Musuh dalam selimut

18.6K 1K 16
                                    

Vote dulu sebelum membaca😍

"Apa yang sedang kau lakukan, istri mungilku?"

Selly terperanjat, ia mengelus dadanya yang belum basah. Jack memeluk Selly dari belakang, sesekali diremasnya payudara Selly. Membuat wanita itu berdehem pelan.

Selly mengelus lengan Jack dengan lembut. "King, aku.. aku harus menyelesaikan semua ini dulu. Eum.. aku tidak mungkin meninggalkan semua piring kotor ini."

Jack melepaskan pelukannya dan mendengus malas, "Baiklah, aku akan mengawasimu." ia pun berjalan mundur dan menarik salah satu kursi yang berada di dapur itu.

"Selesaikanlah."

Selly mengangguk lalu melanjutkan kerjaan yang tertunda karena ulah Jack. Ia terlalu banyak memikirkan sesuatu akhir-akhir ini, Selly membenci dirinya sendiri ketika terlalu banyak berpikir tentang hal rumit semacam ini.

"Jangan terlalu banyak pikiran, selesaikanlah. Aku harus ke atas, ada yang perlu aku urus. Setelah mencuci piring-piring itu kau harus segera ke kamar, mengerti?"

Jack melihat Selly mengangguk, lalu berbalik untuk melihatnya. "Iya, King."

Jack membalasnya dengan menganggukan kepalanya, lalu berlalu meninggalkan Selly yang masih menatapnya. Punggung tegak itu menghilang dari balik dinding apartemen.

Selly menunduk, menatap piring-piring yang belum dicuci olehnya. Ia mengembuskan napas berat, "Siapa pun engkau yang menciptakanku, aku berdoa dan berharap penuh pada apa yang ku jalani saat ini. Aku hanya menginginkan mate-ku mencintaiku seperti aku mencintainya dengan tulus."

Setelah piring-piring telah selesai dicuci olehnya, Selly berjalan dan menyusul Jack kedalam kamar.

🍁🍁🍁

-Home Marlie-

"Bagaimana keadaan Karin?" tanya seseorang.

"Sekarat. King hampir saja memutuskan kepalanya. Anak itu benar-benar bodoh! Aku sudah beberapa kali memperingatinya, tapi ia masih keukeuh dengan pendapatnya." jelasnya sembari menunjukan wajah penuh amarah.

"Dia adalah putrimu."

"Tutup mulutmu bodoh! Mata-mata ada dimana-mana, jangan sampai karena mulut embermu itu, akan menghancurkan segalanya."

Pria itu menarik napas pelan, "Baiklah, tapi kemana kau membawanya?"

Wanita tua itu menunjuk ke bawah. "Aku menyembunyikannya ke ruangan bawah tanah." bisiknya.

"Apa aku boleh..."

"Iya, ayo, ikuti aku."

Wanita tua itu mendorong salah satu nakas yang ada di samping pintu kamar kecil, lalu membuka rantai besi yang melilit gembok besar. Diangkatnya papan yang menutupi ruangan itu, "Ayo, turunlah terlebih dahulu."

Pria itu mengangguk, lalu berjalan menuruni tangga yang menurutnya mulai rapuh. Mungkin tangga itu dibuat telah berabad-abad lamanya. Seharusnya tangga itu diganti, siapa saja bisa terjatuh bila tidak berhati-hati.

Setelah menuruni tangga, wanita tua itu menutup kembali pembatas antara ruang bawah tanah dan rumah kecil itu. "Kemari." pria itu berjalan mengikuti wanita itu.

"Oh, astaga Karin! Apa yang telah dilakukan King padamu." pria itu nyaris menangis. Ia hanya mampu mengelus rambut pirang Karin.

"Heh! Dia hampir saja membunuh putriku. Ini terlalu kejam untukku." wanita tua itu menatap Karin dengan wajah sedihnya. "Anakku yang malang." katanya.

"Bukankah Karin dan King..."

"Iya, seharusnya demikian. Tapi karena wanita biadab itu, semuanya menjadi kacau." wanita tua itu memutuskan untuk duduk di kursi kayu, ia menarik napas berat. Terlihat banyak sekali beban pikiran yang kira akhir-akhir ini menghinggapinya.

"Selly?"

Wanita tua itu menatap jengah pada pria yang sedang mengelus rambut pirang milik Karin, "Siapa lagi, huh?"

"Apa yang terjadi?"

"Duduklah dulu." wanita tua itu menunjuk kursi yang berada tak jauh dari tempat yang didudukinya.

Pria itu mengangguk, lalu duduk di kursi yang ditunjuk oleh wanita tua itu. "Jawablah."

"Entah bagaimana caranya, King tiba-tiba seperti melupakan dendamnya pada Selly. Ia menculik Selly dan membawanya ke apartemen mewah. Heh! Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia dan dia dengan kejamnya melupakan Karin, memilih menikah dengan Selly." jelas wanita tua itu, ia terlihat menggebu-gebu saat mengatakannya.

Pria itu tampak kaget mendengar penjelasan wanita tua didepannya. "Ba... bagaimana bisa?"

"Selly memakai sihir. Eum.. sepertinya."

Pria itu beralih menatap kosong pada Karin yang masih menutup matanya. "Padahal ini semua adalah keinginan Karin, ia sangat ingin menjadi perempuan yang paling di hormati di bangsa werewolf, itu adalah keinginannya sejak melihat King Jack." ia mengembuskan napas melalui mulutnya. "Semenjak mate Karin mati ditangan King Jack, Karin berusaha mati-matian untuk mendapatkan perhatian penuh dari pria itu. Ia berasumsi jika... jika King Jack adalah takdirnya, entah darimana pemikiran macam itu. Jika dipikirkan secara logika, harusnya Karin membencinya. Bukan malah sebaliknya."

"Ja---jadi?"

Pria itu menoleh pada wanita tua yang sedang menutup mulutnya, tidak percaya. "Iya, King Jack yang membunuh Egh, mate Karin."

"Alasanku untuk membunuh wanita itu semakin kuat."

"Siapa?"

"Selly."

"Hei, bukankah kau harusnya membunuh King?"

"Selly adalah kelemahan King. Bagaimana pun hebatnya ia menutupi rasa cintanya pada Selly, semua akan tahu dari sorot matanya yang seakan ingin menarik Selly kedalam pelukannya. Tidak ada yang bisa menampik itu, King mencintai Selly dan itu adalah kelemahannya." wanita tua itu berkata sinis saat diakhir ucapannya.

"Lalu apa rencanamu selanjutnya?"

"Menghancurkan keluarga Cleorin."

🍁🍁🍁

Annyeong...
Semoga masih ada yang nungguin😍
See yah :)

A Werewolf's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang