Poor Karin and Marlie

16.2K 906 10
                                    

Vote dulu sebelum membaca😍

           "Kau akan tinggal di apartemen ini, Selly. Dan kau bisa bekerja di mana pun kecuali di kantor negara atau apapun yang bersangkutan dengan negara ini." Cleorin membuka lemari pakaian yang berisikan baju serta celana yang tebal.

"Iya."

"Aku menyimpan beberapa Long John, syal, celana panjang, coat, sarung tangan, sweater, kaus kaki dan earmuff untukmu. Ohiya, ada 5 sepatu boot kulit di dapur. Kau tinggal menatanya sesukamu, jika kau ingin menambah pakaian atau barang apapun di apartemen ini tidak masalah. Kau tinggal membelinya, dan kau tidak mungkin memakai T-shirt tipis pada cuaca bersalju seperti ini, apa kata manusia biasa yang melihatmu memakai pakaian tipis." tutur Karin.

"Aku mengerti."

Cleorin mengangguk. "Baiklah, kami harus pergi sebelum King menyadari bahwa aku dan Karin membantumu pergi dari istana. Jaga dirimu, Selly."

Selly menanggapinya dengan tersenyum. "Hati-hati."

"Kau yang berhati-hati, Selly. Ayo Ibu." mereka pun pergi meninggalkan Selly.

Wanita bertubuh mungil itu menghela napas panjang, tubuhnya seketika ambruk terduduk. Selly menenggelamkan kepalanya diantara kedua lutut yang ditekuknya, ia menjadikan kedua tangannya sebagai penyangga. Selly terisak.

Dia tersiksa membayangkan hari-hari tanpa Jack, walaupun pria itu sangat sering menyakiti hatinya. Selly amat tak sanggup harus melewati hari-hari tanpa suaminya itu. Memang benar, dia pernah melewati saat-saat seperti ini, tetapi waktu itu dirinya tidak sendirian seperti sekarang ini. Ada Jenifer dan Jonhatan yang senantiasa menyemangatinya untuk melupakan Jack.

Selly kembali terisak. "Siapapun engkau yang menciptakanku, kuatkanlah hatiku. Buatlah aku setegar Ibu Cleorin yang terlihat kuat walaupun tanpa mate- disisinya. Hiks... hiks..."

Ia mengelap kasar air mata yang membasahi kedua pipi mulusnya, "Air mata ini adalah air mata terakhir yang aku keluarkan untuknya, ku mohon sang pencipta, bantulah aku mewujudkannya."

Dia berdiri dan mengambil berkas-berkas yang diberikan Karin padanya. Ia mengerutkan keningnya heran, namanya telah diubah menjadi Lily, benar atau tidak, bukankah panggilan Lily adalah sebutan Robert untuknya. Selly mengingat hal itu. Robert pernah memanggilnya dengan sebutan Lily. Apakah ini kebetulan?

Tahun lahirnya kini menjadi 1997. Kira-kira umurnya kini telah menginjak angka 23, wah! Selly terkesiap, umurnya sudah berhenti ketika usianya menginjak angka 18 tahun.
Untung saja nama orangtua tidak diganti. Selly bersyukur akan hal itu.

Selly kembali menata rapi berkas yang akan digunakannya untuk melamar pekerjaan. Kemudian, ia mengganti gaunnya dengan pakaian ala musim dingin kota Forks. Sangat menarik.

Selly tersenyum tipis melihat pantulan dirinya dicermin panjang kamarnya. Setelah puas dengan penampilannya, ia memutuskan untuk keluar apartemen dan segera mencari pekerjaan yang halal untuk perutnya. Tidak mungkin jika dirinya menjadi penculik anak-anak dan memeras orangtua mereka agar membawakan uang padanya, itu adalah hal terharam yang pernah ditontonnya bersama Jonhatan.

Baiklah lupakan tontonan tak berfaedah itu. Saat ini Selly sedang berada disalah satu restoran mahal, banyak pengunjung yang sedang bersantap makanan super lezat dan mahal tentunya. Rata-rata pembeli di restoran mahal itu adalah pria ber-tuxedo. Terlihat elegan, angkuh, mahal dan berkarisma.

Selly tidak mungkin kerja di tempat seperti ini. Lalu kakinya kembali melangkah ke club malam area kota, yang satu ini membuat Selly mual. Beberapa wanita dan pria sedang asik bercumbu dan bergoyang. Selly keluar dengan cepat dari club malam itu. Ia menggelengkan kepalanya melihat mereka semua, dari luar tampilan tempat itu sangat mengundang orang-orang untuk masuk kedalam. Namun setelah masuk, membuat perut Selly bergejolak. Bau-bau tak sedap masih dibauinya.

A Werewolf's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang