Manuela membawa dirinya dengan sangat baik dan membuat sang Don bangga telah memilihnya. Meskipun gaun dan kalung yang dikenakannya hampir lebih menyita perhatian dibanding pasangan pengantin, semua orang memperlakukannya dengan amat manis. Don Pedro tak masalah dianggap mencuri perhatian, dia memang agak sengaja ingin menonjolkan diri. Lewat dirinyalah Salazar Silas berusaha menunjukkan kepada komunitas tersebut bahwa mereka mungkin akan memegang transportasi kokain terbesar Miami tak lama lagi.
Usai jamuan makan siang, seluruh tamu undangan mulai berdiri untuk minum-minum dan berbincang-bincang. Sebagian—terutama muda-mudi—berdansa, dan bersenda gurau, sementara orang-orang tua berkerumun dan mengobrol. Sang Don memilih berduaan dengan Manuela di meja mereka yang mulai kosong. Kawan semeja mereka sudah berhamburan dengan ceria ke seluruh penjuru ruangan. Tugasnya sudah selesai, sepasang jetski dari Salazar berikut cek sebesar satu juta dolar sudah disampaikannya, ia bisa bersantai sebentar, dan sedang berpikir untuk membawa Manuela ke tempat lain.
"Apa yang kaupikirkan?" tanya Manuela, mendapati sang Don hanya diam sambil memandanginya.
"Kau," jawab sang Don manis, mencubit dagu pendek namun runcing milik gadis itu. Dia memang sedang memikirkannya, dan jelas bukan pikiran yang cukup pantas. "Aku sudah membayangkan apa yang akan kulakukan padamu nanti...."
Manuela berkelit lambat saat sang Don pura-pura menoleh ke belakang untuk mengecup bahunya, "Apa kau pulang malam ini?"
Sang Don menghirup aroma di sekitar daun telinga Manuela sebelum kembali bersikap normal, "Tentu saja. Semua orang libur demi pesta ini. Aku ingin membawamu ke suatu tempat ... tapi tempat apa yang pantas didatangi seorang perempuan dengan kalung seharga puluhan juta dolar di lehernya?"
Manuela memainkan matanya, setuju, "Sebaiknya kita simpan dulu," katanya.
"Tapi apa asyiknya kalau begitu?" sang Don menggerutu. "Aku sedang memikirkan bemesraan denganmu di sebuah tempat sepi, kita berdua saja, tak ada siapapun sejauh mata memandang. Kau dan aku berbaring telanjang di udara terbuka... kau dan kalung itu...."
"Kita belum jadi berenang telanjang di pantai pribadi waktu itu," kata Manuela.
Namun, sang Don tidak tampak senang, "Kita tidak pergi ke tempat yang sudah gagal membuat kita senang untuk kedua kalinya, Mi amor, itu akan membawa nasib buruk."
"Masa?'
"Ya, pasti akan ada yang mengganggu lagi. Dengar ... bagaimana kalau ... berlayar? Dengan yatch, tak perlu jauh-jauh dari sini. Kita berjemur ... bercinta ... makan malam, lalu pulang ke hotel sebelum tengah malam? Kita hanya perlu mengajak Carlos, seorang koki, dan seorang lagi juru mudi. Kita perlu bersenang-senang sedikit, bagaimana?"
"Well ... yah, kenapa tidak? Untuk itu aku di sini, bukan?" ucap Manuela tanpa beban. "Kapan kita akan pergi? Besok pagi?"
"Kenapa harus besok? Sekarang saja, kita pergi dari sini secepatnya, dan meminta seseorang mengatur sebuah perjalanan singkat dengan yatch paling bagus yang bisa mereka temukan. Kau masuk hotel sebentar untuk bikini dan sunblock-mu, lalu kita berangkat. Ayo, aku akan mencari Carlos dan menyuruhnya mengatur kebutuhan kita. Kau pergilah ke lantai dansa dulu, pengantin itu akan memberimu pertunjukan cinta sebentar lagi."
Sesudah mengecup pipi Manuela, sang Don membantunya bangkit dan melepasnya duluan menuju lantai dansa di mana sebagian besar undangan berkumpul di sana. Sesaat lagi, pasangan yang berbahagia akan menunjukkan keromantisan mereka dalam dansa koreografi yang sudah mereka persiapkan jauh sebelumnya.
Saat Manuela menoleh untuk kedua kalinya, bibirnya mendecap kecewa karena sang Don sudah tidak ada di sekitar meja. Pria itu bertolak ke arah berlawanan untuk menghampiri Carlos yang menanti di tempat di mana ia bisa mengawasi hampir segala penjuru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desired by The Don
RomanceWarning: adult and explicit sensual content. Juan Pedro Silas datang dari Kolombia atas utusan Salazar Silas untuk mengurus bisnis gelapnya dengan seorang mitra di New York dan Miami. Pada jamuan makan malam, tuan rumah memberinya hadiah manis yang...