Jangan lupa vote dan komen, dong.
Terima kasih buat 10K votes-nya
"Apa kau siap?"
Manuela menarik napas hingga dada mungilnya membusung. Dada itu tampak jauh lebih penuh dengan bra yang mendukung. Pegawai Diego Herera sendiri yang membawakan sesuai ukurannya, berikut korset yang membentuk pinggangnya menjadi lebih sempit, namun membulatkan pinggulnya hingga tampak lebih bervolume. Orang-orang Amerika Latin menyukai bentuk badan sintal, tak peduli tinggi seperti model, atau mungil sepertinya. Mereka lebih suka perempuan yang tidak terlalu kurus, Don Pedro mengulang hal itu berulang kali setiap kali mereka menyantap hidangan berdua, atau saat ia memeluknya sehabis bercinta dan merasa ia terlalu kecil dalam dekapannya.
Meski ia tak bisa bersama Manuela, Don Pedro mempersiapkan segalanya dengan baik. Mempersiapkan di sini berarti menelepon seseorang yang kompeten di bidangnya, Diego Herera, dan mengalirinya dengan uang. Untuk seuntai kalung yang kini dipasangkan di leher Manuela dan tak akan berada di sana lebih dari 24 jam kemudian, Don Pedro mengeluarkan setengah juta dolar. Salazar dan dirinya menghasilkan puluhan juta dolar setiap hari sejak pemerintah lebih fokus menangkap gembong-gembong besar, pemain-pemain yang dulunya tak diperhitungkan justru diam-diam, pelan-tapi-pasti, menguasai permainan.
Lewat pegawai-pegawai terbaiknya, Diego Herera memastikan uang Don Pedro tak sia-sia. Manuela yang manis menjelma bagaikan bidadari nan panas dan sensual. Gaun merah itu sangat sederhana. Didesain klasik mengikuti bentuk tubuh dengan robekan sepanjang ujung gaun hingga nyaris mencapai pinggul di salah satu sisinya. Bahu dan punggung Manuela sengaja dibiarkan telanjang, sebab akan ada hiasan secantik dirinya di sana.
"Ini berat sekali," Manuela mendesis, merasakan seolah kalung berlian itu mencokot kulit dan dagingnya. Bukan hanya beban karena itu benda yang sangat mahal, melainkan secara harfiah, kalung itu cukup berat.
Pegawai Diego Herera tak punya sesuatu untuk dikatakan, tidak juga ada empati untuk keluhannya. "Kau beruntung bisa mengenakannya," ucapnya sakral."Diego bahkan menolak meminjamkannya pada salah seorang putri presiden Bolivia. Banyak yang bilang... cinta Diego kepada Juan Pedro Silas yang tak terbalas ... membuatnya rela melakukan apa saja...."
Manuela mengerutkan wajah.
"Jangan membuat ekspresi seperti itu," hardik perempuan setengah baya itu. "Kau membuat kerutan di wajahmu, kau akan merusak riasannya. Kau pikir ini lelucon? Kalau Diego menganggap kau tidak tampil cukup baik, aku akan dipecat."
"Maaf, aku hanya memikirkan ucapanmu. Bukankah mereka sama-sama—"
"Oh ya ampun," keluh wanita yang sama. "Kau benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai kehidupan mereka."
"Tapi Don Pedro—"
"Meskipun dia tak suka lelaki, bukan berarti para lelaki seperti Diego tak bisa tergila-gila padanya. Orang-orang seperti Diego"—wanita itu membisiki telinga Manuela—"tak akan peduli meski wanita seperti kita telanjang di hadapannya. Kau paham maksudku?"
Manuela mengangguk patuh. Ia lantas menyerahkan telinganya untuk dihiasi sepasang anting kecil senada dengan warna merah delima batu mulia dalam kalung berlian, dan gaunnya.
"Anting ini akan jadi milikmu," kata periasnya. "Sudah kubilang kau sangat beruntung. Don Pedro pasti sangat menyukaimu. Aku melihatnya dengan berbagai jenis wanita, tapi tak ada yang sampai membuatnya menyewa harta pusaka Diego Herera."
"Pesta ini sangat penting baginya," ujar Manuela.
Namun, wanita itu seolah tak mendengarkan Manuela. Sebenarnya sejak masuk ke kamar dan mengerjakannya, Manuela menganggap wanita itu memandangnya tak lebih dari sebuah boneka pajangan. Pelacur yang perlu dihias supaya pantas berdiri di sisi pria-pria kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desired by The Don
RomanceWarning: adult and explicit sensual content. Juan Pedro Silas datang dari Kolombia atas utusan Salazar Silas untuk mengurus bisnis gelapnya dengan seorang mitra di New York dan Miami. Pada jamuan makan malam, tuan rumah memberinya hadiah manis yang...