Sick

26.5K 1.6K 5
                                    

Vote dulu sebelum membaca yakkk🥰

-
-
-

           Jack mengelus rambut Selly dengan pelan, sesekali menyelipkan rambut ke belakang telinganya.

"Bangunlah, mungilku. Apa kau tidak tahu bahwa aku sedang merasa kacau saat ini."

Kamar sederhana itu nampak sunyi. Persis seperti ruang hati sang King, mata sayu, manik mata yang biasa berwarna merah kini berubah kecoklatan.

Suasana sunyi dalam kamar sederhana itu, membuat Jack merasa gundah. Seketika perasaan marah namun takut memenuhi relung hati Jack. Tangan kanannya kemudian mengelus pipi pucat Selly. Tatapannya terpaku pada kain tebal yang melilit kepala wanita bermanik hijau itu.

"Ki... king?"

Jack mengalihkan pandangannya pada Selly, "Mungilku." sahutnya, pria itu merengkuh tubuh rapuh kekasih hatinya dengan bersemangat. Seakan mereka baru saja kembali berjumpa.

"Maaf." cicit wanita bermanik hijau itu.

"Sstt.." Jack menaruh jari telunjuknya tepat didepan bibir Selly, hal tersebut membuat Selly memejamkan matanya.

Pria itu kembali mengelus rambut hitam Selly. Hidung Jack menyentuh ujung hidung Selly, "Jangan pejamkan matamu, mungilku." ucap Jack dengan pelan.

Selly yang mendengar ucapan itu, membuka kelopak matanya secara perlahan-lahan. Wanita bermanik hijau itu takut menatap mata yang biasanya berwarna merah kini berubah menjadi kecoklatan. Hal itu membuat Selly merasa sedikit aneh, dan sangat terasa bahwa Jack yang terlihat rapuh disini.

Selly ingin memeluk Jack, tetapi wanita itu merasa tidak sanggup. Selly takut Jack akan memakinya, Selly takut Jack kasar kepadanya, Selly takut Jack marah, sangat takut.

Jika ada alasan yang akan membuat Jack merasa simpati padanya, Selly akan merealisasikan alasan-alasan tersebut, tetapi kelihatannya kedekatan ini hanya akan berlangsung sebentar. Selly hanya mampu mengikuti perintah dari sang King.

Pria itu menarik tengkuk Selly lalu menciumnya dalam-dalam. Jack sulit mengetahui apa yang ada dalam pikiran Selly saat ini, perasaan takut serta marah membuatnya sulit untuk mengetahuinya. Ia merasa bodoh sebagai King, hanya karena ia merasa takut dan marah kekuatan mengetahui isi pikiran seseorang lenyap seketika. Hal ini tidak terasa asing lagi bagi seorang Jack.

Ketika Ayahnya mati dibunuh oleh rogue, pria itu memperlajari beberapa keahlian baru untuknya. Dirasanya menjadi seorang King tak dapat membuat para rogue itu takut padanya, maka dari itu, Jack mempelajari jenis-jenis keahlian yang telah turun temurun diberikan oleh keturunan Alpha King. Namun kini pria itu kembali gagal membaca isi pikiran Selly, dikiranya hal ini hanya berlangsung sementara.

Jack menumpahkan segalanya melalui ciuman itu, kemudian beralih menindih tubuh mungil milik Selly.

"King, jangan lakukan ini." kata Selly seraya mendorong pelan dada Jack.

Manik kecoklatan itu kini kembali berubah menjadi merah. Jack turun dari atas tubuh Selly, menatap gaun sutera yang dikenakan oleh Selly telah terbuka lebar dibagian dada. Pria itu memandang sinis beberapa tanda merah yang di sematkan pada dada serta leher putih milik Selly.

"Tutupi tubuhmu, cepat!"

Mendengar bentakan itu, Selly dengan cepat mengikat kembali ikatan pada bagian dada gaun sutera berwarna hijau daun yang dikenakannya.

Klik.

Pintu terbuka memperlihatkan Cleorin Pattinson. Raut penasaran serta kekhawatiran beradu menjadi satu, Cleorin kemudian menatap Jack yang sedang memandang Selly.

"Kau melakukan hal buruk apa lagi padanya, King? Jangan mencoba untuk kembali melukainya." seru Cleorin dengan nada kecewa diakhir kalimat.

"It's okay, Ibu. Lihat bukan, dia terlihat baik-baik saja sekarang, jangan mengkhawatirkan pembunuh sepertinya." balasnya, lalu menatap Cleorin yang sedang memandangnya dengan tatapan serius.

"Kau sungguh keter..."

"Aku pergi." ucap Jack cepat, kemudian melangkah keluar dari kamar sederhana Selly.

"Oh, Selly. Maafkan aku, selama ini aku tidak mengetahui bahwa dia sangat kasar kepadamu. Ia salah menganggapmu, tolong maafkan dia." ucap Cleorin.

Selly tersenyum mendengar ucapan Cleorin, "Aku akan selalu memaafkannya, Luna. Lagi pula aku mengerti mengapa King begitu membenciku, itu adalah kesalah pahaman. Itu tak masalah, tenanglah."

Seketika air mata menetes pada pipi tirus milik Cleorin, wanita berambut putih itu tidak menyangka jika Selly akan berpikiran sedewasa ini. Bahkan umurnya tidak menjadi penentu akan pikiran yang dewasa, Selly begitu tulus dimatanya.

"Terima kasih. Baiklah, aku akan panggilkan maid untuk membawakanmu bubur putih kesukaanmu." ujar Cleorin.

Hal tersebut membuat wanita bermanik hijau itu tersenyum manis lalu mengangguk menyetujui ucapan Cleorin.

🌱🌱🌱

Annyeong...
#stayathome #dirumahaja #ilaikatoka

A Werewolf's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang