Yang

2.6K 531 158
                                    

"Nyampe pelaminan ya." pesan Ten pada Doyoung sebelum menutup pintu.

"DOYI?!?" kaget Ashilya.

"Ka Doyoung maksudnya." koreksi Ashilya.

"Emb... aku-- tadi ka Ten-- aku pikir ka Ten yang bakal anter aku."

"Ya udah. Emb.... ini kuncinya." gugup Ashilya menyodorkan kuncinya pada Doyoung.

"Aku--"

Klik

Ashilya sedikit terlonjak saat Doyoung tiba tiba mengunci mobil saat dia akan turun.

"Pake sabuknya."

"Hah?" bingung Ashilya yang masih terkejut.

"Sabuknya di pake."

"Aku---" kalimat Ashilya terhenti saat Doyoung tiba tiba mendekat ke arahnya.

Klik

"Seatbelt bukan ikat pinggang." bisik Doyoung dengan senyum mengejek.

Ashilya yang tadinya gugup menjadi kesal seketika.

"Ya mana tau! Kan yang lagi viral itu!" sewot Ashilya.

"Lu mau?"

"Mau apa?"

"Yang tadi?"

"Ya--yang mana?"

"Ck... dah lah lupain."

"Ko gitu?!"

"Masih kecil. Tunggu tahun depan gw jelasin dan lu harus mau." kata Doyoung yang terdengar seperti perintah namun berhadil membuat Ashilya gugup sekaligus kesal.

"Dih ga jelas banget." gerutu Ashilya dengan muka masam.

"Hahaha... jangan jelek gitu dong mukanya. Kan gw jadi enek liatnya." kata doyoung sambil mengusak rambut Ashilya.

Ashilya tuh mau baper karena rambutnya dielus setelah sekian lama. Tapi kata katanya itu loh gemesin banget. Jadi pengen elus balik rambut Doyoung sambil banyak ditarik. Iya dijambak maksudnya.

Nyebelin banget dikata jelek sampe bikin enek. Untung sayang!

"Kita jalanin dulu aja ya, Shil."

"Hah?"

"Maksudnya, mobilnya kita jalanin dulu entar baru mikir kita mau kemana."

"Kita kan mau pulang."

"Kita kan belum punya rumah."

"Lah?"

"Lu ngajakin kita pulangkan?"

"Iya."

"Ke rumah kita kan?"

"Iya."

"Kita kan belum punya rumah, Shil."

TETANGGA MASA DOYOUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang