"Hae---" Ashilya langsung mengatupkan mulutnya kala melihat cogan nyanyi sambil gitaran.
"Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus beginiMasih adakah celah dihatimu
Yang masih bisa ku tuk singgahi
Cobalah aku kapan engkau mau
Taukah lagu yang kau suka
Taukah bintang yang kau sapa
Taukah rumah yang kau tuju
Itu aku--- eh ka Ashilya." kaget Jeno melihat Ashilya diambang pintu."Hehehe... Lanjutin aja." cengir Ashilya salting. Buru-buru Ashilya menutup kembali pintu kamar Haechan dan berlari ke kamarnya sendiri.
Bruk
Ashilya membanting diri di ranjangnya.
"Huehhh.... Baper sama anak kecil dosa engga sih?" rengek Ashilya yang ambyar abis dengerin Jeno nyanyi. Padahal lagunya bukan buat dia. Emang dasar Ashilya sobat Ambyar.
"Lagian Haechan kemana sih?! Bisa bisanya dia ninggalin temennya disini. Mana ganteng lagi. Kan bahaya buat Ashilya yang gampang baper ini."
"Haduh... Mau keluar tapi ga siap ketemu Jeno." rutuk Ashilya.
Drrtt drrtt drrtt
"Doyiiiii... Ambyar aku tuh." lapor Ashilya setelah mengangkat telpon yang ternyata dari Doyoung.
'Hah?'
"Temen Haechan nyanyi dan aku ambyar"
'dia nyanyi buat lu?'
"Engga sih. Aku cuman ga sengaja denger dan liat dia nyanyi sambil gitaran."
'Lemah'
"Ih... Engga lemah. Cewek emang gitu kalo denger cowok nyanyi."
'lagu apa?"
"Hah?"
'Temen Haechan tadi nyanyi lagu apa?'
"Lagunya So7."
'judulnya?'
"Itu aku."
'aku cinta kepadamu ♪
dan aku rindu di hatimu ♪'"Do--"
'inginku akhiri yang tlah terjadi ♪
lamunan membawamu kembali ♪'"Doyi..."
'Keliru. Ju--'
"Udah tau!!"
Tut tut tut
Sambungan telpon diputus sepihak oleh Ashilya karena kesal. Ashilya merasa dimainkan oleh Doyoung. Padahal mah Ashilya aja yang engga tau.
"Udah nyanyi bilang cinta bilang rindu eh dikata keliru!!"
"Dasar PHP!!!" maki Ashilya.
.
.
."Malem kakak Ashilya yang cantik."
"Hm...."
"Dih... Kok gitu sih balesnya."
"Malem adek Haechan yang ganteng..."
"Nah gi--"
"Tapi engga banget. Soalnya kalo ganteng banget itu Sehun oppa."
"Huft... Sabar." Elus Haechan pada dadanya sendiri.
"Malem...." sapa Gongmyung yang baru dateng.
"Ka Myuuunnnngggggg...." antusias Ashilya dan Haechan melihat Gongmyung yang membawa pizza.
"Hei!?" tepuk Gongmyung pada tangan Ashilya dan Haechan yang akan mencomot pizza.
"Cuci tangan dulu sana."
Meski sempat mendengus sebal namun keduanya menuruti perintah Gongmyung agar cepat bisa menyantap pizzanya.
"Pelan pelan. Ada tiga loyang itu." ingat Gongmyung agar Ashilya dan Haechan tidak saling berebut.
"Wah... Berarti masing masing seloyang dong!" bahagia Haechan.
"Ya engga gitu juga Haechan." sabar Gongmyung.
"Dasar serakah. Diet Chan. Inget itu perut--"
"Shut..." bungkam Haechan pada bibir Ashilya yang nyinyir itu.
"Seharusnya yang ngomong gitu aku. Ka Ashilya engga takut apa makan lebih dari jam 9."
"Kenapa takut? Kan kita makannya bertiga."
"Bukan itu maksudnya. Ka Ashilya engga takut gendut emang kalo makan malem malem gini?"
"Ya takut lah Chan. Bohong banget itu kalo aku bilang engga takut gendut."
"Tapi rasa inginku lebih besar dari rasa takutku. Jadi gpp lah makan. Sesekali." lanjut Ashilya.
"Sesekali. Sekarang sekali besok sekali. Besoknya lagi sekali. Ya setiap hari dong."
"Ya udah gpp."
"Dih enteng banget."
"Kalo berat itu timbangan aku Chan."
Ashilya itu tipe cewek yang ngga perlu dihina. Dia udah merendahkan diri sendiri. Sadar diri maksudnya."Udah jangan ribut depan makanan." lerai Gongmyung.
"Sisain setengah loyang buat Doyoung." lanjut Ashilya.
"Emang ka Doy udah pulang?" tanya Haechan sedikit tidak rela karena jatahnya tak jadi seloyang.
"Tadi sore dia balik."
"Ngapain balik sih." sinis Ashilya.
"Napa Shil?" tanya Gongmyung yang mendengar gumanan Ashilya.
"Gpp."
"Diapain sama Doyoung?"
"Doyi kakk...." rengek Ashilya. Kesal ingat telponnya dan Doyoung tadi siang.
"Kenapa?"
"Masa tadi bilang ci-- Ah engga. Gpp." putus Ashilya untuk tidak menceritakan masalah tadi siang.
"Beneran?"
"Iya. Hehehe..."
"Btw Doyoung pulang lebih awal loh dari jadwal seharusnya. Doyoung pulang duluan dibanding temen temennya yang lain."
"Kenapa?" penasaran Ashilya.
"Katanya lagi kangen seseorang."
"Si--siapa?" gugup Ashilya. Jujur aja nih Ashilya udah ge-er duluan. Yakin kalo Doyoung kangen dirinya.
Bukan tanpa alasan Ashilya mikir gitu. Selama liburan, Doyoung sering banget nelpon Ashilya, begitupun sebaliknya. Obrolannya ngga ada topik banget. Alias basa basi. Tapi tetep aja ada yang dibahas. Doyoung juga kirim chat setiap pagi buat semangatin Ashilya yang lagi ujian kenaikan kelas.
Ashilya kan jadi---
"Ya pacarnya lah." celetuk Haechan asal.
--DOWN seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA MASA DOYOUNG?
FanfictionSi galak atau Si bobrok yang bakal jatuh lebih dulu? Tentang galaknya Doyoung menghadapi bobroknya Ashilya