook sekalipun sejak tadi. Laki-laki itu membawanya ke sofa, ia duduk dan menarik gadis itu untuk duduk di pangkuannya. "Hyera, lihat aku." Ucap Jungkook pelan, berusaha menjaga nada bicaranya untuk tetap tenang.

Hyera belum juga menjawabnya dan hal itu membuat Jungkook menangkup kedua pipi gadis itu untuk menatapnya. "Hyera sayang, jika kau terus menangis, Eunwoo juga akan ikut menangis disana." Ujarnya dengan lembut. Jungkook menunjukkan senyum manisnya pada Hyera. Sebetulnya ia juga ikut sedih jika melihat Hyera yang terus seperti ini. Bukan karena laki-laki itu cemburu, tidak sama sekali, tapi karena Jungkook sangat merindukan Hyera dengan pribadi yang ceria. "Kemana perginya Hyera ku yang selalu tersenyum dan ceria, hm?"

Mendengar itu membuat Hyera semakin menangis, Jungkook sangat sabar dalam menghadapinya, dan hal itu membuat gadis itu semakin beruntung karena mendapatkan laki-laki sepertinya di hidupnya.

Tiba-tiba saja Hyera melepaskan tangan Jungkook yang menangkup pipinya lalu dengan cepat memeluk Jungkook dengan sangat erat dan gemas. Ia lalu kembali menangis di dada bidang laki-laki itu. "Maafkan aku...," lirihnya dengan napas yang tersendat. "aku terlalu bersedih karena kepergian Eunwoo sampai melupakanmu." Lanjutnya kembali menangis. Ia benar-benar merasa bersalah dengan Jungkook.

Lima hari setelah kepergian Eunwoo, Hyera benar-benar terlihat seperti gadis yang tidak mempunyai tujuan hidup. Ia terlihat sangat sedih dan depresi, ia juga tidak ingin mendatangi hari dimana Eunwoo di makamkan. Ia terlalu sedih untuk hal itu. Bagaimana ia tidak bersedih saat melihat langsung Eunwoo yang meninggalkannya di pelukannya sendiri?

Alhasil, gadis itu baru mendatangi makam Eunwoo sore ini. Itu saja dipaksa oleh Taehyung dan juga Jungkook. Mungkin jika bukan Jungkook yang mengantarnya, ia tidak ingin mendatangi makan Eunwoo entah sampai kapan.

Dan karena hal itu juga Hyera merasa jika ia mengabaikan Jungkook selama lima hari itu, menganggap Jungkook tidak berada di sekitarnya. Padahal hampir setiap hari laki-laki itu berada di sisinya, mengajaknya berbicara ataupun menyuapinya makanan. Hyera hanya memikirkan Eunwoo yang meninggalkannya tanpa memikirkan perasaan Jungkook sedikitpun yang selalu menjaganya.

Hyera benar-benar merasa bersalah karena hal itu, Jungkook terlalu sabar dalam menghadapinya. Ia baru menyadari jika seharusnya dirinya menghargai seseorang yang masih setia di sisinya dari pada terus berduka atas kepergian seseorang. Dan bagaimana bisa gadis itu mengabaikan Jungkook selama lima hari lamanya?

"Maafkan aku— aku sangat mencintaimu, Kook." Ujar Hyera masih dengan terus menangis. Lilitannya pada pinggang Jungkook semakin mengerat, kepalanya ia benamkan pada dada bidang Jungkook.

Jungkook menepuk punggung gadis itu pelan, "Aku juga sangat mencintaimu." Balas Jungkook menenangkan. Ia tersenyum tipis, Hyera terdengar sangat menyesal, dan hal itu entah kenapa membuat Jungkook bahagia. Setidaknya Hyera tidak akan mengabaikannya lagi. Jungkook benar-benar merasa sedih jika Hyera terus mengabaikannya. Apalagi selama lima hari kemarin. Rasanya laki-laki itu seperti tidak mempunyai harapan apapun saat menatap mata gadis itu yang penuh kekosongan dan hampa.

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang