Ren

4K 637 71
                                    

"Makasih ya ka. Ka Myung terbaik." puji Ashilya mengacungkan jempolnya pada Gongmyung dan melirik sinis Doyoung dan Haechan yang sedang berbincang.

"Udah, Shil." ingat Gongmyung yang melihat Ashilya masih marah.

Jadi ceritanya Ashilya marah karena Doyoung lebih memilih menemani Haechan membeli corndog, ketimbang menemaninya membeli es krim. Iya Ashilya cemburu sama Haechan.

Mereka -Ashilya, Doyoung, Haechan, dan Gongmyung- saat ini sedang berada ditaman bermain untuk menghabiskan Minggu terakhir Haechan tinggal di rumah Ashilya.

"Mau kemana lagi?" tanya Gongmyung setelah makanan dan minuman ditangan mereka tandas.

"Aku mau naik bianglala."
"Naik kora kora dong ka." kata Ashilya dan Haechan berbarengan.

"Yaudah, yuk. Kora kora sebelah sana kan?" kata Doyoung berlalu kearah permainan kora kora dengan diikuti Haechan dibelakangnya yang kesenangan karena permintaannya lagi lagi dikabulin.

"Aish..." sebal Ashilya sambil menghentakan kakinya.

"Kamu mau gimana? Ngikutin mereka atau kita naik bianglala aja." tanya Gongmyung sabar.

Sabar Gongmyung mah menghadapi kesalnya Ashilya sedari tadi. Mulai dari awal keinginan Haechan dan Ashilya tidak pernah sama, dan Doyoung terus menuruti keinginan Haechan tanpa sekalipun menolak. Ashilya kesal, bahkan sangat kesal pada sepupunya itu. Ashilya merasa Haechan sudah merebut Doyoungnya.

Sekalipun galak, Doyoung tidak pernah mengabaikan Ashilya. Bahkan Doyoung terkesan sering ikut campur dalam segala urusan Ashilya. Kini saat Doyoung mengabaikannya Ashilya merasa tidak senang.

"Aku didepan."
"Aku depan." seru Ashilya dan Haechan berbarengan memperebutkan kursi samping kemudi saat akan masuk mobil untuk pulang.

"Belakang aja, Chan." kata Doyoung membuat Ashilya kesenangan karena akhirnya dituruti.

Akhirnya bisa deket deket Doyi. Hehehe...

"Nih, ka. Lu yang nyetir." Doyoung menyerahkan kunci mobil pada Gongmyung membuat Ashilya yang tadinya sumringah menjadi muram.

.
.
.

"Papa?" panggil Ashilya pada papa Haechan.

"Apa?"

"Pa?"

Ashilya mengambil tempat disebelah papa Haechan yang memang sedang sendiri setelah menerima panggilan dari rekan kerjanya.

"Ada apa?"

"Pa?"

"Kenapa sih kamu, Shil?"

"Aku mau nanya tapi jangan marah."

"Jangan ember juga." tambah Ashilya memberi peringatan yang menurut papa Haechan menggelikan.

Ashilya tuh deket banget sama papa Haechan. Ashilya lebih nyaman ngobrol sama papa Haechan ketimbang sang ayah. Soalnya galak galak papa Haechan, lebih galak ayahnya.

Bukan galak yang gimana gimana. Ayah Ashilya itu posesif, pake banget. Ya meski papa Haechan juga sama tapi tetep aja lebih baik papa Haechan.

TETANGGA MASA DOYOUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang