Ny

6K 822 43
                                    

"Kalo yang gingsul pasti belum ada yang punya dong, Cas." antusias Dahyun dengan pilihan terakhir, karena dari tadi Lucas terus menolak mengenalkan Dahyun kepada sepupu sepupunya yang dimaksud.

Ternyata tidak hanya Ashilya, Dahyun pun tertarik dengan para sepupu ganteng Lucas. Ya gimana ga kesengsem, emang kenyataannya ganteng. Pake banget malah.

"Heh? Renjun masih kecil wah. Ga boleh buat lu."

"Ya elah, Cas. Kalo semua ga boleh terus gw sama siapa?"

"Sama Mark aja." enteng Lucas.

"Sembarangan. Ngarang aja lu."

"Ya gpp dong. Kalian kan udah sering bareng."

"Ga bisa Cas. Mark itu cocoknya buat dijadiin temen, bukan gebetan, apalagi pacar."

"Emang lu mau temenan aja sama Mark."

"Iya dong. Gaptek gaptek gitu, dia temen terbaik buat gw dan Ashilya." kata Dahyun sambil melihat Mark yang menemani Ashilya memilih pacarnya -Merchandise Jungkook-.

Mereka berempat lagi di mall. Karena sekolah dipulangkan lebih awal, mereka memutuskan untuk jalan jalan dulu sebelum pulang.

"Halah Day. Lu ga inget fakta pertemanan antara cewe cowo itu ga bakal bisa murni tanpa perasaan. Pasti salah satunya punya perasaan lebih, atau bahkan keduanya."

"Engga, Cas. Lu bisa jamin itu. Karena baik gw maupun Mark memiliki pemikiran 'kalo suka ya pacarin, jangan temenin'."

"Terus Ashilya?"

"Lu ga usah khawatir. Baik Ashilya maupun Mark, mereka sama sama beragapan bahwa mereka adalah saudara. Lu pernah denger mereka bilang 'saudara semarga'?"

"Pernah."

"Nah, itu yang dianut keduanya, meski mereka bukan saudara yang sesungguhnya. Jadi lu ga usah khawatir."

"Kenapa gw musti khawatir?" bingung Lucas , karena dari tadi Dahyun selalu menekan kalimat jangan khawatir terus untuk Ashilya.

"Lu kan suka sama Ashilya."

.
.
.

"Lain kali jangan begitu lagi. Tante tau maksud kamu baik. Tapi kalo gini caranya yang ada uang kamu bakalan habis sama Ashilya. Dia ngga tanggung tanggung kalo soal pacarnya -Jungkook oppa- itu."

"Hehehe... Iya tante. Maaf-"

"Hey. Kenapa minta maaf. Seharusnya tante yang minta maaf sama kamu. Anak tante sudah ngabisin uang kamu."

Lucas abis traktir Ashilya merchandise Jungkook nih ceritanya.

"Gpp tante. Asal Ashilya seneng, Lucas ga masalah."

"Haduh... Ashilya harusnya tau ini Cas. Biar dia ga bucin sama pacar halunya itu."

"Hehehe... Ashilya kan fangirl tan. Jadi mana bisa dia ngga ngebucinin pacarnya itu."

"Huft... Susah seneng deh punya anak fangirl. Susahnya kalo dia udah ngebucinin oppa nya itu suka ga tanggung tanggung, suka lupa kenyataan karena kehaluan yang tingkat dewa. Tapi senengnya, tante jadi ga perlu khawatir tentang pergaulan bebas dengan lawan jenis diluar sana. Tante jamin dia ga bakal macem macem."

"Iyalah.  Gimana mau macem macem kalo seleranya setara oppa kuriya."  jawab bunda Ashilya sendiri.

"Oh iya, gimana kukis nya kemaren? Adik kamu suka?" tanya bunda Ashilya mengganti topik.

Kemarin waktu Ashilya diundang pesta penyambutan adik Lucas, bunda Ashilya sempat membuat kukis untuk adik Lucas. Sebagai hadiah katanya.

"Suka banget tante. Tapi aku ga tau rasanya. Soalnya semua kukisnya udah masuk kamar dia. Ga boleh diusik." aduh Lucas.

"Kalo kamu mau, tante masih ada. Nanti bawa pulang aja."

"Ah... Ngga usah repot repot tante."

"Huu... Sok iye lu Cas. Padahal kemaren ngeVC gw cuman curhat gara gara ga dikasih icip kukisnya sama Chenle." ejek Ashilya yang baru turun dari kamarnya.

"Yee.. Ko lu buka kartu sih Ly." kesal Lucas yang membuat bunda Ashilya tersenyum mengetahui kenyataan itu.

"Ya udah, nanti tante siapin. Kebetulan kukisnya masih banyak."

"Hehehe... Makasih tante."

"Iya. Ya udah, ayo makan. Keburu dingin makan malamnya." ajak bunda Ashilya, menggiring Lucas dan Ashilya ke meja makan.

Jadi ceritanya, sepulang dari jalan ke mall berempat tadi. Lucas kembali mengantar Ashilya seperti biasanya. Kebetulan bunda Ashilya lagi masak banyak jadi diajaknya Lucas untuk makan malam bareng.

.
.
.

"Loh?!"  kaget Ashilya saat yang ditemui adalah Doyoung dengan motornya, bukan dengan mobil seperti biasanya.

"Kenapa? Lu ga mau gw anterin pake motor?" sinis Doyoung melihat reaksi Ashilya.

"Engga. Gpp ko naik motor."

"Ya jelas gpp lah. Lu kan biasanya dianter pulang Lyly pake motor." cibir Doyoung.

"Lucas, Doyi. Namanya Lucas bukan Lyly."

"Ya terserah gw dong."

"Yee nih orang. Dikasih tau malah ngelunjak. Lagian aku tuh mau diajak naik mobil atau motor ga masalah, sama aja. Asal sampe dengan selamat."

"Ya bagus deh kalo gitu."

"Cepet naik." perintah Doyoung galak.

"Bisa ngga lu? Pendek gitu."

'Si*alan' umpat Ashilya dalam hati. Iya, dalam hati aja. Kalo langsung ngomong ke orangnya bisa bisa ditinggal nanti Ashilya.

"Pegangan." kata Doyoung setelah Ashilya berhasil naik.

"Udah." balas Ashilya sambil memegang pundak Doyoung, membuat Doyoung mendengus sebal.

'Padahal kalo sama si Lyly dia suka meluk. Giliran gw cuman dipegang pundaknya.' cibir Doyoung dalam hati.

TETANGGA MASA DOYOUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang