Begitu selesai makan, aku membiarkan Bibi Sandra kembali membawa Bethany.
"Kau yakin membiarkan Bethany kami angkat menjadi anak kami?"
Aku langsung menatap Paman Tire dan tersenyum. "Bethany terlalu tertekan kalau terus bersamaku, Paman."
Paman Tire menggeleng lalu terkekeh. "Tapi kau tak ingin melepaskannya juga, kan?"
Aku menggeleng. "Tentu saja. Sudah cukup aku membiarkan dunia menyakitinya."
"Dunia ini memang kejam, Oliver. Tapi apa kau tak pernah bertanya padanya kemungkinan kalau kau, mungkin, menyakitinya?"
"Aku tak peduli. Yang aku tahu, aku tak menyakitinya, itu sudah cukup."
Paman Tire terbahak mendengar jawabanku. Aku tahu, sebenarnya Paman Tire hanya ingin menggodaku. Tapi biar saja. Aku mengatakan apa yang menurutku benar. Aku tak peduli dengan pandangan dan pendapat orang lain. Tahu apa mereka yang bisanya hanya menjalani hidup biasa saja. Bangun pagi hari untuk bekerja lalu malamnya untuk tidur dan akhir pekan hanya kumpul dengan orang terdekat.
Mereka tak pernah tahu bagi orang-orang seperti Bethany yang bahkan untuk tidur saja waktunya harus dikurangi demi menjalani hidupnya.
Aku menatap Bethany yang terlihat sangat senang sekali bersama Bibi Sandra. Hidup Bethanyku selama ini tak pernah mulus. Selalu mencoba bertahan ditengah kesusahannya, membuatku memutuskan untuk menjaganya. Hingga rasa ingin memilikinya itu, muncul. Dan aku pun tahu kalau aku dan Bethany memang ditakdirkan untuk bersama dengan apa dan bagaimana pun caranya.
Ya, aku memang hanya untuk Bethany begitu pun sebaliknya.
Bertahun-tahun aku hanya melihatnya menderita. Aku hanya bisa melihatnya karena akan sangat canggung kalau aku tiba-tiba datang padanya dan menyatakan perasaanku.
Aku merasa malu saat memikirkan aku pernah ingin melakukan hal itu pada Bethany.
Aku memutuskan untuk tetap menjaganya dari jarak jauh. Tak kuhitung berapa kali aku membawa Bethany ke rumah sakit saat dirinya tak sadarkan diri. Tak jarang pula saat aku tak mengawasinya tiba-tiba saja kondisinya itu malah semakin memburuk. Aku tak tahu apa yang terjadi, hanya yang aku tahu ialah Bethany telah memiliki luka baru.
Tak ada yang tahu bagaimana aku ikut terluka melihat Bethany bahkan harus menahan lukanya. Tidak ada yang tahu kalau aku ikut menangis atas setiap luka yang didapat olehnya. Takkan ada yang mengetahui bagaimana aku sakit hanya karena melihat Bethany.
Aku kembali menatap Bethany.
Ya, aku ikut menanggung beban yang Bethany rasakan. Bahkan rasanya, perasaanku sakit berkali-kali lipat saat Bethany tetap saja bisa semangat menjalani hidupnya dengan senyum tulus.
Bethanyku yang polos ini hanya ingin bertahan dari kejamnya dunia. Dan aku takkan membiarkannya menanggung beban yang tak seharusnya Bethany rasakan. Maka dari itu lebih baik aku mengambil Bethany walau pun dengan secara paksa.
Bahkan aku merasa sedih melihat Bethany kembali terluka atau saat melihat bekas lukanya.
Bukan, bukan aku ingin menyakitinya dengan sengaja, aku hanya merasa marah kalau Bethany tak menurutiku. Aku merasa benci kalau Bethany tak memedulikan apa yang kukatakan padanya. Bethany harusnya tahu kalau aku ini datang sebagai penyelamatnya, untuk melindunginya. Tapi Bethany malah terus ingin kembali ke dunia yang terus-menerus menyakitinya sangat keras.
Tepukan pada bahuku membuatku tersadar dan tak kusangka aku telah mematahkan garpu milik Bibi Sandra.
"Tenangkan dirimu, Oliver, Bethany takkan pergi ke mana pun lagi. Aku juga akan mengawasinya."
Aku tersenyum pada Paman Tire dan berterima kasih padanya. Ya, semakin banyak orang yang kupercaya mengawasi Bethany semakin bagus. Karena dengan hal itu bisa membuatku tenang.
Bethany tak boleh terluka, lagi. Bethany tak boleh lebih terluka, lagi.
Ah, andai saja aku memiliki banyak uang, aku pasti akan menyewa pengawal pribadi untuk menjaganya.
***
Double gifts ya 🙈
Udah ada yang bisa ngerti jalan pikirannya Olie mungkin? Wkwkwk
Mau curhat dikit. Mood buat ngelanjutin cerita saya sering muncul dan hilang sekarang jadi maaf belum bisa janji bakal cepet update lagi. Saya bahkan ngerasa mau hapus beberapa cerita huhu tapi saya ngerti emosi saya cuma lagi dalam kondisi sangat labil banget.
Nggak tau kenapa. Mungkin karna saya gak dapet jatah libur akhir tahun. Dan besok saya masih harus kembali kerja dan beraktifitas. Mungkin banyak juga yang senasib? Mari kita syukuri aja nasib kurang menyenangkan ini wkwkwk.
Eh iya, selamat berlibur ya! Dan semangat buat yang masih harus kerja! Good night, selamat beristirahat ❤️