Belong To Me 4.

2.3K 241 6
                                    

Aku tersenyum lembut dan menariknya bangun. Bethany menangis saat aku memangkunya menghadapku.

"Kau sudah baik-baik saja? Apa masih ada yang sakit?"

"K-kau tidak akan menghukumku, kan?"

Aku mengernyit. "Kenapa aku harus menghukummu?"

"Karena aku hamil?" Bethany menarik satu tanganku dan menggenggamnya erat-erat. "Aku tak masalah kalau kau menginginkan aku untuk memakai kontrasepsi, sungguh, Olie, apapun yang membuatmu nyaman, aku tak keberatan sama sekali."

"Kau tak ingin hamil anakku, Babe?"

"Bu-bukan itu maksudku."

"Lalu apa maksudmu?"

Bethany hanya menunduk. Aku bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.

"Kau tak keberatan kalau aku hamil, Olie?"

"Kenapa aku harus keberatan?"

Bethany memilih mengangguk saja dan duduk diam di pangkuanku. Aku mengusap punggungnya agar Bethany bisa merasa tenang.

"Kecuali kandunganmu membahayakanmu, Beth. Akan aku pastikan anak itu tidak akan bertahan di perutmu," kataku dan dapat merasakan ketegangan punggung yang sedang kuusap ini. "Aku telah janji padamu tidak akan ada yang bisa menyakitimu, kan?"

Lalu tubuh Bethany lemas dan sepenuhnya berada dalam pelukanku.

Ya, tak peduli Bethany mengandung anakku, tapi kalau itu dapat membahayakannya, akan lebih baik kalau aku menyingkirkannya.

***

Aku hanya menatap Bethany yang sedang terlelap. Bethanyku... hanya ini yang kulakukan. Aku tak mengerti apa Bethany memang tak menyadari kalau aku sering memerhatikannya saat ia sedang tertidur seperti ini atau insting Bethany yang memang sangat lemah, karena jarang sekali Bethany mendapatiku memerhatikannya seperti ini.

Apa ia juga mengerti perasaanku? Apa ia dapat memahami perasaanku? Apa pun yang kulakukan hanya untuk Bethany. Semuanya yang telah kulakukan itu untuknya.

Tapi sialnya, karena Jessy si jalang itu datang, merusak suasana di antara aku dengan Bethanyku.

Ah, tentang Jessy, sepertinya aku harus menepati janjiku pada anjing pudel Paman Tire.

Aku mengambil obat tidur dan menelankannya pada Bethany. Aku baru bisa tenang pergi kalau Bethku tetap tidur seperti ini.

Aku mencium bibir pucat Bethany, lalu setelahnya aku merasa panas pada wajahku.

Aku merasa malu luar biasa karena menginginkan terus menerua untuk mencium bibir Bethany. Akhirnya aku memilih untuk segera keluar dari kamar Bethany.

Beth... memang hanya kau yang paling bisa membuatku sampai gila seperti ini.

***

Update lagi deh hehehe.

Selamat beristirahat! 😊

BELONG TO ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang