Bethany masih diam soal luka tusuk di pahanya, namun aku memilih berpura-pura tak mengetahui luka itu. Tapi mari kita lihat sampai kapan Beth ingin menyembunyikan luka itu.
Saat ini aku sedang membantu Bethany membawa barang-barangnya karena mulai hari ini Bethany resmi diadopsi oleh Paman Tire dan Bibi Sandra.
"Kau akan sering datang, kan?"
Aku mengangguk. "Tapi tidak untuk dua minggu ini. Atau mungkin bisa lebih."
"Kau akan pergi? Ke mana?"
Bethany langsung menggigit bibirnya begitu aku menatapnya tajam. Aku tak suka Bethany bertanya seperti itu. Bagaimana kalau ia mengharapkan ketika aku pergi namun aku tak kembali. Tidak akan mungkin. Sekali pun aku mati, maka Bethany harus ikut mati juga.
"Kenapa? Kau tidak ingin aku kembali?"
Bethany menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, bukan begitu maksudku. Mak-maksudku apa tidak lebih baik kalau aku ikut? Aku takut membuat repot Bibi Sandra dan Paman Tire, Olie."
Aku tersenyum mendengar alasannya. "Tidak, Sayang. Kau tenang saja, mereka pasti akan menjagamu dengan baik. Maka dari itu kau jangan berpergian sendirian, oke? Jangan bikin kami cemas dengan pergi sendiri. Mengerti?"
Beth mengangguk dengan enggan.
"Memangnya kau pergi ke mana, Olie?"
"Ada hal yang harus kuurus sebelum kau bertemu keluargaku, Sayang."
Tubuh Bethany langsung menegang. Aku terkekeh melihatnya yang langsung pucat.
"Tidak ada yang perlu dicemaskan. Cukup turuti apa yang aku katakan maka kau akan baik-baik saja, Beth."
Ya. Kau akan aman selama menurutiku, Sayang.
***
Aku saat ini sedang berbincang tentang Bethany dengan Paman Tire. Aku tak ingin pria pengecut itu datang saat aku tak ada.
"Jadi kau belum menyelidikinya?"
Aku menggeleng. "Aku akan bertemu dengan keluargaku dulu, Paman."
Paman Tire mengangguk. "Ada yang kau rencanakan, Oliver?"
Aku mengangguk. "Ya. Membuat citra wanita itu jelek. Bagaimana kalau wanita itu hamil tanpa tahu siapa ayah dari janin yang dikandungnya? Aku tak ingin menyingkirkannya. Setidaknya saat ini belum ada keinginan untuk menghilangkannya. Ia bisa jadi alibi yang tepat kenapa aku memilih Bethany nantinya."
"Memang akan berpengaruh kalau pun kau tak berbuat apa-apa padanya?"
Aku terkekeh. "Tidak. Bagaimana pun, aku akan tetap bersama Bethany. Tapi aku sedang bosan. Mungkin kalau wanita itu tidak bisa diajak untuk kerja sama, aku akan melakukannya. Lumayan juga untuk melepas penatku."
Paman Tire menatapku lama. Aku berdecak karena Paman Tire pasti mengetahui sesuatu.
"Apalagi sekarang, Paman? Jangan menatapku seperti itu kalau kau tak ingin memberitahuku apa yang kau ketahui."
Paman Tire menghela napasnya. "Wanita yang akan dijodohkan denganmu itu wanita masa kecilmu, Oliver."
***
Kayaknya lagi banyak yg tertarik ke cerita Step Mom, ya? Kalo emg banyak yg nunggu cerita Step Mom, saya mau fokus dulu ke cerita itu deh. Biar gak kecampur2 jg emosinya. Soalnya suka keaduk gt kalo bikin buat part selanjutnya wkwkwkwkw