Begitu mereka pergi, aku menatap pintu rumahku itu dengan sedih. Aku sepenuh hati membangun rumah ini untuk Bethany, tapi sekarang dengan mudahnya telah mereka rusak.
Aku akan menanyakan hal ini pada Bethany nanti.
Aku kembali masuk dan mendapati Bethany yang diam saja di kasur kami. Pintu kamar kami juga rusak.
"Beth.."
"Olie, mereka, me-mereka," kata Bethany dengan meracau. Aku segera menghampirinya dan memeluknya.
"Kenapa, hm? Mereka menyakitimu?"
"Aku takut, Olie." Bethany langsung memelukku. Dapat kurasakan tubuhnya bergetar.
"Apa yang mereka tanyakan, Beth?"
"Olie, maaf, aku mengaku sebagai istrimu."
Aku terkekeh mendengar hal yang terdengar indah di telingaku. "Aku suka kau mengaku sebagai istriku, Sayang. Sekarang jawab aku, apa yang mereka tanyakan padamu?"
Bethany makin erat memelukku. "Ak-aku masih tidur tadi ta-tapi mereka mendobrak begitu saja mem-membuatku terbangun."
Aku mengernyit mendengar ucapan Bethany. Jadi, mereka mendobrak tanpa tahu kalau ada Bethany di sini? Kupikir, Bethany berteriak minta tolong hingga memancing para polisi itu untuk mendobrak rumah ini begitu saja. Sial, aku mulai merasa panas saat ini.
"Lalu?"
Bethany menangis. "Me-mereka bilang, aku akan dibawa ke kantor polisi, hiks, mereka, mereka, ak-aku tak diberi kesempatan untuk bicara dan memakai baju, hiks, Olie, kau tidak marah ada yang melihatku seperti ini, kan? Aku sungguh-sungguh ingin, hiks, memakai pakaianku, hiks, ta-tapi—"
"Hey, Sayang, tenanglah. Aku sudah di sini. Mereka tidak akan mengganggumu lagi. Tidak akan ada yang membawamu ke kantor polisi, Sayang. Kau tenang, ya, kejadian ini takkan terulang lagi."
"Hiks, tapi k-kau tidak akan marah padaku, hiks, kan, karena aku—"
Aku melepas pelukan kami dan mengambil kepalanya untuk menatap Bethany dengan lembut. "Aku tidak marah, Beth. Kenapa kau takut aku marah?"
Dengan napas yang sesegukan, Bethany menunduk. "Ka-karena mereka melihat tubuhku?"
Aku terkekeh melihat betapa menggemaskannya Bethany ketakutan seperti ini. "Selama mereka tidak menyentuhmu aku tak akan marah, Beth. Ah, selama kau juga tak menyentuh mereka, aku tak akan marah padamu," kataku dengan senyum lembut.
"Kau benar-benar tidak marah?"
Aku menggeleng. "Mereka hanya melihat, Babe. Kecuali ada yang ingin mengambilmu dariku atau kau yang ingin pergi dariku, Beth?"
Bethany menggeleng dengan cepat. "Tapi Paman Tire dan Bibi Sandra?"
"Mereka menjadi orang tuamu, bukan mengambilmu."
"Tapi kau su-sudah berjanji mengijinkanku tinggal bersama mereka, Olie."
Aku tersenyum. "Ya. Lalu masalahnya di mana?"
Bethany menggeleng dengan cepat lagi. "Te-terima kasih, Olie."
Aku merasa malu mendengar ucapan terima kasih Bethku memilih mengalihkan perhatiannya dengan gaun yang kubelikan untuknya.
"Ah, ini, Babe, aku membelikanmu gaun," kataku cepat untuk mengalihkan perasaan maluku.
***
Maaf, ngaret bangeeeetttt. Terima kasih yang mau sabar menunggu ❤️❤️❤️ sayang kalian banget 😭❤️
Sekali sekali nggak papa ya? Kalo komennya bisa sampe 20 sampe jam makan siang, saya bakal up lanjutannya, gimana? 😁 sekali ajaaa yaa boleh hehe