Ashilya tergolong orang yang ngga bisa tidur kalo perutnya kenyang. Aneh? Tidak juga. Memang banyak orang kalo kenyang ngerasa ngantuk. Tapi Ashilya bukan golongan itu.
Maka setelah makan pasta buatan Doyoung, Ashilya tidak langsung tidur. Dia memilih nonton drama dengan anteng disamping Doyoung yang mengerjakan tugasnya. Terlihat sekali perbedaan antara laptop keduanya. Yang satu buat nugas, yang satu buat ngedrama.
"Akhirnya...." lega Doyoung setelah hampir 2 jam menyelesaikan tugasnya.
"Heh?" panggil Doyoung pada Ashilya yang fokus pada dramanya.
"Shil?"
"Ashilya..." bisik Doyoung ditelinga Ashilya membuat Ashilya terlonjak kaget.
"Akh-- Doyiiiiii!!!" sebal Ashilya memukuli lengan Doyoung.
"Ya ya ya Yah.... Kisseu nya kelewat..." panik Ashilya mereplay ending drama yang terlewat.
"Oh my!! Aku juga mau jadi Hyojo unni biar bisa dicium Jongsuk oppa." jerit Ashilya.
"Heh? Lu--" perkataan Doyoung terpotong karena terbawa oleh adegan dalam drama.
"Huaahhh.... Mau dicium juga!!" jerit Ashilya yang terdengar ambigu di telinga Doyoung
"Heuh.... Tamat....." sedih Ashilya menyudahi acara nontonnya.
"Doyi udah selesai?" tanya Ashilya merujuk pada tugas yang dikerjakan Doyoung tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"Doyiiiiii..." bisik Ashilya ganti ditelinga Doyoung membuat Doyoung terlonjak.
"Ha--iya. Udah."
"Ko gugup sih?"
"Aku--gw ga gugup."
"Ko gagap sih?"
"Siapayanggagap?" lancar Doyoung kecepatan.
"Hayo?? Apa ini? Doyi pengen ya?" goda Ashilya yang terdengar makin ambigu ditelinga Doyoung.
"Ih... Ketauan nih." tembak Ashilya yang melihat reaksi salah tingkah Doyoung.
"Ahahahhah.... Tenang. Kita sama. Aku juga pengen kaya Hyojo unni."
"Doyi pasti pengen jadi Jongsuk Oppa biar bisa cium cium Hyojo unni, iya kan?" tanya Ashilya menggoda Doyoung dengan menaik turunkan alisnya.
"Ternyata kita sama...." senang Ashilya yang menurutnya telah menemukan teman halunya.
Ngga tau aja Ashilya apa yang dipengen Doyoung sebenernya.
"Iya. Gw pengen kaya Jongsuk biar gw bisa cium cium!!" gas Doyoung membuat Ashilya terbahak.
"Elu." kata Doyoung.
"Apa?"
"Elu."
"Aku kenapa?" bingung Ashilya.
"Ya elu."
"Ken--" perkataan Ashilya terpotong saat Doyoung menerjangnya.
Membuat Ashilya terbaring dikarpet berbulu yang mereka duduki. Doyoung mengunci kedua tangan Ashilya, mendekatkan wajah pada Ashilya.
Semakin dekat hingga hidung mereka bersentuhan.
Puncaknya adalah "Elu jelek banget kalo ngakak." bisik Doyoung didepan bibir Ashilya.
"SI*ALAN!!!" marah Ashilya yang mendorong kuat Doyoung hingga punggung lelaki itu membentur meja cukup keras hingga meringis.
"Setan!" kesal Doyoung bermaksud mengumpat namun terdengar bagai pemberitahuan bagi Ashilya.
"Aaaaaaaaaaaa..." jerit Ashilya bangkit dan memeluk Doyoung yang sudah didorongnya.
Doyoung membeku dalam pelukan Ashilya. Lama mereka diposisi itu karena keterkejutan Doyoung dan rasa takut Ashilya.
"Hiks... Doy-hiks-doyiiiiii takut." isak Ashilya membuat Doyoung tersadar.
"A--apa?" gugup Doyoung.
"Setan--nya hiks udah i--lang hiks belom?"
"Hah?" bingung Doyoung namun akhirnya sadar bahwa sebelumnya dia mengumpat dengan kata setan.
"Udah. Udah ngga ada." jawab Doyoung sambil mengusap bahu Ashilya yang bergetar.
Beneran takut Ashilya tuh. Penakut banget lah Ashilya itu.
...
"Udah tidur sana." perintah Doyoung pada Ashilya yang mulai tenang dari ketakutannya. Heuh... Padahal Doyoung tidak berniat menakuti.
"Terus Doyi gimana?"
"Gampang. Ntar kalo lu udah tidur gw balik."
"Udah tidur aja. Ga usah khawatirin gw." perintah Doyoung lagi karena Ashilya tak kunjung berbaring.
Iya. Berbaring. Mereka sekarang ada dikamar Ashilya, duduk diranjang Ashilya. Ashilya takut berada diruang tengah karena umpatan Doyoung tentang setan tadi. Makanya Doyoung membawa Ashilya ke kamar.
"Dih... Siapa juga yang khawatirin situ." sinis Ashilya.
'Dasar! Ngga inget tadi peluk peluk ketakutan. Sekarang malah sinisin gw?'
"...aku tuh khawatir sama diri aku sendiri." lanjut Ashilya.
"Makanya gw tungguin sampe lu tidur jadi ngga usah khawatir."
"Bukan itu."
"Terus?"
"Entar kalo aku tidur..." Ashilya menggantungkan katanya dengan menatap Doyoung menilai.
Sepertinya Doyoung tau apa yang ada dipikiran Ashilya karena sesaat kemudian dia menyahut "Ga doyan gw sama bocah."
"Aku udah gede ya." kesal Ashilya duduk tegak menantang Doyoung.
"Gede ya? Ko engga keliatan?" ejek Doyoung ambigu dengan menatap remeh Ashilya.
"MESUM!!!" jerit Ashilya meraih rambut Doyoung.
Ashilya menjambak dan memukuli Doyoung tanpa ampun membuat Doyoung kewalahan untuk menghentikannya.
"Shi--akh" pekik Doyoung dalam siksaan Ashilya.
"Jorok!!"
"Dasar cowo mesum!!"
"Engga tau diri!!"
"Doyannya sama anak kecil!!" rutuk Ashilya berulang kali.
"Cowo buaya!!"
"Ngga inget pacar yang kemaren diajak jalan apa?!" kata Ashilya merujuk pada Sejeong.
Burgh...
"Akh.." kini giliran Ashilya yang memekik sakit karena jatuh kelantai akibat dorongan yang cukup kuat dari Doyoung setelah mendengar kalimat terakhir Ashilya.
"APA?!" bentak Ashilya pada Doyoung yang ada diatasnya, menatapnya nyalang.
"Dia bukan pacar gw." kata Doyoung dengan nada rendah yang terdengar seram ditelinga Ashilya. Makin seram saja jika menilik pada posisi keduanya, dimana Doyoung terlihat seperti menindih Ashilya meskipun tidak benar benar menindih.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA MASA DOYOUNG?
FanfictionSi galak atau Si bobrok yang bakal jatuh lebih dulu? Tentang galaknya Doyoung menghadapi bobroknya Ashilya