Vote dulu sebelum membaca😍
Kebenciaan timbul karena perasaan marah, namun terkadang perasaan benci dapat dengan mudah sirna karena perasaan cinta. Itulah hati, sebesar apapun kebenciaanmu pada seseorang, perasaan cintamu tidak akan pernah pudar.
Setiap manusia memiliki masing-masing kelemahan, hal itu tidak termasuk membuat manusia terlihat lemah. Bahkan hal itu yang akan menguatkan seseorang jika sedang terpuruk.Selly memejamkan matanya sesaat, lalu kembali membuka matanya. Menatap pohon-pohon pinus yang terlihat segar didepannya, udara pagi hari membuatnya sangat terasa bugar. Usai bermandi-ria. Selly memutuskan untuk ke lantai atas, ia jarang kesini. Karena tempat ini adalah khusus keluarga kerajaan.
Meskipun Selly adalah anak dari beta Gers, hal itu tidak memungkiri bahwa ia bisa sering kesini. Terakhir kali ketika ia membersihkan kaca besar yang berada diatas, kaca itu berguna untuk menutupi atau pemalang apabila hujan atau badai terjadi.
"Selly!" teriakan itu membuatnya membalikan badan seketika.
"Astaga Sandra, apa yang kau lakukan? Aku hampir saja terkena serangan jantung." Selly menatap kesal pada Sandra, yang sedang berjalan seraya memberikannya senyuman.
"Omg! Berapa abad kita tidak bertemu, kawan?" Sandra merangkul Selly yang lebih pendek darinya.
"Omg? Darimana istilah itu kau dapatkan? Dan yang benar saja, kita tidak bertemu 2 bulan." Selly terlihat sedih saat mengucapkannya.
Melihat Sandra merentangkan kedua tangannya, membuat Selly memeluk Sandra. "Ouh..." ucap Sandra sembari mengelus punggung Selly.
10 menit berlalu, Sandra mengeluh pada Selly yang tidak mau melepaskan pelukannya. "Hei kawan, apakah kita akan terus seperti ini? Kita masih punya banyak waktu untuk bertemu nantinya. Kau tidak akan pergi lagi, bukan?"
"Hiks... hiks... Maafkan aku, Sandra. Maafkan aku yang meninggalkanmu." isak tangis Selly membuat Sandra merasa sedang menahan beban yang sangat berat.
"Jika boleh ku hitung, kau telah mengatakannya sebanyak 7 kali, Selly. Dan seperti yang kau tahu, aku tidak marah." Selly masih terus menangis. "Ayolah, kau membuatku tidak bisa bernapas." imbuh Sandra.
Dengan berat hati Selly melepaskan pelukan eratnya pada Sandra. "Maafkan aku... hiks..."
"Tidak bisakah kau berhenti menangis, kau mau King menghukumku karena membuat mata istrinya membengkak karena menangis, huh?" ucapan Sandra membuat Selly menggelangkan kepalanya seketika.
"Tidak, aku tidak akan menangis lagi." lalu mengusap kasar pada pipi mulusnya.
"Matamu terlihat sembab dan pipimu sangat merah. Ayo masuk, sepertinya akan terjadi badai. Bahkan serigalamu tidak mampu melawan angin yang sedang berhembus ini." Sandra membawa Selly ke perpustakaan dengan berteleportasi.
"Aku merindukan tempat ini, Sandra." ucapan Selly membuat Sandra tersenyum manis.
"Syukurlah, kupikir kau tidak lagi mengingat tempat bersejarah ini."
Selly menoleh pada Sandra yang berada disampingnya, wanita muda itu sedang memegang beberapa buku yang mereka lalui seraya berjalan santai. "Kau membuatku ingin kembali menangis."
Ucapan Selly membuat Sandra menatap Selly dengan marah, "Hei ! Hentikan hal konyolmu, apa kau tidak tahu kau membuatku takut. Apalagi setelah menikah dengan King, aku menjadi tidak bebas bersamamu."
"Kenapa?"
"Mungkin karena kau adalah istri dari King."
"Tetapi aku bukan Luna yang harus ditakuti, lagipula aku terlihat imut dan tidak menyeramkan. Jangan takut denganku, okay?" ucapan Selly seakan menggelitik perut Sandra.
"Hahaha. Tentu saja, dilihat dari segi manapun tidak ada raut menyeramkan dari wajahmu."
Selly tersenyum lebar. "Baguslah, kau tidak perlu takut lagi."
"Apakah Karin yang akan menjadi Luna?" pertanyaan Sandra membuat Selly seakan tersedak.
"Uhuk... uhuk..."
"Astaga, maafkan aku Selly. Apa yang terjadi?"
"Tidak apa-apa, Sandra. Uhuk.. aku.. aku hanya merasa kurang enak badan." jawaban Selly seakan menghantam keras punggung Sandra.
"Oh astaga! Ini karena aku membiarkanmu menikmati angin pagi yang sangat menusuk. Akan ku antarkan ke rumah sakit. Ayo..."
Selly menarik dengan cepat tangannya, ketika Sandra sedang mencoba berteleportasi. "Jangan, aku baik-baik saja." Sandra membelalakan matanya. "Eum.. sebaiknya kita duduk saja, aku ingin menceritakan sesuatu padamu." Selly menuntun Sandra agar duduk disofa empuk.
"Apa?"
"Saat itu, aku tidak mengetahui bahwa aku telah menikah dengan King. Yang aku ketahui adalah terbangun dengan cincin yang tersemat dijari manisku, seketika King mengetahui apa yang ku pertanyakan. Ia menjelaskan bahwa kami telah menikah, aku tinggal di apartemen yang sangat mewah. Ia membawaku kesana, seperti menculik. Nyonya Cleorin, Marlie, dan Jenifer tidak mampu berbuat macam-macam karena King yang membawaku pergi dari kediaman Jenifer." Sandra mengelus punggung Selly, hal itu seakan menyemangatinya.
"Dan apa kau tahu? Sebelum menikah dengan King. Karin datang ke apartemen King, mungkin King lupa untuk menghilangkan aromaku dari apartemen itu. Membuat Karin masuk kedalam kamar ketika King sedang keluar. Aku disiksa olehnya, tulangku seperti patah. Namun ada yang aneh ketika kesadaranku mulai menghitam, aku seperti melihat seseorang sedang menarik kepala Karin hingga putus dan suara teriakannya keras dari Karin membuat kesadaranku menghilang." penjelasan Selly seakan membuat jiwa ingin tahu Sandra semakin menjadi.
"Siapa seseorang yang kau lihat itu?
"Dia seperti King..."
"Benarkah?"
Selly menganggukkan kepalanya, pertanda yakin.
"Sepertinya kau sedang dalam bahaya, Selly."
🍁🍁🍁
Annyeong...
Selamat malam Indonesia🇮🇩
Saran plissss untuk chapter yang satu ini.
Agar aing tetap semangat lanjutinnya.
See you....
KAMU SEDANG MEMBACA
A Werewolf's [On Going]
Werewolf♡♡ Malam itu, saat beberapa werewolf yang baru saja dapat berganti shift menjadi serigala yang sesungguhnya dan dapat mengetahui mate atau kekasih hati yang telah menjadi takdir untuk bersama seumur hidup. Malam itu, semuanya tampa...