Belong To Me 3.

2.4K 240 16
                                    

Tepat masakanku selesai, Robert datang.

"Kau cukup lama, Rob."

Robert terkekeh. "Aku sedang bersenang-senang saat kau mengirimiku pesan, Bro."

"Kau terlalu sering berganti wanita, Rob."

Robert terbahak dan menepuk bahuku. "Jadi ada apa kau memanggilku? Kulihat kau baik-baik saja."

Aku menyuruhnya untuk mengikutiku.

"Ah, makanan untuk siapa itu? Jessy?"

"Diamlah."

Robert terbahak lagi. Sialan, sudah pasti ia sedang meledekku.

"Aku hanya bertanya."

"Kau yang paling tahu kalau aku tak menyukainya, Robbie."

"Fuck! Sial, kau! Hentikan memanggilku dengan nama menggelikan itu!"

Aku menyunggingkan senyumku. "Kau yang memulai, Rob."

Aku menghentikan langkahku dan menyuruhnya memegang piring makanan Beth karena aku akan membuka kunci pintu ini dulu.

"Ada siapa di dalam?"

"Orang yang akan kau periksa."

"Dan kau menguncinya? Hebat sekali."

Aku mengabaikan sindiran itu.

Bethanyku sedang tertidur.

"Pelankan suaramu," ucapku begitu melihat Robert hendak mengatakan sesuatu.

"Sialan kau! Bajingan sekali! Kau menyembunyikan bidadari cilik di sini?"

"Periksa saja keadaannya, Rob."

Robert langsung memeriksa keadaan Bethany lalu menyipitkan matanya padaku.

"Apa?"

"Kenapa kau tak membawanya ke runah sakit, Bro?" katanya membuatku mengernyit.

"Jelaskan."

Robert menghela napasnya. "Gadismu ini baru saja keguguran."

Aku tertegun. Jadi tadi Bethany pendarahan? Apa Bethany tahu kalau dirinya hamil?

"Lebih baik kau bawa ke rumah sakit agar janinnya bisa dikeluarkan."

"Aku tidak percaya rumah sakit. Kau bisa melakukannya?"

Robert mengangguk pasrah. "Kau siapkan saja peralatannya."

Aku mengangguk dan menghampiri Bethku. Aku mengusap pelipis Bethany.

Kenapa Bethany menyembunyikan kehamilannya? Melihat sikapnya tadi aku yakin kalau Bethany tahu dirinya sedang pendarahan. Berarti Bethany tahu dirinya sedang hamil, kan?

Tapi kenapa harus disembunyikan? Aku padahal bahagia kalau pada akhirnya aku akan memiliki anak dengannya.

Sebenarnya apa yang Bethany takutkan?

"Aku permisi dulu kalau begitu, Oliver. Aku akan menaruh janin ini di luar."

Aku mengangguk saja melihat Robert telah selesai dengan pekerjaannya dan membiarkan Robert.

Bethany, kenapa kau sulit sekali untuk kumengerti?

Akhirnya aku mulai menepuk pelan pipinya untuk membangunkannya. Aku masih membiarkan keadaannya berantakan begitu. Aku ingin tahu alasannya tak memberitahuku tentang kehamilannya.

Melihatnya membuka mata membuatku tersenyum. Kuabaikan ketakutannya. "Makananmu telah siap, Sayang. Ah, aku ingin tahu, pembalut merk apa yang biasa kau pakai?"

Mata Bethany yang berkaca-kaca membuatku mengusap pipinya.

"I-itu bukan darah datang bu-bulan, Olie."

Oh, apakah akhirnya ia akan jujur padaku?

"Lalu darah apa? Aku tidak melihat ada luka basah di tubuhmu."

Bethany menunduk. "Ak-aku pendarahan, aku tak tahu, aku tak tahu janin itu ada, ak-aku tak tahu kalau aku hamil." Bethany mengangkat kepalanya dan matanya menatapku. "Olie, sungguh, kau tak perlu khawatir, aku yakin aku telah keguguran. Kumohon, aku sungguh tak berbohong padamu."

Aku mengangkat sebelah alisku. Kenapa Bethany bisa berpikir aku tak suka kalau dirinya hamil?

***

Ya sudah, wkwkwkwk. Bingung saya mau bikin kata2 apa lagi. Btw ada saran bacaan di wattpad? Tapi yang belum dibukuin yah please wkwkwk cerita genre apa aja

BELONG TO ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang