Belong To Me 12.

1.4K 149 1
                                    

Bethany menggeleng dan memegang pipiku. Setelahnya Bethany menghela napasnya dengan lega. Aku terkekeh melihatnya mengkhawatirkanku.

Maka tanpa mengucapkan apapun lagi, aku langsung mencium bibirnya dan melumatnya.

Bethany membalas lumatanku. Akhirnya, setelah beberapa minggu terakhir aku hanya bisa menikmatinya sendirian, kali ini aku juga yakin sekali kalau Bethany ikut merasakan nikmat yang kurasakan juga.

"Ah, Olie.."

Bethany memaksa melepas ciuman kami. Napas kami sama-sama memburu. Kami pun saling bertatapan.

"Kenapa, Beth?"

Bethany terlihat melamun sebentar lalu kembali menatapku dengan takut. "Ti-tidak. Lanjutkan saja."

Aku menatapnya dengan sebelah alisku kunaikkan. "Katakan."

Bethany menggeleng panik. "Tidak, tidak aku tidak apa-apa."

"Katakan, Beth!"

"Ko-kondom, Olie."

Aku mengernyit mendengar itu. "Kau ingin aku menggunakan kondom?"

Bethany menggeleng lalu membuang wajahnya membuatku terkekeh. "Kenapa harus pakai kondom, Beth?"

Bethany kembali menggelengkan kepalanya. Aku tahu Bethany sedang takut saat ini, tapi, kenapa ia ingin aku pakai kondom?

Aku langsung terbahak. "Astaga, Beth! Bilang saja kalau kau ingin merasakan sensasi yang baru. Kau tak perlu cemas seperti itu."

Bethany langsung menatapku dan tersenyum. Masih menahan napasnya, Bethany hanya mengangguk. Aku mengecup pipinya sebelum memilih bangkit.

"Sebentar, aku akan ambil kondomnya."

***

Begitu aku kembali, Bethany sedang menatap langit-langit kamar. Aku memilih menelanjangi diriku lebih dulu.

Bethany yang sadar kedatanganku, langsung duduk dan menatapku yang sedang menelanjangi diriku sendiri. Aku dengan sengaja, lama-lama memakaikan kondom pada penisku saat aku telah telanjang sempurna.

Bethany langsung menunduk.

Aku tersenyum malu mengingat aku berani sekali menelanjangi diri seperti itu di depan Bethany. Apa Bethany merasa kalau aku sangat cabul?

Tidak akan. Ya, kan?

Aku menghela napasku untuk menenangkan debaran jantungku. Ini untuk pertama kalinya kami melakukan percintaan atas kemauan Bethany. Aku merasakan sensasi yang berbeda.

Aku takut Bethany merasa kurang atau tidak puas.

Apa nanti aku bisa memuaskannya? Bagaimana kalau ternyata aku malah menyakitinya? Atau bagaimana kalau Bethany yang terlalu bersemangat dan aku malah mengecewakannya?

Tidak, tidak. Tidak boleh. Bethany tak boleh kecewa karenaku. Aku harus membuat malam ini sangat spesial.

Ya, malam ini harus spesial.

Aku langsung menggumuli Bethany membuat Bethany menjerit tertahan membuatku langsung melumat bibirnya. Bibir yang hanya pernah kucicipi. Bibir yang selalu menjadi canduku.

Bethany membalas lumatanku. Aku tersenyum senang. Baru kali ini Bethany sangat aktif dalam permainan lidah kami.

Aku dengan sengaja menyentuh inti Bethany dengan batangku. Bethany mendesah karena itu membuatku kembali sesekali menyentuh inti Bethany.

"Kau sudah basah, Beth?"

Bethany membuka matanya lalu mengangguk. Aku mengecup hidung dan dahinya sekilas. "Jawab pertanyaanku dengan benar, Sayang."

"Aku sudah siap, Olie, tolong, masuki aku."

Aku mengusap pipi Bethany dengan senang. Bethany sekarang sudah lebih berani mengutarakan keinginannya dalam percintaan kami. Selama ini hanya aku yang memuaskan diri, Bethany tak begitu ikut andil dalam percintaan panas kami.

Tapi kali ini, Bethany sendiri yang memintaku untuk memasukinya, untuk memenuhi dirinya, dengan sensasi baru. Menggunakan kondom.

Betapa menggemaskannya Bethanyku ini, kan.

"Aku akan masuk, kau yang tenang, ya."

Bethany mengangguk dan menatap tepat ke mataku. Aku bisa merasakan ketakutannya yang malah membuatku semakin bergairah.

Aku langsung memasukinya dengan sekali hentak. Bethany memejamkan kedua matanya dan melenguh dengan badannya yang sedikit terangkat. Aku ikut memejamkan kedua mataku lalu mengecup pelipisnya, masih tidak menggerakkan pinggulku.

"Aku butuh kau bergerak, Olie."

Aku langsung membuka kedua mataku dan mendapati Bethany telah menatapku. aku tersenyum mendengar itu.

"Tonight is your night, Babe."

***

Ujan-ujan gini enaknya makan apa ya?

Ah, stay safe buat korban banjir ya. Deket rumah saya juga banjir tapi puji Tuhan rumah saya nggak kena.

BELONG TO ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang