stranger

8.6K 1.1K 58
                                    


"Selamat ya John. Baru aja kemaren main ular tangga bareng gue lu. Sekarang udah bangun rumah tangga aja lu" kata seseorang di depan gue yang gue yakini adalah teman masa kecil Johnny.

"Yoi sob. Thanks ya udah dateng" jawab Johnny dengan senyum sumringah.

Setelah cowo tadi pergi lebih tepatnya turun dari panggung. Kini giliran gue menjabat tangan istri Johnny dan juga Johnny.

"Happy wedding ya" kata gue sambil menjabat tangan istri Johnny tak lupa senyum yang sejak berangkat tadi gue siapin.

Kita enggak berbincang apapun selain senyuman istri Johnny yang enggak pudar. Giliran gue geser ke arah Johnny. Gue berharap nyanyian live music disana enggak lagi nyanyiin lagu Mantan Terindah.

"Happy wedding John. Dan semoga langgeng" kata gue sambil jabat tangan Johnny. Johnny terdiam. Untuk beberapa saat.

"Lo sama siapa kesini?" tanya dia sambil celingukan.

"Gue sendiri"

"Sendiri? Lo bawa mobil?" tanya dia khawatir.

Dengan sangat berat gue minta John berhenti khawatirin gue. Yang notabennya gue bukan lagi siapa - siapa lo.

"Iya. Iya gue bawa"

"Hey perlu gue telfonin Yut—" Johnny merogoh saku celananya mencari hp dia mungkin.

"John.. Please... Gue gapapa ok?" gue tersenyum palsu saat Johnny menatap gue khawatir.

"Tap—"

"Udah panjang tuh antriannya. Gue turun ya. Laper. Dah" gue kabur tanpa mendengar jawaban dari Johnny. Ya mungkin lebih baik gitu. Tanpa harus membuat hati gue jauh lebih sakit dari ini.

Kalo kalian fikir gue ngambil makanan dan makan dengan tenang mungkin iya tapi setelah itu gue kabur dari keramaian.

Kadang gue terlalu perduliin omongan orang. Yang orang itu sendiri enggak tau kebenarannya. Mungkin dibayangan mereka gue yang salah. Mutusin secara sepihak.

Tapi nyatanya enggak ada yang salah atau benar. Gue sama Johnny sama - sama memilih jalan yang benar. Orang tua Johnny yang dengan jujur bilang dia enggak mau punya mantu kayak gue. Dan guenya yang lemah juga.

Sejak awal emang hubungan gue sama Johnny baik - baik aja. Enggak ada satupun sifat yang nunjukin ketidak sukaannya Mamah Johnny ke gue. Tapi itu semua terungkap saat Mamah Johnny sakit parah. Dan bilang Mamah Johnny minta pernikahannya batal. Dengan alasan gue terlalu childish.

Disaat gedung udah sewa, catering udah siap. Eh pengantinnya beda orang. Haha iya. Bukan gue lagi tapi istrinya Johnny yang sekarang. Untungnya undangan belum disebar. Harus alesan apa gue kalo nama yang di undangan beda sama yang dinikahin. Kan lucu.

"Wah gue kira si Johnny nikah sama pacarnya itu" kata mba - mba yang pake dress biru pastel.

"Lah iya. Gue kira juga gitu. Padahal feeds ignya full foto mereka berdua loh" timpal mba sebelahnya.

"Yah namanya jodoh enggak ada yang tau. Ya ga si"

Gue yang kebetulan lewat sambil bawa cheesecake melengos gitu aja. Gue enggak mau denger lebih dalam pembicaraan mereka. Buat dateng kesini aja butuh seharian nangis di kamar.




Kira - kira ini udah jam 9 malam lebih. Gue stay lebih lama jauh dari perkiraan. Karena tadi ketemu sahabat gue Sejong. Seolah ngerti Sejong enggak ngebahas atau nanyain kenapa gue gini trus ga jadi gitu. Enggak sama sekali. Karena dia tau gue enggak sedang baik - baik aja.

NCT Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang