Ka

5.3K 710 20
                                    

"Siapa?" bingung Haechan waktu bukain pintu.

"Ini benerkan rumahnya Ashilya?" Lucas ikut bingung ketika yang ditemui malah orang lain dirumah Ashilya.

"Iya bener. Temennya ka Ashilya ya?"

"Iya. Gw Lucas." perkenal Lucas.

"Oh... Ini yang namanya Lucas." guman Haechan pelan.

"Ya?"

"Hehehe.. Engga. Haechan, Sepupunya ka Ashilya."

"Masuk ka. Tunggu didalem. Ka Ashilya nya belum pulang." persilahkan Haechan.

"Loh? Tadi dia balik duluan." bingung Lucas, karena memang tadi Ashilya balik duluan. Buru buru bahkan, sampai jaketnya ketinggalan. Nih Lucas mau nganterin.

"Masa? Tapi dari tadi gw ngga liat ka Ashilya pulang."

.
.
.

"Bagus--"

"Astaga Haechan?! Ngaggetin tau ga!" kesal Ashilya karena sambutan dari Haechan yang sudah bersidekap diruang tamu waktu Ashilya masuk.

"Jam segini baru pulang. Kemana aja sama ka Doyoung?" tanya Haechan setelah tadi melihat Ashilya keluar dari mobil Doyoung.

"Ih... Apaan sih?!" kesal Ashilya berasa diintrogasi.

"Ka Ashilya tuh bikin khawatir tau ngga. Kemana mana itu bilang. Dihubungi ngga bisa."

"Aku udah izin ko sama bunda." elak Ashilya.

"Masa?"

"Coba aja tanya bunda."

"Terus kenapa Hp ka Ashilya ga bisa dihubungi?"

"Hp aku tadi mati. Doyi udah izinin aku ke bunda ko."

"Lain kali kasih tau juga orang yang ada di rumah biar ga khawatir."

"Iya maaf." sesal Ashilya.

Seharusnya dia tadi juga harus menghubungi Haechan, sebab Haechan lah orang yang ada di rumah selama beberapa minggu kedepan.

"Ya udah cepet sana mandi. Aku mau telpon ka Lucas dulu. Kaka nanti juga harus telpon ka Lucas."

"Hah?"

.
.
.

Suasana makan siang dibangku Ashilya, Dahyun, Mark dan Lucas kali ini hening. Tidak hening juga sih sebenarnya. Ashilya sedari tadi mencoba mengajak Lucas bicara namun tak ditanggapi.

Kemarin Ashilya lupa untuk mengabari Lucas sesuai perintah Haechan. Setelah mandi Ashilya ketiduran. Ponselnya memang sudah menyala, namun orangnya yang tertidur tidak mampu mendengar dering ponselnya.

Berulang kali Lucas menghubungi Ashilya kemarin. Meski sudah mendengar kabar dari Haechan bahwa Ashilya telah kembali. Namun dia tetap merasa tidak nyaman sebelum mendengar suara Ashilya sendiri.

"Lucas?" panggil Ashilya untuk kesekian kalinya namun tak ditanggapi.

"Ih... Lucas mah!" pukul Ashilya pelan pada lengan Lucas.

"Gw balik dulu." pamit Lucas beranjak dari tempatnya saat makanannya sudah tandas.

"Lucas?" panggil Ashilya mencoba mengikuti Lucas namun ditahan oleh Mark.

"Makan dulu." perintah Mark.

"Lucas dulu." tolak Ashilya.

"Makan dulu Shil. Lu tadikan ngga sarapan, masa lu mau skip makan siang juga." tutur Dahyun.

"Tapi Lucas-"

"Nanti pulang sekolah ngomong lagi." potong Mark.

Ashilya menurut, walau selama jam pelajaran sampai pulang hanya Lucas dipikirannya.

.
.
.

"Gimana dong, Chan?" bingung Ashilya.

"Udah tenang aja. Besok pasti bakal baikan lagi."

"Gimana kalo engga? Aku takut, Chan."

"Takut apa nih?"

"Ya takut kalo Lucas kek gitu terus, Chan."

"Kek gitu gimana?"

"Ya mengabaikan gw lah. Ngga enak banget digituin."

Ashilya curhat sama Haechan gimana Lucas mengabaikannya disekolah tadi. Bahkan saat pulang, Lucas sudah menghilang dari kelasnya. Padahal Ashilya mau minta maaf. Ngga enak banget rasanya Ashilya diabaikan Lucas.

"Takut banget ya?" tanya Haechan yang langsung diangguki Ashilya.

Sedikit heran. Namun akhirnya Haechan memutuskan untuk bertanya.

"Ka Ashilya sama ka Lucas itu apa sih?"

"Hah?"

"Ka Ashilya sama ka Lucas itu apa? Kalian pacaran?"

"Heh? Ya engga lah. Kita itu teman. Ngga ada pacar pacaran gitu. Sembarangan."

"Bukan sembarang kali ka."

Emang bukan asal nanya Haechan tuh. Dari gelagat keduanya yang saling khawatir itu ngga bisa dikategorikan sebagai perhatian teman-- ah atau mungkin bisa. Tapi Haechan bukan golongan yang beranggapan seperti itu.

"Ngawur kamu."

"Coba deh ka Ashilya pikirin. Ngapain coba ja Lucas marah--"

"Nah... Itu tuh. Ngapain coba dia kaya gitu?"

"Ya khawatir lah ka. Khawatir banget malah. Ka Ashilya sih ngga liat gimana khawatirnya ka Lucas kemaren."

Ye... Si Haechan. Sendirinya yang nanya. Sendirinya juga yang jawab sendiri.

"Kemaren udah hampir satu sekolah ditelponin ka Lucas cuma nanyain ka Ashilya." aduh Haechan.

"Lebay."

"Iya sih. Tapi emang bener. Bahkan kemaren ka Lucas sampai balik kesekolah buat ngecek, dan coba nanya satpam."

"Sampai segitunya ya?"

"Iyalah. Coba aja tanyain sendiri kalo ga percaya."

"Pengennya. Tapi dari tadi dia ngga mau ngangkat telponku. Chatku aja ga dibaca apalagi dibales. Marah banget pasti." sedih Ashilya.

"Terus nih ya. Ngapain coba ka Ashilya ngerasa ngga nyaman, takut banget diabaikan ka Lucas?"

"Ya ngga enak, Chan. Kita itu biasanya deket banget. Ibarat nih ya, dulu sedekat nadi sekarang sejauh matahari."

"Lebay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lebay."

"Ih... Engga lebay."

"Terus apa?"

"Khawatir."

"Kalian itu apa?"

"Kita itu teman."

"Masa?"

'Teman tapi chatnya sayang sayangan' batin Haechan.

"Astaga Chan serius!"

"Teman tapi khawatir." ejek Haechan.

TETANGGA MASA DOYOUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang