Belong To Me 38.

342 59 0
                                    

Aku tak tahu apa yang terjadi di kediaman Paman Tire tapi setelah 3 hari pembicaraanku dengannya, tiba-tiba hari ini ada nomor asing yang mengabariku dan ternyata saat kuangkat itu suara Bethany.

Ah, jadi Paman Tire membelikan Bethanyku ponsel, eh?

Dan Bethany memintaku untuk mendatanginya yang tentu aku turuti. Aku sudah sangat merindukannya, tapi aku tak ingin menghubunginya lebih dulu karena aku masih ingin tahu apa ia berani untuk meminta pergi dariku pada Paman Tire.

Tapi kalau Paman Tire telah membelikan Bethany ponsel itu berarti ada kemungkinan Bethany ditinggal sendiri, kan? Berarti apa Bethany ingin bertemu denganku karena ingin mengucapkan salam perpisahan?

Aku terkekeh, karena semakin gemas pada Bethany dan tak sabar untuk bertemu dengannya.

Aku bersiul sepanjang perjalanan. Ah, omong-omong siapa yang mengaku-ngaku bahwa Bethany adalah isterinya? Apa Devon sudah bisa mendapatkan data orang tak tahu diri yang mengakui bahwa Bethany istrerinya itu?

Sayang sekali Devon tak kunjung datang yang berarti ia belum mendapatkan informasi apa pun dan aku pun tak bisa menghubungi Devon karena aku tak mau membuat orang tak tahu diri itu senang.

Ya, membuat orang lain senang adalah hal yang paling kubenci. Tidak ada yang boleh senang selain aku.

Tapi memikirkan Bethany akan bersenang-senang saat ia tak bersamaku malah membuatku gemas.

Saat denganku saja Bethany tak boleh lebih senang daripada aku. Aku harus selalu menjadi yang paling senang dan bahagia. Tidak dengan yang lain sekali pun itu Bethanyku.

Ah, apa lebih baik aku datang terlambat agar Bethany tak tenang karena menunggu kedatanganku?

***

Begitu melihat kedatanganku, Bethany langsung menghampiriku. Aku langsung memeluknya begitu Bethany sudah berada di depanku.

"Kenapa, hm?"

"Aku tidak berpikir kau lama sampai di sini."

Aku mengernyit. "Memangnya di mana Ayah dan Ibumu, Babe?"

"Mereka sedang keluar, Olie. Tapi bukan itu yang kutakutkan."

"Apa?"

"Tadi ada seseorang yang mengawasi rumah ini. Bahkan ia tak kunjung pergi dan beberapa kali mengetuk pintu rumah."

Masih memeluk Bethany, aku tersenyum. Ah, jadi seseorang yang sedang mengancam Bethku semakin menunjukkan diri, eh?

"Tidak apa-apa. Selama ia tak masuk, takkan ada yang bisa menyakitimu, Sayang."

"Bukan itu yang kutakutkan. Aku takut kalau ia pencuri, Olie."

Aku terkekeh. "Kau lebih berharga dari barang-barang di rumah ini, Beth."

"Aku berharga?" ucap Bethany dengan sangat lirih. Aku tersenyum mendengarnya.

"Ya, kau berharga, Sayang. Sangat, sangat, berharga. Kau lebih berharga dari apa pun."

Bethany langsung menengadahkan kepalanya dan menatapku dengan pandangan bertanya. Tapi Bethany tak menyuarakan pertanyaannya yang ada di kepalanya itu.

Ah, aku jadi penasaran dengan isi di dalam kepala Bethany. Apa sebaiknya aku membelah isi kepalanya dan mengambil sedikit otaknya?

***

Maaf 2 hari ini upnya jadi di jam dini hari begini. Doain semoga hasil swab saya besok udah negatif ya 😊

BELONG TO ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang