/59/

18K 2.4K 242
                                    

Eunwoo menggigit bibirnya ragu, setelah keyakinan yang ia yakinkan beberapa jam terakhir ini, akhirnya ia memberanikan dirinya untuk membuka pintu besi yang berada di hadapannya. Ia lalu masuk dan menutup pintu di belakangnya, kondisi ruangan saat ini adalah gelap.

Laki-laki itu sebenernya tahu dimana letak dari saklar lampu ruangan ini, namun ia memilih untuk berdiam sebentar dan tidak menyalakannya karena ia sudah tahu apa yang akan menyambutnya di dalam ruangan ini.

Jantungnya berdetak dengan kencang, suara rintihan dari pusat ruangan mulai terdengar oleh pendengarannya. Eunwoo menutup matanya sejenak, ia mengambil napasnya sebanyak mungkin untuk menguatkan dirinya sendiri.

Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Eunwoo memberanikan dirinya untuk menyalakan saklar lampu dan ruangan mulai terang dan terlihat oleh pandangannya. Laki-laki itu langsung menahan napasnya saat menatap satu titik ke pusat ruangan dimana perempuan yang sangat ia kenali itu duduk terikat di satu kursi.

Matanya tertutup kain, mulutnya terbekap oleh lakban hitam. Alhasil ia hanya bisa mengerang dan memberontak kecil karena kaki dan tangannya terikat erat pada kursi.

Kim Hyera.

Sungguh, Eunwoo sangat tidak bisa melihat pemandangan di hadapannya ini. Bagaimana bisa ia tega membiarkan Hyera terikat di kursi itu dan tidak bisa melakukan apapun?

Tapi, ia tidak mempunyai pilihan lain. Eunwoo memilih untuk mengikuti rencana Jaehyun dan membiarkan dirinya ikut mengalir pada seluruh alur yang Jaehyun buat. Eunwoo tahu jika hal ini sangat jahat, atau bisa di bilang kriminal. Tapi, sekali lagi, Eunwoo tidak mempunyai pilihan lain.

Rasa cintanya pada Hyera yang membuatnya memilih untuk bergabung pada tawaran Jaehyun. Ya, semua ini ia lakukan karena rasa cintanya pada Hyera yang semakin hari semakin mengembang dan membesar. Bahkan Eunwoo sampai tidak bisa mengontrol dirinya sendiri saat mendengar kabar bahwa Hyera dan Jungkook akan menikah.

Laki-laki itu belum siap dengan hal itu, ia belum ikhlas. Ia masih beranggapan bahwa Hyera memang di takdirkan untuk bersamanya, disisinya selamanya dan seumur hidup. Hyera hanya untuknya dan bukan untuk Jungkook.

"Mmhhh—" rintihan dari mulut Hyera yang terbekap oleh lakban itu membuyarkan pikirannya. Sekali lagi Eunwoo menahan napasnya, takut jika Hyera menyadari keberadaannya.

Tapi, sepertinya gadis itu memang sudah menyadarinya, kakinya yang terikat itu merasa seperti menunjuk ke arah depan. Akhirnya Eunwoo memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya mendekat.

Tangannya terulur untuk membuka lakban yang membekap mulut Hyera itu dengan perlahan dan hati-hati agar Hyera tidak merasa sakit. Saat itu juga Hyera langsung membuang napas beratnya, ia terbatuk dengan kencang hingga napasnya memburu.

"Jaehyun kau—" omongannya terhenti saat menyadari sesuatu, gadis itu terdiam sebentar. Eunwoo bisa merasakan raut wajah Hyera yang mulai berubah drastis. Hyera menyadari keberadaannya! "E-eunwoo sunbae?" ujarnya dengan suara yang bergetar dan terdengar tidak percaya.

Eunwoo menghela napasnya, seharusnya ia sadar jika Hyera selalu mengenali parfum yang berada di tubuhnya. Sekarang tidak ada lagi gunanya ia menyembunyikan keberadaannya. "Ya, ini aku." Balasnya dengan pelan.

Di luar dugaannya, Hyera justru tersenyum bahagia. Ia menghadap lurus ke depan meskipun matanya masih tertutup kain. Senyumnya sangat merekah seolah gadis itu baru saja mendapat bala bantuan yang sangat ia butuhkan saat ini. "Lepaskan ikatan ini dan bawa aku kembali, aku tahu pasti akan ada yang menemukan keberadaanku, terima kasih Sunbae."

Mendengar itu seketika langsung membuat hati Eunwoo tersayat. Bodoh sekali, Hyera pasti mengira ia akan menyelamatkannya. Tapi jika saja gadis itu menyadari, Eunwoo justru yang membuatnya pada posisi seperti ini sekarang.

