Boyd-Matthew Williams O'Connor dirumahkan sementara dari tugasnya sebagai spesial agen DEA (Drug Enforcement Administration) Miami gara-gara menembak kaki seorang pengedar kokain yang membunuh partnernya. Pengedar itu sudah membuang senjata sesuai perintahnya, dia sudah menyerah kalah dan siap dibawa ke kantor polisi, namun Boyd tak mampu menahan emosi mengingat kawannya yang telah tiada. Ia menembak kaki bandit itu di depan puluhan warga sipil yang menjadi saksi, lalu diskors selama dua minggu dengan ancaman mutasi.
Pria tinggi atletis bermata biru itu punya alasan kuat untuk membenci narkotika dan orang-orang yang mengedarkannya. Di depan Manuela, dengan berapi-api, ia menyatakan tekad bulatnya memberantas pengedaran obat-obatan terlarang, tak hanya di Amerika Serikat, jika memungkinkan, di seluruh dunia. Entah bagaimana reaksinya jika ia tahu gadis yang sedang ia buat terkesan itu justru tengah mengencani bukan hanya pengedar, tapi salah satu gembong narkotik terbesar di tempat asalnya.
"Saat ini, dunia sedang menyorot satu tokoh saja, Escobar. Sebelum ikon itu tertangkap, tak akan ada yang peduli gerakan gembong narkotik lainnya, sebesar, atau sekuat apapun mereka. Aku bisa menyebutkan banyak tokoh lain yang perlu ditangkap, tapi pemerintah Kolombia dan negara kita hanya peduli pada satu orang saja. Sejak ia kabur dari penjara, segalanya makin kacau, pembunuhan terjadi di mana-mana. Brutal. Negara itu seperti neraka bagi warga sipil, dan medan perang bagi para bandit."
Manuela menanti-nanti nama Pedro, atau Salazar disebut, namun sama dengan pemerintah Kolombia dan Amerika Serikat, sepertinya Boyd pun hanya peduli pada satu nama.
"Kalau Escobar tertangkap, baru semua pihak akan mulai mempertimbangkan, dan bertindak untuk menghentikan aksi penjahat lain, termasuk para pelaku kejahatan yang muncul di berita tadi. Orang-orang ini yang dengan tenang berbisnis sementara pihak lain rusuh mengurus perkara yang lebih mendesak, mereka diuntungkan dengan terjadinya kerusuhan yang terjadi di negaranya sendiri, sehingga leluasa melebarkan sayap di kota-kota sasaran, Miami, New York, Los Angeles .... Kartel-kartel selain Medellin (kartel yang dipimpin oleh Escobar), kakak beradik Silas, mereka berpesta pora ...."
Wajah Manuela seketika pucat seperti kertas baru. Kepalanya mendadak pening menyadari betapa pelik risiko yang dihadapinya berdekatan dengan Juan Pedro Silas. Ia meneguk limun yang ternyata sudah habis hingga butiran es batu di dalam gelas menabrak bibir dan hidungnya. Boyd tertawa kecil menyaksikan kecerobohannya.
"Apa mereka akan menangkapnya?" tanya Manuela, menolak saat Boyd memesankan minuman baru.
"Siapa?"
"Escobar."
"Tak lama lagi," kata Boyd yakin, ia sendiri menghabiskan Long Island-nya. "Dia sudah kehabisan langkah, tak ada orang yang bisa selamanya lari."
Itu berarti sebentar lagi perburuan akan beralih, batin Manuela getir. Ludahnya jadi begitu susah tertelan, mulutnya mengering seperti di gurun pasir, haruskah ia memberitahu Pedro mengenai apa yang didengarnya? Atau Pedro justru lebih tahu apa yang dihadapinya?
"Eum, Manuela, apa kau ... bebas malam ini?" tanya Boyd hati-hati saat Manuela tengah dilanda gundah gulana.
Gadis itu memandanginya. Sedetik. Dua detik. Tiga detik. "Ya," katanya singkat. "Maksudku tidak. Tidak. Tentu saja aku tidak bebas, tetapi terima kasih untuk minumannya, Boyd ... dan dongengnya yang seru. Semoga kalian bisa segera menangkap para penjahat, Tuhan menyertaimu."
"A—tunggu, bagaimana kalau aku menemanimu kembali ke hot—"
"Jangan," sergah Manuela secepat kilat. "Aku bepergian dengan ... eum ... tunanganku."
"Tunangan?" Boyd mengulang dengan nada takjub, sekaligus kecewa. "Oh, maaf, kau tidak menyebut tentangnya."
"Ya, kurasa tak perlu, bukan? Toh kita hanya mengobrol kosong saja. Sekarang dia sedang mengurus sesuatu, dan aku yakin dia tak akan senang kalau ... kau tahu, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Desired by The Don
RomanceWarning: adult and explicit sensual content. Juan Pedro Silas datang dari Kolombia atas utusan Salazar Silas untuk mengurus bisnis gelapnya dengan seorang mitra di New York dan Miami. Pada jamuan makan malam, tuan rumah memberinya hadiah manis yang...