Belong To Me 7.

1.8K 203 13
                                    

Aku menaruh nampan di atas nakas. Bethany menatapku dengan sorot ketakutannya.

Hah, baguslah. Memang sudah seharusnya Bethany takut. Apa jadinya kalau Bethany hidup tanpaku? Atau saat aku meninggalkannya nanti? Takkan ada pria yang bisa mencintainya seperti aku mencintainya.

"Makan lah, Sayang."

Bethany dengan tangannya yang gemetar, mengambil piring. Aku tetap memerhatikannya. Tangan gemetarnya itu, ingin sekali kuikat.

"Mau kusuapi, Beth?"

"Tidak!" Bethany memejamkan matanya tanda ia melakukan kesalahan. "Maksudku, aku bisa sendiri, Olie."

Aku tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu makan lah, Beth."

Bethany makan dengan cepat. Bahkan saat tersedak pun ia hanya minum dan melanjutkan makanannya. Ah, sepertinya Bethany benar-benar lapar.

"Ingin menambah, Beth?"

"Boleh?"

Aku tersenyum dan mengangguk. Ah, aku suka kalau Bethany makan banyak seperti ini.

"Tunggu sebentar, akan aku ambilkan."

***

Aku menggeram dan mengeluarkan cairanku di dalam Bethany. Aku mendesah menatap wajah Bethany yang terlelap. Aku mengusap pipinya lalu menatap perutnya. Apa sebaiknya Bethany tidak hamil?

Aku menggeleng memilih melepaa penyatuan kami. Aku menyelimuti Bethany dan beranjak keluar dari kamar kami.

Aku harusnya berpikir bagaimana aku mengenalkan Beth dengan Paman Tire dan Bibi Sandra.

Ah, sepertinya lusa waktu yang tepat.

***

Bethany menatap ke jalan dengan binar di matanya. Aku tahu Bethany sangat senang sampai ia tak menanyakan ke mana aku akan membawanya.

"Kau tak ingin bertanya, Beth?"

Bethany langsung menatapku. "Memang kita akan pergi ke mana, Olie?"

"Aku akan membawamu pada keluargaku."

"Keluarga?"

"Ya, Beth sayang. Kalau menikah harus saling tahu keluarga masing-masing, kan."

"Menikah?"

Aku terbahak. Lucu sekali Bethanyku.

"Kenapa?" aku berdeham. "Kau tak ingin menikahiku?"

"Bu-bukan begitu!"

Aku meliriknya sambil menaikkan sebelah alisku. "Kalau begitu tidak ada masalah yang harus dicemaskan, bukan?"

Bethany mengangguk dan kembali menatap ke luar jendela. Bedanya kali ini wajahnya agak murung. Tapi aku tak peduli, yang penting apa yang aku rencanakan harus terlaksanakan dengan cara halus mau pun kasar.

Yang Bethany lakukan hanya harus menurutiku dan mengikutiku apa yang aku ucapkan.

Ya, sebagai milikku, Bethany harusnya sudah mengerti akan hal itu, kan.

Lagipula, dalam sebuah keluarga, kepala keluarga itu dipegang oleh pria.

***

saya ini td pulang buru2 buka wattpad dan ganti password terus baru inget mau post cerita ini krn td dapet ide pas lg makan siang.

maaf sedikit, krn ponsel saya hilang (lagi) :'(

saya baru sadar pas tadi di halte busway mau pesen gojek ternyata hp saya udah nggak ada.

kesialan lain, ponsel saya itu nggak di lock sama sekali jadi tadi ada yang ngabarin kalau beberapa temen saya di chat sama orang itu dengan alasan meminjam uang.

padahal, niat saya besok mau tidur seharian karna emg udah capek banget, tapi mau nggak mau harus ngurus ini itu buat blokir dan aktifin ulang.

happy weekend!

btw maaf saya jadi curhat panjang lebar soalnya tadi saya cuma bisa buka laptop utk ganti semua password email dan sosmed setelah nelfon beberapa nmr penting utk ngabarin kalo hp saya hilang. terus inget udah ngetik cerita ini langsung buka laptop lagi buat posting :')

BELONG TO ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang