Vote please...
Selly menatap beo pada rumah di depannya, ia melirik kearah Ibu Jack yang sedang tersenyum padanya.
"Ayo masuk, Marlie dan Jenifer sedang menunggu kita." ajak Ibu Jack.
"Iya, Luna."
Mereka melangkahkan kaki mereka memasuki rumah bernuansa klasik tersebut. Rumah sederhana yang diberi sentuhan american classic.
"Hai Marlie." sapa Ibu Jack dan memamerkan senyum manisnya.
"Hai Eor, hai Selly, kemari... Jenifer menunggu kalian." Marlie mengajak Ibu Jack dan Selly masuk ke dalam rumah Jenifer, teman Marlie.
"Wow Marlie! Kau mengajak wanita-wanita cantik rupanya, mengapa kau tidak memberitahuku, huh?" ujar Jenifer, setelah Marlie, Ibu Jack dan Selly masuk ke ruangan tengah.
Marlie tersenyum gembira mendengar penuturan Jenifer. "Ini kejutan untukmu. Lihat yang masih merah muda ini, sungguh menggoda apalagi senyumannya. Sayangnya, ia hanya menunjukan pada saat-saat yang menurutnya tepat, maybe."
"Aku Cleorin," kata Ibu Jack lalu sebagai tanda hormat ia menjabat tangan Jenifer. "Dan... Ini Selly, putriku." lanjutnya.
"Selly." ucap Selly, lalu berjabat tangan dengan Jenifer.
"Baiklah, sekarang silahkan duduk nona-nona cantik." ujar Jenifer sembari tersenyum gembira.
"Langsung saja Jenifer, seperti yang ku katakan di telepon tempo lalu. Selly akan tinggal di rumahmu, entah berapa lama. Cleorin akan membiayai segalanya, termaksud kehidupan kau dan Jonathan." kata Marlie menjelaskan.
"Wow biaya kehidupanku akan ditanggung oleh wanita cantik ini."
Marlie memandang jengah pada Jenifer, "Bukankah kau sudah tahu?" Jenifer cengengesan mendengar pertanyaan Marlie. "Sekarang tunjukan kamar Selly." kata Marlie.
"Baiklah, ikuti aku nona-nona cantik."
Setelah tiba di lantai 2 rumah Jenifer, mereka memasuki salah satu kamar paling ujung kanan rumah Jenifer.
"Silahkan dilihat nona-nona," Jenifer tersenyum. "Maaf sebelumnya kamar ini memang lumayan sempit, tidak ada kamar lain selain kamar ini." lanjutnya.
"Bagaimana Selly?"
"Tidak buruk." Selly menjawab pertanyaan Ibu Jack dengan tersenyum.
"Baiklah. Marlie akan sering mengunjungimu disini, ia yang akan melihat perkembanganmu dan menyampaikannya padaku. Aku tidak bisa selalu mengunjungimu, kau tahu Jack bukan?"
"Iya, aku tak apa."
"Jagalah kesehatanmu, manis."
"Iya, jika boleh... Aku titip salam pada King Jack." Selly menunduk takut setelah mengatakannya.
"Iya, jika pada waktu yang tepat." Ibu Jack memeluk sambil mengelus rambut panjang Selly.
"Baiklah aku akan pergi, Jack akan curiga jika tidak melihatku terlalu lama," Ibu Jack melihat Jenifer lalu tersenyum. "Perhatikan makannya, aku tidak mau dia kelihatan kurus." Jenifer tersenyum lembut dan menganggukan kepalanya.
"Kami pergi dulu Selly." mendengar hal itu Selly tersenyum, tetapi senyum yang ia tunjukan pada Ibu Jack dan Marlie berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"Aku juga sebangsa dengan kalian." ujar Jenifer.
Selly memfokuskan matanya pada Jenifer. "Aku merasakannya, nyonya."
"Jangan memanggilku nyonya. Panggil saja Jen, ah! Terserah kau saja, tetapi jangan nyonya okay?"
"Iya, Jen." Jenifer tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari bibir Selly.
"Aku menaruh beberapa pakaian dilemari kecil itu, silahkan kau pilih... Setelah kau mengganti pakaian, apa bisa kau membantuku memasak?"
"Iya, aku diberikan keberuntungan yang luar biasa. Aku pandai memasak."
"Wow! Baguslah, setelah itu aku akan mengenalkanmu pada anakku, nath. Aku kebawah okay?"
"Iya." Selly menutup pintu kamar yang ditempatinya setelah Jenifer pergi.
Ia kembali melihat seluruh kamar itu, "Semoga aku nyaman." katanya.
🌱🌱🌱
Ibu Jack memasuki kamarnya dengan langkah anggun. Alangkah terkejutnya ia saat membalikan badan dan mendapati Jack, anak kebanggaannya sedang duduk diatas tempat tidur miliknya dengan senyum misterius.
"Wah, Ibu. Apa kabar beberapa hari ini? Nampaknya kau amat sibuk-sibuknya, apa boleh ku tahu kesibukan apa yang membuatmu sering keluar?"
Ibu Jack tersenyum kepada anaknya. "Hanya beberapa urusan." jawabnya.
"Aku ingin mengetahuinya, Ibu."
"Kau tidak perlu tahu, Jack."
"Kenapa?"
"Tid---"
"Karena Selly!"
"Apa maksudmu, Jack? Kau menuduh Ibu atas hilangnya Selly, huh?"
"Aku tidak mengatakan demikian, Ibu. Kau sendiri yang mengatakannya." Jack tersenyum sinis.
"Kau seolah-olah sedang menyudutkan Ibu, Jack." Ibu Jack menatap anaknya dengan tatapan kesalnya.
"Tidak bisa dipercaya, Ibuku membohongiku." tutur Jack, lalu berdiri melangkah mendekati jendela kamar Ibunya.
"Lebih baik kau segera mencari Selly." Ibu Jack melangkah mendekati lemari kecilnya, ketika akan membuka lemari tersebut perkataan Jack menghentikannya.
"Aku tidak perlu mencarinya lagi, semua jawabannya ada pada Ibu." Jack berbalik dan menatap Ibunya dengan sorot mengerikan.
🌱🌱🌱
Annyeong!!!
Vote please guys, huhuhu
Selamat hari senin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Werewolf's [On Going]
Werewolf♡♡ Malam itu, saat beberapa werewolf yang baru saja dapat berganti shift menjadi serigala yang sesungguhnya dan dapat mengetahui mate atau kekasih hati yang telah menjadi takdir untuk bersama seumur hidup. Malam itu, semuanya tampa...