Belong To Me 15.

1.2K 174 27
                                    

Bethany mengangguk. Dengan muka sedikit memerah, Bethany menatapku. "Kau tak membelikanku pakaian dalamnya?"

Aku langsung terkekeh dan mengusap tengkukku. Aku tadi terlalu malu untuk membayangkan Bethany yang hanya memakai pakaian dalam di setiap pakaian dalam yang kulihat sehingga aku tak membelikannya tadi.

"Kau membutuhkannya?"

Bethany mengangguk. "Pakaian dalamanku di lemari sudah tidak ada, Olie."

Aku langsung menatap Bethany menyesal. "Maaf, aku lupa mencuci pakaian kotor, Beth."

Bethany menggeleng menatapku. "Biarkan aku membantumu, Olie, aku bisa mencuci pakaian, kok."

Aku dengan tegas menggeleng. "Tangan dan tubuhmu tak boleh kelelahan, Babe."

"Tapi aku bahkan tak melakukan apapun."

"Kau menjadi penurut itu sudah melakukan segalanya buatku, Sayang."

Bethany terlihat ingin membantahku tapi ia mengurungkannya.

"O-olie?"

"Ya, Beth?"

Bethany menunduk, menatap tangannya yang saling bertautan. "Aku ingin mengatakan sesuatu."

Aku tersenyum. "Katakan, Beth."

"A-apa kau keberatan ka-kalau aku tak ingin ha-hamil dulu?"

Aku mengangkat sebelah alisku. "Kenapa kau tak ingin hamil dulu, Beth? Kau sakit?"

"Bu-bukan begitu. Ak-aku hanya merasa untuk punya anak sebaiknya saat kita telah me-menikah nanti."

Aku menatap Bethany lama. Bethany langsung mengangkat kepalanya dan berusaha tersenyum. "I-itu pun ka-kalau kau tak keberatan. A-aku hanya—"

Jantungku rasanya seperti berhenti berdetak mendengar perkataan Bethany.

"Ja-jadi kau mau menikahiku, Sayang?"

Bethany menatapku lama sebelum mendesah lega. "Kau bilang kita akan menikah, kan?"

Aku langsung memeluknya erat. "Aku sungguh senang sekali, Beth."

Bethany membalas pelukanku membuatku semakin merasa senang.

***

Aku menyuruh Bethany memakai mini-dress yang kubelikan untuknya beberapa hari yang lalu.

"Kau ingin mengajakku ke mana, Olie?"

Aku mengusap pipinya. "Kita ke rumah Bibi Sandra? Atau kau ingin ke kota?"

"Bibi Sandra?" kata Bethany dengan senang. Tapi tak lama binar di matanya menghilang membuatku mengernyit melihatnya.

"Kenapa, hm?"

Bethany menggeleng. "Ayo, aku ganti baju dulu."

Aku menahan lengannya. "Kenapa, Beth."

Bethany menggeleng lagi. "Tidak apa-apa, Olie."

Aku mulai mencengkeram lengan Bethany. "Katakan. Padaku. Beth."

"A-aku juga ingin ke kota," kata Beth dengan lirih. Aku tersenyum menatapnya lembut. Lucu sekali tentang hal remeh begini saja ia takut menyinggungku.

"Ayo, kita ke kota, lalu ke rumah Bibi Sandra. Ada yang kau butuhkan, Beth?"

Menggeleng, binar di mata Bethany kembali. Aku jadi berpikir tentang pakaian dalam yang kulihat tempo hari.

"Ayo sekalian kita beli beberapa pakaian dalam untukmu."

Bethany tetap tersenyum lebar dan mengangguk begitu saja.

"Aku akan berganti pakaian dengan cepat. Tunggu aku, ya!"

Melihat Bethany langsung berlari membuatku membentaknya. "Kalau kau berlari kupastikan rencana kita hari ini gagal."

Bethany langsung berhenti dan berjalan sedikit cepat. Aku terkekeh melihatnya.

"Aku hanya takut kau terjatuh dan terluka, Bethany. Aku akan menunggumu di sini. Take your time, Babe."

***

Kalian keren! Terharu saya :')

BELONG TO ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang