Bruk
"Kamu gpp?" tanya papa Doyoung khawatir saat melihat sang anak kembali dengan keadaan linglung bahkan baru saja menabrak lemari yang menjadi pembatas ruang tamu dan ruang keluarga rumahnya.
"Doyoung?" panggil ayah Ashilya yang juga ada disana ikut khawatir.
"Kamu kenapa, Doy?" tanya papa Doyoung yang kali ini menghampiri sang anak.
"Doy--"
"Papa..." kata Doyoung sambil memeluk tubuh papanya.
"Doyoung?" kaget sang papa.
"Kamu gpp, nak?"
Tidak menjawab, Doyoung malah semakin mengeratkan pelukannya pada sang papa.
Seakan mengerti, papa Doyoung tidak lagi bertanya dan kini malah menepuk dan mengusap punggung sang anak memberikan ketenangan.
"Pa--" panggilan sang mama terhenti saat melihat anak bungsunya berada dipelukan sang suami.
"Ada apa?" tanyanya tanpa suara.
"Gpp..." jawab papa Doyoung tanpa suara pula.
"Aku sayang ka Myung, pa."
"Hah?" bingung papa Doyoung mendengar penuturan sang anak.
"Doyoung sayang sama kakak."
"Ah... Iya. Gongmyung juga sayang---"
"Doyoung ke kamar ya. Kepala Doyoung sakit." pamit Doyoung berlalu menuju kamarnya di lantai dua membuat mereka -papa dan mama Doyoung, ayah dan bunda Ashilya- menatapnya khawatir.
Mama Doyoung sudah akan menyusul sang anak sebelum kehadiran Gongmyung yang membawa sosok perempuan yang tidak mereka duga menghentikan niatan itu.
"Siang om, tante, ndan--maksud---"
"Myung?!?" kaget ayah Ashilya.
Semua juga sih. Papa mama Gongmyung kaget melihat siapa yang dibawa sang anak. Tidak menyangka perkataan Gongmyung tempo hari yang mengatakan bahwa mereka akan syok saat tau siapa perempuan yang dimaksud Gongmyung benar adanya. Apalagi ayah Ashilya.
.
.
.
.
Di dalam kamarnya, Doyoung sudah seperti manusia yang kehilangan minat hidup. Perempuan yang di idamkannya untuk menjadi teman hidup akan menjadi milik orang lain. Parahnya orang orang itu adalah kakaknya sendiri.
Clek...
Suara gagang pintu kamar Doyoung yang diputar guna membukanya terdengar. Namun pintu tak ikut terbuka karena Doyoung sudah lebih dulu menguncinya.
"DOYI buka pintunya?!"
Suara itu. Suara perempuan yang tidak ingin Doyoung dengar ataupun temui orangnya untuk saat ini. Doyoung belum siap. Hatinya masih berantakan.
Dor...Dor...Dor....
Gedoran pintu terdengar semakin bar bar. Namun niatan Doyoung untuk membukakannya tak ada sama sekali.
Biarkan saja. Dia belum siap ketemu calon kakak ipar---
Kenapa sakit banget ya?!
"Harusnya waktu gw bilang gw mau lu. Lu ngerti! Gw mau lu! Beneran mau lu buat jadi milik gw!"
"Ayah larang gw macarin makanya gw berniat buat nikahin! Tapi lu-- lu sama orang lain dan itu---Akh..." Doyoung meredam teriakannya agar tak didengar siapapun. Apalagi perempuan di balik pintu yang telah menghancurkan hatinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA MASA DOYOUNG?
FanfictionSi galak atau Si bobrok yang bakal jatuh lebih dulu? Tentang galaknya Doyoung menghadapi bobroknya Ashilya