"Wah kalian pacaran ya?" teriak Haechan sontak bikin penghuni kelas noleh arah gue sama Renjun.Denger itu Renjun ngelakuin pembelaan "Enggak—kita enggak pacaran"
Diam sejenak, Haechan diam, anak - anak diam, penjaga warung soto diam. "Cielah kaku amat lu kek kanebo kering" canda Haechan kemudian. Hampir aja gue mau lempar buku ensklopedia ke arah dia:)
Selesai kelas Renjun ternyata belum balik. Dia berjalan mendekati gue pas gue keluar kelas. "Bilang ya kalo lo butuh apa - apa nanti, gue bakal bantu" kata dia lalu menepuk ringan bahu gue.
"Iya. Santay aja kali Jun" kata gue lalu tersenyum.
"Ga boleh gitu. Lo temen gue dari lama" kata dia. temen ya Jun.
Gue cuma tersenyum bukan karena tersentuh karena dia perhatian. Karena pada kenyataannya Renjun cuma anggap gue teman dia.
Pulang sekolah gue belum ada niatan buat pulang. Denger detingan piring pecah cukup membuat gue jengah. Cuma Renjun yang gue anggap sebagai rumah tempat paling nyaman dan aman.
Pergi ke taman yang biasanya gue lakuin. Ga mungkin gue ke kafe karena bakal keluar duit. Biasanya gini Renjun nemenin gue ke taman. Dia belajar gue yang gangguin dia belajar.
Katanya masa SMA yang paling indah. Tapi kenapa gue enggak merasakan hal yang sama? Gue suka Renjun dari jaman SMP. Dan sampe sekarang gue enggak pernah tau dia suka sama gue atau engga.
Banyak orang bilang Renjun itu orangnya ngebosenin. Emang. Tapi ada beberapa hal yang membuat dia enggak ngebosenin menurut gue. Renjun itu sekalinya dia ketawa bakal sulit berhenti. Renjun itu enggak suka menutup - nutupi apa yang dia tidak suka. Gue pernah berantem sama dia gara - gara gue bilang gue suka sama kakak kelas. Renjun bilang kakak kelas yang gue suka dia itu ga bener. Dan beneran iya kalo dia player.
Renjun itu—
"Kenapa Jun?"
"Lo lagi dimana?"
"Hmm..hm di rumah kenapa?"
"Gapapa. Coba lo liat arah jam 10"
Gue mencoba ngelihat sekitar. Dan apa yang gue temuin ada Renjun disana. Diatas motor sambil tersenyum ke arah gue.
Renjun turun dari motornya sambil menenteng kresek entah apa isinya. Sedangkan gue masih mematung. Sadar gue barusan bohong ke dia.
"Bohong lagi kan lo" kata dia lalu duduk di samping gue. Kali ini beda gue merasa jauh lebih deg - degan. Setelah tadi mikirin dia. Eh sekarang orang yang gue pikirin ada di samping gue.
"Iya maaf"
"Kenapa ga pulang sih? Udah lama disini?"
"Nanti aja. Baru kok"
"Baru 3 jam? 3 hari? 3 ming—"
"Isshh" kata gue sambil menyikut lengan Renjun. Renjun malah terkekeh gemes. Satu hal lagi makin ganteng.
"Nasi padang kesukaan lo" kata Renjun nyodorin makanan yang dia bawa.
"Ih kok tau gue lagi laper" kata gue bersemangat lalu mengambil nasi padang ditangan Renjun.
Renjun cuma diem sesekali dia terkekeh liat gue makan kek kaum dhuafa.
"Lo tau banget gue suka nasi padang" kata gue disela - sela makan.
Dia tersenyum lalu bilang "Gue juga tau lo suka sama gue"
Hampir gue meninggal disitu. Kata Renjun barusan sukses buat gue keselek sampe tenggorokan gue perih. Butuh beberapa menit sampe akhirnya gue kembali normal. Satu gelas air mineral udah gue teguk setengah.
Lalu si oknum melancarkan aksinya lagi "Gue juga suka sama lo"
Akhirnya gue meninggal beneran ditempat. Renjun paling bisa bikin gue kehilangan akal pikiran. Gue enggak bisa ngomong apa - apa setelah itu. Renjun malah ketawa ngeliat tingkah bodoh gue ini.
visualisasi Renjun di Taman
haloo semuaa...
udah hampir 2 bulan gue ga nulis. rasanya kangen sih. semogaa kalian suka
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Short Story
Fiksi PenggemarDisclaimer cerita ini cuma fiksi jadi jangan dibawa beneran 😊 Highest Rank : 1 #jaehyun