Aku mengangguk untuk menenangkan Bethany. "Baik. Ayo, kita langsung ke rumah Paman Tire," kataku membuat Bethany tersenyum dengan lega.
Bethany mencium pipiku dengan cepat. "Terima kasih, Olie."
Aku mengangguk dan memilih langsung menyalakan mesin. Sial, kenapa rasanya udara semakin panas sekarang?
***
Bethany yang langsung berlari untuk menghampiri Paman Tire juga Bibi Sandra, membuatku berdecak dan menahan diri agar tidak menyeretnya untuk menghukumnya.
Paman Tire memberiku tatapan agar aku tak melakukan apa pun yang sedang kupikirkan saat ini. Aku menghela napasku dan menghampiri mereka.
"Maaf kami tak membawa apapun untuk kalian," kataku yang langsung membuat Bethany meringis.
"Tidak masalah. Kau membawa putri kami ke sini dengan selamat saja kami sudah senang."
Aku mengangguk lalu menatap Bethany serius. "Bagaimana perutmu? Sudah tidak sakit?"
Paman Tire menatapku. "Bethany sakit dan kau tidak mengobatinya?"
Aku mengabaikan tatapan Paman Tire dan lebih fokus menatap Bethany yang sekarang menggelengkan kepalanya. "Tidak seperti itu, Paman. Tadi memang perutku sakit karena aku terlalu cemas sepertinya."
Aku membalas tatapan Paman Tire. "Bethany merasa diikuti seseorang, Paman."
"Tapi kau tidak apa-apa, kan? Kau juga tidak terluka, Oliver?"
"Kami tidak apa-apa, Bibi."
"Syukurlah. Baiklah, ayo kita masuk. Aku sudah masak sup krim dan pasta."
Aku menatap Bibi Sandra dan Bethany dengan senyum. "Kalian duluan saja. Aku ingin mengecek mobilku dengan Paman Tire dulu."
Mereka menatap Paman Tire yang diangguki oleh Paman Tire.
"Ya, masuklah dulu, aku akan menyusul dengan Oliver."
Begitu mereka mengangguk dan masuk ke dalam, Paman Tire melirik agar aku mengikutinya. Aku mengangguk membuat Paman Tire berjalan di depanku.
***
"Jadi? Siapa yang mengikuti kalian?"
Aku menggeleng. "Aku juga belum tahu, Paman. Tapi sejak aku sampai kota dan orang itu melihatku bersama Bethany, ia terus mengikuti kami."
"Bagaimana Bethany bisa sadar kalau kalian diikuti?"
Aku tersenyum mendengar itu. "Orang itu sepertinya tak suka main sembunyi-sembunyi. Saat bertatapan dengan Bethany, orang itu memberi Bethany senyum salam."
Paman Tire mengangguk. "Apa mungkin salah satu suruhan keluargamu, Oliver?"
"Aku tidak yakin pasti karena aku abis membunuh salah satu anggota polisi kartel, Paman."
Paman Tire menatapku membuatku menatapnya. "Lalu apa yang ingin kau lakukan?"
Aku tersenyum. "Sepertinya, rencana untuk membuat Bethany menjadi putrimu harus dipercepat, Paman."
"Apa kau yakin?"
Aku mengangguk. "Ya, biarkan Bethany bersamamu dulu. Toh, aku ingin mengatur rencana dulu untuk pertemuan keluarga nanti."
"Pertemuan keluarga?"
"Ya, Paman. Mereka merencanakan perjodohan untukku. Menggelikan, bukan?"
Paman Tire berdecak. "Kali ini dengan siapa, Oliver?"
Aku mengangkat bahuku. "Aku belum tahu pasti. Tapi aku sudah memegang sedikit info tentangnya. Dan, mengejutkan sekali mereka memberiku wanita baik-baik."
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Mungkin mengajaknya tinggal bersama sampai tahu rencana mereka?"
Paman Tire terkekeh. "Dasar gila!"
Aku ikut terkekeh. "Jangan mengatakan aku gila kalau Paman juga gila sepertiku."
***
Oke, mendekati inti masalah ini. Pria misterius udah dateng wkwkwkwk.
Nanti bakal diselingi masalah2 kecil lain dari keluarganya Olie. Ditunggu ya!
Btw boleh jujur? Sebenernya di draft udah saya bikin sampai part 20. Jadi besok saya bakal up cerita Olie lagi. Ditunggu ya ❤️