“Project baru ya, Jun?”
Juna memegangi dadanya. Kaget karena begitu membuka pintu ruangan, dirinya disambut Danisha yang masih mengenakan kaus semalam dibalut dengan jaket jins, berdiri di depan pintu sambil nyengir lebar.
“Ngapain ke sini?”
“Mendadak pengin nempel kayak anak koala.” Danisha ingin menggigit lidahnya sendiri. Astaga, barusan dia bilang apa? Semoga tidak norak di telinga Juna. Buntut dari melihat Juna yang aneh semalam, Danisha ingin menempel seharian untuk memastikan.
Juna memilih tak menanggapi kalimat aneh itu. Dia meninggalkan koridor, diikuti Danisha yang menyejajari langkahnya. Salah satu staf yang iseng, melempar godaan ketika mereka berpapasan.
“Calon istri, Bang?”
“Iya!” Dijawab kesal dengan Juna. Lalu melirik perempuan di sebelahnya. “Mas Dewa masih di Bangkok?”
“He’em.”
“Lo nggak ada jadwal manggung?”
“Kosong seminggu ini.”
“Latihan?”
“Nggak juga.”
“Terus mau ngapain nempel sama gue?” Juna berhenti, menunggu pintu lift terbuka.
“Ya ngapain aja.”
“Yang dua ke mana?”
“Vian nemenin Nina yoga.”
Hampir saja Juna mengumpat. “Kok bisa? Dia lagi sedih, kenapa malah diajak yoga?!”
“Justru itu. Vian juga mau kok.” Danisha melanjutkan. “Habis ini mau ke mana?”
“Ketemu Yasmin.”
“Oh.” Danisha mengedikkan bahu. “Ya udah, gue tunggu di kosan aja ya. Main sama si Kembar dulu.”
Lift akhirnya terbuka. Mereka melangkah masuk. “Emang bisa main sama anak kecil?”
Danisha menyandar di dinding. Menggaruk dagu. “Nggak bisa sih. Ya udah main sama Mbak Nana aja.”
“Jam segini Mbak Nana sibuk ngurusin rumah, masak sama bersih-bersih. Emang mau bantuin?”
“Oke, gue main sama bapaknya aja.”
Dihadiahi sentilan di dahi oleh Juna. Danisha mengusap dahinya sambil meringis.
Mereka berpisah di lantai lobi. Kebetulan ada taksi kosong di pelataran lobi, Juna sigap berlari, meminta sopir taksi untuk menunggu. Danisha berjalan ke pelataran dengan senyum yang ditahan.
“Sori gue nggak bisa nganter ke kosan.”
“Iya, nggak apa-apa.”
“Begitu gue selesai ketemu Yasmin, gue balik.”
“Take your time. Nggak usah buru-buru.” Danisha masuk ke jok belakang setelah Juna membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOMANIZER [End]
Romance[family-romance-friendzone] Imej Juna sebagai lelaki sudah hancur sejak ... entah sejak kapan. Dia adalah lelaki brengsek bagi mantan-mantannya. Puluhan kali membuat perempuan-perempuan menangis dan selalu mendapat hadiah tamparan. Tapi sudah biasa...