Lee

5.8K 810 42
                                    

Ingin rasanya Ashilya pulang. Mengubur diri dikamarnya yang nyaman. Ashilya merasa menjadi kambing congek diantara sepasang kekasih. Berlebihan sih memang. Tapi jika diperhatikan memang bisa disebut begitu.

Ide dari Doyoung yang menyuruhnya untuk memberikan tiketnya kembali pada Jaehyun adalah salah besar. Salah besar bagi Ashilya. Tapi sepertinya tidak bagi kedua lelaki disampingnya ini.

Doyoung dan Jaehyun terlihat akrab hingga melupakan pertandingan bahkan Ashilya ngga dianggep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung dan Jaehyun terlihat akrab hingga melupakan pertandingan bahkan Ashilya ngga dianggep.

"Doy?!"

"Astaga??" kaget Doyoung karena ulah temannya yang tiba-tiba muncul itu.

"Ngapain lu disini?" sinis Doyoung karena kesal.

"Jualan nasi goreng. Ya nonton basket lah bro." jawab Ten.

"Ka Ten sendirian?" antusias Ashilya seperti mendapat angin segar melihat kehadiran Ten.

"Wez... Ada Ashilya juga. Nonton berdua nih ceritanya?" goda Ten.

"Engga. Kita bertiga. Nih kenalin, Jaehyun. Jaehyun dia Ten." perkenal Doyoung.

"Jung Jaehyun. Panggil aja Jaehyun ka."

"Chit-"

"Ten. Panggil aja dia Ten. Belibet namanya." potong Doyoung cepat membuat Ten kesal.

"Sama sapa lu kemari?" tanya Doyoung.

"Sama-"

"Ka duduk sebelah aku ya. Aku kesepian dikacangi dua makhluk ini." tunjuk Ashilya pada Doyoung dan Jaehyun.

"Sori Shil-"

"Ih... Ngga mau. Ga terima permintaan maaf. Ga terima penolakan. Udah duduk sini." tarik Ashilya pada Ten untuk duduk disampingnya.

Jadi posisinya sekarang, Ashilya berada diantara Doyoung dan Ten. Sedangkan Jaehyun masih tetap dibangkunya, disamping Doyoung.

"Udah kali tangannya." sindir Doyoung pada Ashilya yang tangannya masih merangkul lengan Ten.

"Bodo. Biar ka Ten ga kabur."

"Astaga Shil. Gw ga bakal kabur. Gw cuman ga mau lu makin ga nyaman aja kalo gw masih disini." kata Ten sambil mengkode Doyoung, entah apa maksudnya Doyoung pun tak mengerti.

"Justru aku bakal gak nyaman kalo ditinggal sama dua maklum ini ka. Udah ka Ten disini aja." tolak Ashilya.

"Shil-"

"Ten?" panggil lelaki yang baru datang.

"Yuta? Ngapain lu disini?" kaget Doyoung yang mengetahui keberadaan Yuta.

"Gw kesini bareng Ten. Eh tiba-tiba dia ngilang waktu gw tinggal ke toilet, taunya nyamperin kalian ternyata." jawab Yuta sambil melirik Ashilya.

.
.
.

"Mampir makan dulu ya?"

"Langsung pulang aja." datar Ashilya atas pertanyaan Doyoung.

"Tapi gw laper."

"Ya kan bisa makan dirumah."

"Ga keburu, Shil. Ini udah laper banget."

"Doyi mah gitu." kesal Ashilya yang tidak bisa menolak keinginan Doyoung.

"Loh? Ko ke mall sih?" bingung Ashilya saat mobil Doyoung justru berbelok ke mall, dan sekarang sedang di basement mencari tempat parkir.

"Iya. Kita makan disini sekalian jalan jalan."

"Tadikan bilangnya cuman mau makan."

"Ya tapi gw juga pengen jalan jalan juga."

"Dah... yuk turun." kata Doyoung berlalu keluar dari mobil.

"Shil?" panggil Doyoung yang sudah turun, namun tak di ikuti oleh Ashilya.

"Shil?" panggil Doyoung setelah membuka pintu mobil untuk Ashilya.

"Ko nangis?" kaget Doyoung.

"Hiks.. Ma-u pulang. Hiks.." jawab Ashilya sesegukan.

"Shil?"

"Doyi? Hiks..." melas Ashilya.

"Masih sakit?" tanya Doyoung sambil mengusap rambut Ashilya.

Ashilya tidak menjawab, namun Doyoung cukup tau. Doyoung menarik Ashilya kedalaman pelukannya, dengan posisi dirinya masih berdiri disamping mobil dan Ashilya yang masih duduk dibangku samping kemudi.

"Maaf..." lirih Doyoung.

"Maaf..." lagi Doyoung meminta maaf.

"Bu-kan sal-lah ka- hiks Doy." jawab Ashilya sesegukan.

"Udah jangan nangis."

"Kita ke taman. Mau ngga?" tawar Doyoung yang langsung diangguki.

.
.
.

"Tadi di ajak nyamperin ga mau. Sekarang kepikiran?" ejek Chenle pada kakaknya.

"Kepikiran apaan?"

"Halah... Pura pura lagi. Ya kepikiran ka Ashilya lah."

"Engga ya." elak Lucas.

Sebenarnya tadi Lucas juga menonton pertandingan basket yang sama dengan Ashilya. Lucas juga berada di tribun yang sama, karena itu Chenle tau ada Ashilya disana.

Chenle mengajak Lucas untuk menyapa Ashilya. Bahkan Chenle berencana ingin duduk disamping Ashilya untuk menemani gadis yang terlihat bosan saat itu, tapi Lucas terus menolak. Sampai akhirnya Lucas menerima ajakan Chenle untuk menyapa Ashilya, tapi ada Ten yang lebih dahulu menghampiri Ashilya. Hingga akhirnya diikuti seorang lelaki yang pernah Lucas lihat, yang dapat mengubah mood Ashilya dalam sekejab waktu itu. Membuat Lucas kembali pada keputusan semula untuk tidak menyapa Ashilya.

"Halah... Ga usah bohong deh."

"Lu anak kecil ngerti apa sih." kesal Lucas mencubit pipi Chenle.

"Aw... Aku bilangin ka Ashilya deh nanti."

"Heh? Sembarangan. Mau ngomong apa lu."

"Bilang kalo kaka cemburu."

"Engga ya."

"Ga konsisten."

"Hah?"

"Engga ya" kata Chenle meniru ucapan Lucas tadi.

"Engga apa iya?" tanya Chenle mengejek.

"Gw ga cemburu." tegas Lucas.

"Iyalah. Ngapain cemburu..."

"Tuh tau."

"Ngapain cemburu kalo nyatanya ka Lucas bukan siapa siapa ka Ashilya." sambung Chenle dengan nada penuh ejekan.

TETANGGA MASA DOYOUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang