Aku sedang berada di apartemenku saat Helen menghampiriku dengan napasnya yang memburu dan menatapku tajam. Aku kembali melanjutkan memakan makanan camilanku.
"Siapa!? Kemarin itu siapa, Oliver?!"
Aku tak mengacuhkannya.
"Oliver! Jawab pertanyaanku! Siapa yang kemarin bersamamu itu saat aku menghubungimu?!"
Aku menatapnya dengan malas. Kenapa ia berisik sekali?
"Oliver! Demi Tuhan, kita akan segera menikah!"
Aku terbahak mendengarnya. Aku bahkan tak pernah menyetujuinya. Aku juga tak pernah melamarnya atau hal apa pun itu yang berbau tentang hal pernikahan.
"Kenapa malah tertawa?"
Aku menatapnya dengan lucu. "Siapa yang bilang kalau aku akan menikahimu, Helen?"
Helen menatapku tak mengerti membuatku berdecak. Ia pikir ia menggemaskan seperti itu?
"Helen. Aku tak pernah berniat untuk menikahimu, Sayang."
"Ta-tapi kita telah bertunangan, Oliver!"
Aku terkekeh. "Lalu?"
Helen mulai menangis. Aku tersenyum melihatnya menangis. Aku memilih bangkit lalu memeluknya.
"Ka-katakan. Katakan ka-kalau kau se-sedang bercanda, O-oliver," ucapnya dengan tersendat.
Aku terkekeh. "Aku tidak bercanda, Helen. Aku memang tak pernah berniat menikahimu."
"Lalu apa hubungan kita selama ini? Setelah semua yang kita lalui?"
Aku menarik tubuhnya untuk menatapnya. "Bertunangan, tentu saja."
"Oliver, tolong jangan bercanda. Ini tidak lucu. Sama sekali."
"Sudah kukatakan, aku tidak bercanda, Sayang," ucapku sambil mengusap pipinya. "Aku bahkan sangat serius."
"Tapi, kenapa? Apa karena kau bukan pria pertamaku? Sudah kukatakan kalau itu kecelakaan, kan? Aku dijebak, Oliver! Demi Tuhan, apa kau tak memercayaiku? Astaga, rasanya sesak sekali!"
Aku tersenyum seraya menganggukan kepalaku.
"Tak perlu merasa begitu kalau sebenarnya kau menikmatinya, Sayang."
Helen menggeleng. "Bagaimana aku bisa menikmatinya!? Tidak, Oliver, sama sekali, tidak!"
Aku memilih mengangkat bahuku dan kembali duduk.
"Oliver!" Helen menjerit mungkin merasa frustasi karena tingkahku.
"Tidak perlu menjerit, Helen. Aku masih bisa mendengar suaramu dan telingaku masih sehat."
"Tapi aku sedang berbicara denganmu. Aku serius, Oliver."
Aku mengangguk. "Aku tahu. Lalu apa yang kau inginkan?"
Helen menangis lagi. "Katakan, Oliver, apa aku memiliki kesalahan padamu?"
Tersenyum, aku akhirnya mengangkatnya untuk duduk di atas pangkuanku. "Ya. Kau memiliki banyak sekali kesalahan padaku, Sayang."
"Katakan. Katakan dan aku akan memperbaikinya."
Kali ini, aku menggeleng. "Apa kau berpikir karena kesalahanmu itu aku jadi tidak ingin menikahimu, Helen?"
***
Kenapa tiba2 Olie jd agak nyebelin ya? Ada yg salahkah dengan saya?
