Aku tersenyum ketika anjing pudel milik Paman Tire mendatangiku dengan ekornya yang digoyangkan.
"Kau datang menepati janjimu, Oliver."
Aku tersenyum pada Paman Tire. "Di mana Bibi Sandra?"
"Bibimu sedang belanja. Jadi apa kau tahu di mana Jessy?"
Aku menunjuk tulang-tulang yang sedang diendusi oleh anjing pudel Paman Tire. Paman Tire terbahak.
"Jalang kecil itu benar-benar berani menggodaku padahal aku telah mengurusnya seperti putriku sendiri. Aku tak tahu kalau sampai istriku tahu, akan jadi apa Jessy nantinya. Beruntung sekali kau mau mengurusnya."
"Bukan hal yang besar, Paman. Lain kali, kau harus mencari yang seperti Bethanyku."
Paman Tire tersenyum. "Jadi kapan kau akan membawanya dan mengenalkan pada kami?"
"Nanti. Bethany baru saja keguguran."
"Ah, bagaimana kalau Bethanymu yang
menjadi putriku? Kau tahu susah sekali mencari orang yang bisa sadar diri di mana posisinya."Aku berpikir kalau hal ini memang ada baiknya. Tapi membiarkan Bethany tinggal di kota?
"Aku tak ingin Bethany tinggal di kota, Paman."
Pama Tire terbahak. "Tak perlu khawatir, Oliver. Aku bisa memerintahkan orang untuk membangun rumah tak jauh dari rumahmu. Jadi biarkan ia tinggal di sini selama beberapa hari. Pikiran naifnya akan membuatnya terjebak, kan?"
"Siapa yang ingin kalian jebak?"
Aku tersenyum mendapati Bibi Sandra yang membawa kertas belanjaan. Aku dan Paman Tire menghampirinya dan mengambil barang yang dibawanya sebelum aku mencium pipinya lebih dulu.
"Ah, Nak, apa kau tahu di mana Jessy? Sudah beberapa hari ini ia tak pulang."
Aku tersenyum lembut. "Aku terakhir bertemu dengannya 3 hari yang lalu, Bibi."
"Aish, anak itu. Apa perlu kita melapor polisi, Sayang?"
"Biarkan Jessy mencari jati dirinya, Istriku."
"Tapi aku tetap mengkhawatirkannya."
"Ah, Bibi, aku ingin membawa Bethany ke sini. Bagaimana menurut Bibi?"
Bibi Sandra langsung tersenyum senang menatapku. "Jadi kau akan menikahinya, Nak?"
"Aku belum bisa memastikan ia mau menikahiku, Bi."
Bibi Sandra mengusap bahuku. "Menurutku, maaf sebelumnya, tapi kita bisa memanfaatkan kepergian Jessy saat ini. Kau tahu kalau Jessy sangat menggilaimu. Aku takut saat kau merencanakan pernikahan dengan Bethany dan Jessy telah kembali, putriku itu mungkin akan mengacaukannya."
"Tapi Jessy takkan berani macam-macam kalau kita mengangkat Bethany sebagai putri kita, Istriku."
Bibi Sandra langsung menatap Paman Tire dan terlihat setuju dengan ide yang telah aku dan Paman Tire diskusikan.
"Tapi tidak akan mengganggu, kan? Maksudku, Jessy itu cukup nekad."
Paman Tire mengecup pipi Bibi Sandra. "Seperti katamu, kenapa Oliver tidak merencanakan pernikahannya mumpung Jessy sedang tidak ada, bukan?"
Aku mengangkat sebelah alisku begitu Paman Tire memeluk Bibi Sandra. Baiklah, Bibi Sandra memang setipe dengan Bethany. Jadi mungkin Bibi Sandra takkan memedulikan Jessy lagi begitu bertemu dengan Bethany.
Ah, kenapa tidak semua wanita bersikap seperti Bibi Sandra dan Bethany?
***
TGIF! Thank God juga hari ini hujan, akhirnyaaaa.
Semoga, masih ada yg melek ya wkwkwkwk