Secret

21.7K 1.1K 2
                                    

                    Vote dulu sebelum membaca😍

       Kicauan burung membangunkan Selly yang sedang terlelap, wanita tanpa busana itu merenggangkan kedua tangannya. "Eh." katanya.

Dia melihat ke sekelilingnya, diliriknya tubuhnya bahkan dirinya tidak mengenakan pakaian dalam dan yang paling menyedihkan. Jack meninggalkannya usai bergelut indah dengannya.

Selly melihat jam weker yang berada diatas nakas, waktu telah menunjukan pukul 00.06 a.m. Ia mengernyitkan alisnya, berjam-jam telah Selly lewati dengan tidur. Selly berpikir jika Jenifer akan memarahinya karena bermalas-malasan, bahkan dirinya melewatkan makan malamnya. Ia hanya menikmati makan siang, bahkan makan siangnya tidak bisa disebut nikmat karena kedatangan King. Membuat suasana yang dilaluinya kemarin terjadi dengan sangat mendebarkan.

Selly membangunkan tubuhnya, mengambil handuk kecil dan memasuki kamar mandi. Ia melihat pada area dadanya, terdapat beberapa tanda-tanda yang sudah sangat jelas dibuat oleh Jack.

Dia mendesah ketika air dingin mengalir dan menyentuh vaginanya, terasa perih dan lumayan sakit. Tidak seperti waktu pertama kali Jack merenggut keperawanannya, bahkan lututnya tidak dapat menopang tubuhnya. Tubuhnya terasa lemah untuk sekedar berdiri.

Bahkan seorang werewolf sepertinya yang nyatanya memiliki kekuatan lebih dari pada manusia biasa, juga dapat merasakan kesakitan yang luar biasa ketika vaginannya dipaksa untuk menampung alat kelamin werewolf pria seperti Jack.

"Selly, apa kau sudah bangun?" seru Jenifer dari luar pintu kamar Selly.

"Iy--iya Jen." balas Selly.

Setelah selesai melakukan acara mandinya. Selly keluar dan membuka pintu kamarnya, memperlihatkan Jenifer yang sedang tersenyum padanya. "Apa kau merasa lebih baik?" tanya Jenifer.

"Iya. Eum.. Maafkan aku tidak membantumu bersih-bersih kemarin, aku bahkan tertidur selama berjam-jam." kata Selly.

Jenifer mengelus rambut Selly, "Tidak masalah, Marlie membantuku kemarin. King tidak mengizinkan kami membangunkanmu sebelum pagi menjelang." tutur Jenifer lalu menampakkan raut takutnya.

"Maafkan dia, kumohon..." kata Selly.

"Hei.. Tidak perlu meminta maaf untuknya, kau adalah pasangan dari King wajar jika dia memperhatikanmu. Apalagi eum.. Kalian.. Ah! Sudahlah, itu adalah masalah pribadi. Hihi." tawanya diakhir kalimat.

Selly menunduk malu, "Ow.. Selly apa ini? Astaga.. Bahkan dia memberikan beberapa tanda di sekitaran lehermu." kata Jenifer.

"Eum.. Sepertinya aku harus berpakaian, Jen. Sampai jumpa dibawah. Dah." ujar Selly, lalu menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

"Oh, Selly! Ayolah, aku hanya bercanda. Kau tahu itu bukan! Hahah." teriak Jenifer.

Selly yang mendengar ucapan Jenifer hanya mampu tertawa kecil. Ia membuka lemari pakaian dan mencari pakaian yang cukup untuk menutup lehernya. Dirinya masih tersenyum sumringah, namun tiba-tiba senyumnya terhenti begitu saja. Selly harus menemui Marlie secepatnya, apa yang harus mereka lakukan setelah Jack telah mengetahui keberadaannya.

Dengan cepat Selly memakai pakaian yang telah ia pilih, t-shirt yang berlengan panjang serta rok selutut berwarna putih. Usai memakai pakaian ia berjalan keluar dan menuruni tangga rumah sambil menoleh kekiri dan kekanan.

"Hei, Jow." seru Selly ketika melihat Jonhatan.

Selly mendekati Jonhatan dan melihat dari ujung rambut sampai ke ujung kaki Jonhatan. "Kau mau kemana?"

"Ke rumah Jeje, ada apa?" jawab Jonhatan.

"Eum... Jeje-Jessica?" Selly kembali bertanya.

"Yeah, Jessica. Marlie menunggumu di kamar Mam." balas Jonhatan.

"Maaf, Jow." kata Selly lalu menunduk.

"Tidak perlu meminta maaf, Selly. I understand your position, pendek." Selly tersenyum mendengar Jonhatan kembali memanggilnya dengan sebutan 'pendek'.

"Aku bahagia mengenalmu Jow. Hati-hati, yah." ucap Selly sembari tersenyum manis.

"No, pendek. Jangan tersenyum seperti itu, jangan membuatku berubah pikiran." kata Jonhatan, wajah Selly berubah menjadi sangat datar. Melihat Selly yang berubah canggung Jonhatan tertawa renyah, "Ayolah... Aku hanya bercanda, Selly."

"Aku eum... Harus pergi." ucap Selly dan berlari dengan kekuatan werewolf-nya menuju ke kamar Jenifer.

"Oh, hi Selly! Duduklah."

Selly tersenyum tipis mendengar ajakkan Marlie. Ia pun berjalan masuk ke kamar Jenifer, menutup pintu dan duduk disamping Marlie. "I'm sorry, Marlie. Aku tidur terlalu lama."

"Iya, jangan khawatir Selly." balas Marlie.

"Apa yang akan kita lakukan, Marlie?" tanya Selly dengan raut khawatir.

"Aku juga belum tahu, Selly. Ini adalah diluar dari rencana kita, bahkan Cleorin belum menghubungiku." kata Marlie sambil menatap Selly dan Jenifer secara bergantian.

"Bagaimana jika bersandiwara?" tutur Jenifer.

"Bersandiwara?" ucap Selly.

"Iya, seperti bermain film. Sandiwara."

Marlie menatap lama keluar jendela yang terbuka menampakkan sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kamar Jenifer, lalu kembali melihat pada Jenifer dan Selly secara bergantian. Tiba-tiba senyum Marlie mengembang, ia terlihat sedang tersenyum sumringah. Entah apa yang membuatnya tersenyum seperti itu, tapi dari mimik wajah ia seperti sedang merancang suatu rencana yang mungkin saja berhasil atau mungkin sebaliknya.

Dan siang itu mereka habiskan untuk membahas sesuatu, bahkan Selly sendiri terlupa akan jam kuliah pagi yang telah dilewatkannya.

                                            🍁🍁🍁

See you guys !!!

A Werewolf's [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang