Aku cukup puas dengan hasil buruanku. Rusa kecil seperti Bethanyku.
Tak masalah, kurasa aku akan lebih sering memberi Bethany daging rusa.
"Beth, sayang?"
Aku membuka kunci kamar setelah menaruh rusa yang kuburu.
Aku melihat Beth telah bangun dan sedang menatapku dengan nanar. Aku tersenyum untuk menenangkannya. "Aku tadi memburu rusa untuk makananmu," ucapku sambil melangkahkan kakiku ke tempatnya.
Tapi gerakan Bethany yang sangat terlihat menghindariku dan menutupi sesuatu membuatku semakin gemas.
"Kenapa, hm? Kau takut aku memberikanmu daging manusia lagi?"
Bethany menggeleng dan memegang selimut dengan erat. Kusentuh tangannya yang tegang dan ternyata sangat dingin.
"Kau kedinginan, Sayang?"
Bethany menggelengkan kepalanya dan semakin mengepalkan tangannya. Tanganku yang menganggur kugunakan untuk mengusap kepalanya.
"Jangan terlalu erat menggenggam, Beth, kau menyakiti tanganmu. Aku tak suka."
Tapi melihat Bethany yang seolah berharap aku pergi dari sisinya membuatku menggeram. "Apa yang kau sembunyikan, Sayang?"
Ketegangan pada tubuhnya semakin kurasakan. Tatapannya seolah memohon agar aku tak memaksanya. Oh, tidak akan. Bagaimana bisa aku membiarkannya menyembunyikan sesuatu? Bagaimana kalau ternyata hal itu malah membahayakannya? Bagaimana kalau ada yang memanfaatkannya? Atau mungkin hal yang disembunyikan itu akan membuatku jauh dari Bethany?
Tidak, tidak, tidak, tidak akan aku biarkan.
"Olie.."
"Tunjukkan padaku."
"K-kumo-hon.."
"Tunjukkan padaku apa yang sedang kau sembunyikan dariku, Babe."
Bethanyku berusaha mati-matian untuk tidak menatap ke arah apa yang sedang disembunyikannya. Baiklah, aku akan membuatnya menunjukkan sendiri apa itu yang sedang ia sembunyikan.
Beth berteriak begitu aku hendak menentuh selimutnya. Bingo! Ada di balik selimut, eh?
Aku langsung menarik selimutnya dan terkejut mendapati darah di selimut juga seprai dan pahanya.
"Kau malu karena sedang datang bulan, Babe?"
Tapi kelegaan dari wajah Bethany membuatku yakin itu bukan darah tamu bulanannya.
Aku segera mengirimi pesan untuk Robert agar ia datang ke sini dan memeriksa kondisi Bethany.
"Kau istirahat saja, Sayang, aku akan membuatkanmu makanan dulu."
Aku kembali mengunci kamarnya. Walaupun Beth terlihat tak berdaya, tapi aku takkan membiarkannya keluar tanpa ijinku. Di luar sana, terlalu banyak hal yang tidak Beth mengerti dan itu bisa menyakitinya atau malah membahayakan dirinya. Aku tak mau ada yang berani menyakiti kelembutan Bethany. Dan aku takkan membiarkan siapapun merusak kelembutannya. Bethanyku adalah gadis manis yang sangat lembut dan tidak boleh berada di situasi yang dapat membahayakan dirinya. Jadi kalau ia mulai membangkang, itu karena ia melihat dunia luar, kan. Dan aku takkan membiarkan hal itu terjadi.
Tapi, apa ya, darah yang keluar dari kelaminnya selain tamu bulanan? Karena darahnya begitu banyak. Tak mungkin luka tusuk, di kamar Bethany tak ada benda yang dapat membahayakannya. Bahkan aku menyetel air di kamar mandinya agar cukup hangat saja. Tidak kusetel ada air panas atau pun dingin.
***
Masih ada euforia abis nonton konser Backstreet Boys, nih, saya sama temen kantor tadi.
Semoga suka! 😘😘