Hyera yang menyadari Eunwoo hanya diam saja dan tidak menjawab ucapannya mulai mengerutkan keningnya. "Eunwoo? Lepaskan— tali ini." lanjutnya terdengar ragu. Gadis itu mulai menyadari sesuatu yang aneh. "Sunbae?" panggilnya sekali lagi.

Eunwoo menunduk, ia memejamkan matanya erat lalu membuang napas beratnya. "Maaf, maafkan aku Hyera." Lirihnya pelan, sangat pelan hingga terdengar seperti bisikan.

"S-sunbae, kenapa kau meminta maaf?" pikiran-pikiran tidak enak Hyera mulai bermunculan di kepalanya. Ia tidak ingin menyimpulkan sesuatu yang berada di luar nalarnya. "Kau tinggal melepaskan ini, jangan meminta maaf." Suaranya perlahan terdengar histeris.

Eunwoo tetap menunduk, tidak mempunyai keberanian sedikitpun untuk menatap wajah Hyera yang berada di hadapannya. Ia hanya mampu menatap kaki gadis itu yang terikat tanpa alas kaki itu.

Napasnya menjadi semakin berat saat laki-laki itu mulai kembali berbicara. "Aku begitu mencintaimu sampai tidak ingin membagimu dengan siapapun, maafkan aku, aku akan segera melepaskanmu jika Jaehyun sudah menghabisi kekasimu."

Saat itu juga hati Hyera seperti terbebani oleh sesuatu yang berat, tidak terlihat, tapi sukses membuat napasnya menjadi sesak. Air matanya mulai merembes pada kain yang menutupi matanya. Gadis itu tidak dapat berkata apa-apa lagi saat lampu kembali padam dan langkah kaki menjauh untuk menutup pintu ruangan.

Lagi, hanya dirinya yang berada di dalam ruangan ini, bersama ketakutannya yang jauh luar biasa dari sebelumnya.

...

Jaehyun memutar gelas berisi Anggur yang berada di tangannya, ia menatap gelas itu dengan intens. Bola matanya mengikuti arah garis benda cair yang bergerak di setiap sisi dalam gelas itu.

Senyum tipisnya perlahan mengembang, membayangkan jika garis benda cair itu adalah alurnya yang berjalan dengan lancar. Perasaan bahagia kembali menguak pikirannya. Tidak ada yang berada di dalam benak laki-laki itu kecuali kemenangan.

Memikirkan satu rencananya yang sudah berhasil, dan hanya tinggal selangkah lagi ia bisa mengancurkan Jungkook. Menghancurkannya sampai berkeping-keping tidak tersisa seperti halnya lima tahun silam.

Tapi saat ia sedang memikirkan kesenanganya itu, tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka. Jaehyun langsung meletakkan gelas itu pada meja, menatap ke depan lalu memutar kedua bola matanya.

"Eunwoo, sudah kukatakan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu!" ujarnya kesal sambil dengan melayangkan tatapan mautnya pada Eunwoo yang sudah berjalan ke arahnya. "Merusak pikiranku saja." Lanjutnya masih dengan kesal.

Eunwoo mengabaikannya dan memilih untuk duduk di sofa hadapannya. Berbeda dengan Jaehyun yang sangat bahagia, raut wajah Eunwoo benar-benar menampakkan jika laki-laki itu sangat frustrasi sekarang.

Jaehyun yang menyadari hal itu langsung mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Ada apa dengan wajahmu?" tanyanya penasaran, namun seketika matanya membola saat Jaehyun memikirkan sesuatu. "Jangan bilang jika Hyera lepas?!" serunya menggelegar.

Eunwoo menggeleng lemas. "Tidak, dia tidak lepas." Balasnya yang langsung membuat Jaehyun menghela napas lega.

"Lalu kenapa wajahmu seperti itu? Bukankah kau baru saja bertemu dengan pujaan hatimu? Seharusnya kau merasa senang!" serunya yang malah menjadi sewot.

Ujung kaki Eunwoo tiba-tiba saja terangkat dan menunjuk tepat pada hidung Jaehyun, matanya menatapnya tajam. "Bagaimana bisa aku merasa senang jika Hyera saja bahkan malah semakin membenciku?"

Kaki Eunwoo kembali turun saat Jaehyun melemparnya dengan bantal sofa. "Itu hal gampang, Eunwoo. Perlahan pasti Hyera akan kembali padamu, asal kau tidak membiarkannya pergi saja."

Eunwoo tidak menjawab, ia memikirkan banyak hal. Banyak ketakutan besar yang ada pada dirinya sekarang. Bagaimana dengan cara ini Hyera malah semakin membencinya dan tidak ingin menemuinya? Apakah dengan mengikuti cara dan rencana Jaehyun dapat membuat Hyera berada dalam pelukannya lagi? Atau malah sebaliknya?

tbc,

Daepyonim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang