Begitu aku masuk bersama Paman Tire, Bibi Sandra dan Bethany sedang menghias cupcake yang telah Bibi Sandra buat.
"Jangan sentuh apapun!"
Paman Tire mengangkat kedua lengannya. "Baik, Sayang. Aku mandi dulu kalau begitu."
Bibi Sandra terkekeh melihat tingkah Paman Tire. "Duduklah, Sayang."
Aku langsung duduk di hadapan Bethany.
"Oliver, Bethany ingin membuka toko kue katanya," ucap Bibi Sandra membuatku menatap Bethany dengan sebelah alis terangkat.
"Bibi!"
Bibi Sandra tersenyum. "Tidak apa-apa, Sayang. Kalau menjalani hubungan itu kau harus berani mengutarakan keinginanmu. Kau tidak masalah, kan? Oliver?"
Aku tersenyum pada Bibi Sandra. "Terima kasih, Bibi," kataku lalu menatap Bethany. "Bibi Sandra benar, Sayang. Kalau kau menginginkan sesuatu katakan saja padaku."
Bethany mengangguk dengan kupingnya yang sedikit memerah.
Aku mendekati Bethany. "Kau menginginkannya? Tapi kalau nanti kau kelelahan bagaimana, Beth? Aku tak ingin kau sakit."
Bethany menggelengkan kepalanya. "Tidak, Olie, aku tidak apa-apa."
"Tapi tadi Bethany sendiri yang mengatakan kalau ia menginginkan punya toko kue."
Aku kembali menatap Bethany untuk mengetahui apa responnya. Namun Bethany hanya meringis.
"Iya, aku hanya bercanda, Bi. Aku tidak benar-benar menginginkannya."
Bibi Sandra menggelengkan kepalanya. "Oliver takkan keberatan kalau pun kau benar-benar menginginkannya, Sayang. Aku benar, kan, Olie?"
Aku tersenyum dan mengangguk. "Ya, selama itu tak membahayakan dan membuat Bethany kelelahan, aku tak masalah."
"Lihat. Kau mendengarnya sendiri, Beth."
Aku menatap Bethany serius tapi Bethany hanya menatapku seolah mengatakan; apa yang dikatakan Bibi Sandra itu tidak benar.
Namun kekehan Paman Tire membuatku menghela napasku.
"Sudah lah, mungkin Bethany memang hanya bercanda, Oliver. Kau tahu sendiri kalau istriku ini suka melebih-lebihkan sesuatu. Lebih baik ayo kita makan. Bethany belum makan, kan?"
Aku langsung memejamkan kedua mataku untuk menahan kekesalanku. Sialan! Bagaimana aku bisa lupa kalau Bethany belum makan!
Aku langsung menuntun Bethany untuk duduk. "Biar aku yang menyiapkan makanannya."
Bethany menggelengkan kepalanya membuatku menatapnya serius. "Jangan membantahku, Sayang. Kau duduk saja di sini."
Melihat Beth mengangguk aku mengecup pelipisnya.
***
Aku hendak membuka pintu sampai kusadari kalau ternyata Bethany sedang berbincang dengan Bibi Sandra.
"Lain kali jangan seperti itu, Beth."
"Aku hanya tak ingin membuat Olie cemas, Bibi."
Hatiku menghangat. Bethany memikirkanku. Ia tak ingin aku cemas.
"Tapi mau sampai kapan kau bisa menyembunyikan luka ini, Sayang? Cepat atau lambat Oliver akan tahu luka ini."
Tunggu, luka apa? Apa Bethany terluka?
Aku hampir saja berhasil masuk namun Paman Tire menahanku.
Aku menatapnya tak suka namun Paman Tire menggelengkan kepalanya. "Lebih baik kau mendengar pembicaraan mereka, Oliver."
Aku terpaksa mengangguk sebelum Paman Tire malah menyembunyikan Bethany nantinya.
"Aku tidak tahu, Bibi."
Lalu dapat kudengar isakan Bethany.
"Pria itu tadi mencampurkan sesuatu di minuman milik Olie. Pria itu benar-benar ingin mencelakai Olie."
Aku mengetatkan rahangku. Pantas saja tadi secara tiba-tiba Bethany ingin bertukar minum dengan minuman milikku. Sial, kenapa aku bisa kecolongan seperti ini?
"Sayang, apa tidak sebaiknya kita pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaanmu?"
"Keadaan siapa?"
Aku lamgsung mengikuti langkah Paman Tire yang akhirnya masuk ke dalam. Bethany yang panik langsung berusaha menutupi paha sebelah kanannya. Namun karena gerakan tiba-tibanya itu, Bethany malah meringis.
"Kau kenapa, Sayang? Kau terluka?"
Bethany memilih diam. Sepertinya ia sadar kalau tak ada gunanya juga untuk menutupi lukanya itu. Namun yang membuatku kuatir ialah Bethany yang mencengkeram perutnya dengan erat dan menatapku dengan mata sayunya.
Dasar bajingan!
***
jangan protes dulu, Beth cuma sakit fisik kok wkwkwkwkk.
kalian tim wfh yang work from home atau work fucking hard nih? atau malah keduanya?
ah, kalian lagi apa? saya lagi kerja sambil nulis ngelanjutin oneshot yang pengen bisa saya post besok. tiba2 ngestuck di tengah2 :"
nanti sore atau malam saya up part 20nya ya. *kalau nggak lupa serius wkwkwk*