Ada yang melaporkan? Siapa? Bahkan aku tak memiliki tetangga satu pun.
Aku langsung menghubungi Devon.
"Apa maksudmu?"
"Kau berurusan dengan siapa? Namamu ada dalam kasus orang dalam pengawasan, Oliver."
Aku mengernyit. Kenapa aku harus diawasi?
"Mau aku bersihkan namamu?"
"Jangan."
"Tapi ada nama Bethany yang ikut masuk dalam kasusmu."
Aku berdecak.
"Kau tahu, kan, setiap orang dalam pengawasan, orang di sekitarnya atau yang kenal dengannya juga akan diawasi?"
"Aku tahu. Tapi bukan itu yang kucemaskan."
"Apa yang kaucemaskan?"
"Ada seseorang yang mengincar Bethku."
"Bukankah kau bilang kalau kau telah mengurus semua orang di masa lalu Bethany, Oliver?"
"Aku memang sudah mengurusnya. Semuanya."
"Bagaimana kalau salah satu musuhmu? Joseph?"
"Bukan satu pun dari mereka."
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Orang itu sama sekali tidak mengancamku atau memberiku kode, Devon. Orang itu bahkan terlalu fokus pada Beth."
"Kau ingin aku membantu, Oliver?"
Aku menggelengkan kepalaku walau aku tahu Devon tak dapat melihatnya. "Tidak perlu, Devon. Kakekku mengetahui orang itu."
Devon berdecak membuatku tersenyum. "Kenapa kau tidak kembali saja pada kakekmu itu? Bethanymu akan selalu aman, Bung!"
Aku terkekeh. "Kalau begitu, lalu di mana kesenangannya?"
"Dasar gila!"
Aku terbahak. "Aku tak suka hidup yang seperti itu, kau tahu sendiri."
"Ya. Tunggu saja sampai Bethanymu sekarat. Aku orang yang akan tertawa paling keras saat itu terjadi."
Aku mengernyit sedikit tak suka mendengar ucapan Devon namun memilih mengangkat bahuku.
"Aku akan membawanya kembali sekali pun Tuhan yang mengambilnya."
***
Aku masih tetap menggerakkan pinggulku walau pun Bethany telah tak sadarkan diri.
Aku mengusap pipi Bethany yang matanya telah terpejam. Astaga, kenapa Bethany harus secantik ini. Melihat Bethany seperti ini semakin membuatku mengeras.
Aku segera mengeluarkan kejantananku begitu aku akan sampai. Aku masih ingat kalau Bethany belum menginginkan anak setidaknya sampai kami menikah nanti.
Aku mengecupi wajah Bethany masih menikmati sisa-sisa pelepasanku.
Aku memeluk Bethany erat. Bethany menggeliat dengan lemah membuatku terkekeh.
"Tidak, Beth, tidak. Aku takkan melepaskanmu, Sayang. Apa pun yang terjadi, takkan pernah."
Aku menatap Bethany lama. Ya. Takkan pernah melepaskannya. Dan tak mungkin aku melepaskan Bethany begitu saja setelah semua yang kulakukan untuk mendapatkannya.
***
Masih galau......
Wkwkwk btw udah seminggu ini berat badan saya naik 5kg 😂
Kalian tipe yg makan banyak atau nggak makan sama sekali kalo galau?
