/51/

26.3K 2.9K 285
                                    

Hyera terduduk lemas di depan pintu apartemennya, beruntung ia sudah masuk dan bertahan hingga sampai masuk ke dalam apartemennya. Dadanya sesak bukan main, lututnya lemas, bahkan ia tidak tahu apakah ia akan bisa berjalan sampai kamarnya nanti.

Ungkapan Jungkook beberapa jam lalu benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata apapun lagi. Hanya air matanya yang bisa turun sebagai balasannya, isakannya mulai terdengar lirih.

Akhirnya, setelah ia menahan untuk tidak menumpahkan tangisannya di hadapan Jungkook, ia mulai menangis sekarang. Sendiri di dalam apartemennya. Menumpahkan seluruh emosinya yang telah ia tahan.

Kepalanya menunduk, tangannya meremas erat tas kerjasnya yang sudah tergeletak di lantai marmer apartemennya. Tangisannya semakin menjadi setelah ia mencerna seluruh ucapan Jungkook yang sempat tertahan di kepalanya.

"Aku yang membunuh kedua orangtuamu—"

Isakan Hyera semakin terdengar jelas, ia sudah mulai mengeluarkan suaranya dan teriakannya.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Jungkook yang menyebabkan kecelakaan itu? Bagaimana bisa Taehyung ikut merahasiakan ini darinya?

Lima tahun lalu... saat-saat dirinya benar-benar sudah di ambang titik lelahnya untuk hidup.

FlashbackON

Seoul, 19:30

"Masih tidak ada kabar dari Eunwoo?" tanya Hyera dengan mata basah sembab dan suaranya yang parau. Ia terduduk lemas di halaman sekolahnya dengan seragam sekolahnya yang lusuh akibat berlarian sejak dua jam yang lalu. Kepalanya mendangak saat mendapati Somi dan Guanlin yang sudah berada di depannya.

Melihat kedua sahabatnya yang diam seperti itu saja, sudah membuat Hyera tahu jawabannya. "Belum ada kabar, ya?" ujarnya lirih lalu menekuk kedua lututnya di depan dada dan mulai kembali menangis dengan kepalanya yang ia tundukkan.

Gualin dan Somi saling pandang lalu menghela napas panjang, mereka beranjak untuk duduk di sisi Hyera dan mulai menepuk punggungnya. Mencoba menenangkan gadis itu kembali, bahkan mungkin Hyera sudah bosan karena Somi dan Guanlin yang terus mengucapkan—

"Eunwoo Sonbae pasti akan kembali, ia mungkin hanya pergi untuk beberapa hari saja." Ujar Somi yang langsung di anggukkan oleh Guanlin.

Tapi ucapan Somi, sama sekali tidak membuat Hyera tenang atau lega. Bukan hanya beberapa hari, tapi ini bahkan sudah hampir menginjak seminggu sejak Eunwoo yang tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar.

"Aku sudah menelepon Taehyung Hyung untuk menjemputmu, kau harus pulang dan makan, Hyera." Sahut Guanlin dengan nada yang khawatir. "Sekolah juga sudah gelap, kita harus segera keluar, Ayo."

Hyera menurunkan kakinya lalu perlahan beranjak berdiri, namun, belum sampai ia berdiri dengan sempurna. Tiba-tiba pandangan gelap, seluruh persendiannya tidak berfungsi dan akhirnya ia terjatuh sebelum ada tangan yang manahannya—

Gadis itu memukul dadanya dengan kencang, merasakan saat-saat seperti lima tahun lalu seolah semuanya kembali berputar di kepalanya. Hyera semakin menangis dengan kencang, napasnya tersendat karena terus menangis.

Memori-memori malam itu kembali muncul.

Seoul, 21.50

Hyera membuka matanya perlahan, ia bisa merasakan tubuhnya yang masih terbaring lemah di kamarnya. "Hyera kau tak apa?" tanya perempuan peruh baya yang berada di sampingnya.

Gadis itu menengokkan kepalanya dan langsung bisa mendapati, Kakanya Taehyung, Ibu dan Ayahnya yang menatapnya dengan raut wajah khawatir. Hyera menarik napasnya lalu membalikkan tubuhnya untuk memunggungi mereka. "Aku ingin sendiri." Ujarnya pelan.

Taehyung menghela napas panjang lalu menyentuh pundak Hyera. "Oppa akan berusaha menghubunginya." Balasnya menenangkan. Ia tahu jika Eunwoo tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar dan jejak apapun selama hampir seminggu ini.

Dan sudah beberapa hari terakhir ini Hyera menjadi semakin pendiam dan selalu menangis di kamarnya. Bahkan Ibu dan Ayahnya juga ikut mencari keberadaan kekasihnya itu.

Nyonya Kim beranjak duduk di sisi ranjang dan mengelus rambut panjang anaknya itu. "Hyera sudah makan? Ingin Ibu belikan sesuatu?" ujarnya dengan lembut, Hyera sedikit melirik Nyonya Kim. Sebenarnya ia tidak nafsu untuk makan sekarang, bagaimana bisa ia makan saat kekasihnya sendiri menghilang?

Tapi mungkin jika ia meminta sesuatu, mereka akan meninggalkannya sendiri di kamar. "Aku ingin ttaebokki yang berada di Namsan Tower." Ujarnya pelan yang otomatis langsung membuat nyonya Kim menangguk semangat dan beranjak berdiri. Ini adalah pertama kalinya Hyera meminta sesuatu sejak beberapa hari terakhir.

"Ayah sama Ibu akan membeli ttaebokki yang banyak untukmu!"

"AHH!" Hyera memegang kepalanya yang berdenyut hebat, kepalanya seperti di cabik-cabik saat mengingat pengalaman yang sudah ia kubur begitu dalam sejak dulu.

Tangisannya semakin menjadi, semakin ia menangis dengan kencang, semakin hebat denyutan yang berada di kepalanya. Sudah bertahun-tahun ia menjaga agar kenangan-kenangan buruk itu tidak lagi yang Hyera tahu akan menyebabkan sakit kepalanya kambuh.

Ini tidak benar, gadis itu masih mencoba untuk tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan kekasihnya itu beberapa jam lalu. Tapi, semuanya tampak nyata dan jelas. Seharusnya ia menyadari jika Taehyung dan Jungkook sempat hampir membicarakan hal itu saat mereka berada di Amerika beberapa waktu lalu.

Drrttt drrtt

Dering telponnya membuat ingatan Hyera pada hari itu menghilang sementara. Tangannya berusaha menggapai HP yang berada di dalam tasnya. Ia mencoba membuka dan mengambilnya meskipun denyutan di kepalanya semakin menjadi.

Namun, belum sempat ia melihat jelas siapa yang meneleponnya, tiba-tiba seluruh pandangannya menggelap, tubuhnya tidak mampu lagi menahan sakit di kepalanya. Sampai Hyera benar-benar sudah tidak kuat dan tergeletak di depan pintu apartemen dengan HP-nya yang masih berdering di genggamannya.

tbc,

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang