Apartment

19.5K 1K 4
                                    

Vote dulu sebelum membaca😍

       Selly terlihat celangak-celinguk, diliriknya Jack yang sedang menatapnya. "Ini dimana, king?" tanya Selly.

"Apartemen." tutur Jack. "Ikut aku." lanjutnya, membuat Selly mengikuti langkah kaki Jack.

"Dan, ini kamar kita." katanya, setelah membuka pintu berwarna putih.

"Ki---kita?"

"Iya." balasnya, lalu menarik pergelangan tangan Selly. Menutup pintu kemudian mendudukkan bokongnya di tempat tidur bersama dengan Selly yang berada dipangkuannya.

"Sementara waktu, kau dan aku harus menempati apart ini ada beberapa hal yang harus ku selesaikan di istana. Setelah itu kita akan kembali ke istana, okay?"

Selly melongo mendengarnya, pikirannya berkelana memikirkan beberapa hal yang tidak sesuai dengan rencana mereka. Terlihat Jack menghembuskan napas berat, urat-urat disekitaran tangan dan lehernya sedikit terbentuk. Membuat Selly berdehem dan mengetahui jika Jack sedang mencoba membaca pikirannya.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Eum... Bukan apa-apa, King. Ah ya! King belum makan, aku akan memasak sesuatu untukmu." kata Selly seraya berniat bangun dari pangkuan Jack.

"Aku tidak menyuruhmu pergi atau pun memasak, Selly!" tukas Jack.

Hal itu membuat Selly terdiam seketika, dan memperbaiki cara duduknya agar terasa nyaman. "Eum.. I---iya. Maafkan aku." ucapnya.

"Apa yang kau pikirkan tadi?"

"Eum... Aku.. Aku.." Selly menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi rasa gugupnya dan hal itu tidak lewat oleh pandangan Jack.

"Aku apa!" bentaknya. Selly ketakutan, ia memainkan jemarinya. Selly merasakan suhu tubuh Jack semakin memanas dan Selly rasa bola mata itu kini telah berubah menjadi berwarna merah nyalang.

"King, ku mohon jangan marah. Aku... Aku hanya takut, itu saja." ujar Selly.

"Apa itu benar?"

"Iya, King. Itu benar, aku hanya memikirkan hal itu."

Jack mendengus, lalu membangunkan Selly dari pangkuannya. "Aku dengar kau memanggil anak Jenifer dengan sebutan Jow. Kenapa?"

"Kenapa? Maksud, King?"

Jack menggeram lalu berdiri tepat didepan Selly, "Kenapa kau memanggilnya Jow? Jika ku ingat namanya adalah Jonhatan."

Selly ber-oh ria, lalu menatap mata merah itu yang telah kembali seperti biasa. "Dia memanggilku pendek, lalu aku memanggilnya Jow. Katanya, aku harus membuatkan nama khusus atau kesayangan untuknya." kata Selly.

"Cih! Kalian sungguh kekanak-kanakan. Aku tidak mau mendengar kau memanggilnya dengan sebutan Jow lagi, bahkan kau tidak pernah membuatkan aku sebuah nama kesayangan. Kau terus memanggilku dengan sebutan King dan lihat sekarang, kau membuatkan nama kesayangan untuk bajingan itu." Selly membeo mendengar penuturan Jack, dirinya tidak menyangka bahwa Jack akan mempermasalahkan sebuah nama khusus atau nama panggilan khusus.

"Eum.. Ta--tapi..."

"Aku mau kau memelukku sekarang." ujar Jack sambil merentangkan kedua tangannya, "Ayo, cepat."

"Baiklah." Selly memeluk Jack dengan pelan, bahkan dirinya menyisakan sesenti agar tidak terlalu berdekatan dengan Jack.

"Peluk aku yang erat, mungilku."

Selly merealisasikannya, "Apa seperti ini, King?"

"Hm, payudaramu seperti menggodaku untuk disentuh."

Mendengar perkataan Jack. Selly langsung melepaskan pelukannya, tapi kedua tangannya ditahan oleh Jack. Membuat Selly merasa was-was, "Jangan, King."

"Kau mate dari seorang King  Jack Pattinson dan sudah menjadi kewajibanmu untuk melayaniku termasuk memuaskanku." Jack tersenyum manis usai mengatakannya.

"Kar---calon luna Karin?" ujar Selly dengan berani dirinya menatap mata Jack yang sedang dikuasai gairah. Selly berniat menghentikan gairah Jack yang sebentar lagi akan dipastikan jika mereka berdua akan berakhir diatas tempat tidur apa bila Selly tidak menghentikannya.

Jack menarik napas gusar, "Apa yang dilakukan wanita itu disini." Selly bersyukur dalam hati, ia tersenyum. Karin seperti dewi penyelamat untuknya.

"Jangan senang dulu Selly, setelah ini. Aku pastikan kau akan mengangkang untukku ditempat tidur." Jack tersenyum misterius saat mengucapkannya. "Jangan keluar dari kamar ini, diam dan duduk. Jika kau melakukan sesuatu yang tidak aku sukai, ku pastikan kau akan tersiksa." lanjutnya, kemudian keluar dari dalam kamar untuk menemui Karin.

Selly menatap kepergian Jack dengan sedih, air matanya jatuh melewati pipi mulusnya. Dihapusnya air mata yang mengalir jatuh melewati pipinya, dirinya bermonolog, jika diberi kesempatan untuk memilih seorang mate atau pasangan abadi. Dirinya akan memilih, pria yang baik hati, menyanyanginya dan mencintainya dengan tulus, tidak memiliki rasa dendam padanya, dirinya ikhlas apa bila memiliki mate seorang werewolf biasa, tidak dari kalangan kerajaan. Yang terpenting untuk dirinya, seorang pria yang mencintainya dengan tulus. Karena cinta dapat membuat seseorang menjadi baik kepadanya.

Itu adalah pendapat dari Selly, tapi siapa kira tentang perasaan seseorang. Bisa saja bersikap keras kepada pasangan merupakan sebuah alibi untuk menutupi kebenaran yang mengganjal dihati. Tiap perasaan hanya diri sendiri dan sang pencipta yang dapat mengetahuinya, bahkan keahlian Jack membaca pikiran oranglain terkadang tidak berlaku untuk Selly.

🍁🍁🍁

See you guys...

A Werewolf's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang