Huang Chan yang juga memiliki nama lain Park Chanyeol mengelus lembut wajah sang istri yang sedang berbaring dalam pelukannya.
Istri tersayangnya, perempuan yang telah memberi Chan dua anak lelaki yang membanggakan.
Perempuan kuat keras kepala yang tidak pernah pergi meninggalkan Chan meski satu dunia tidak menyetujui hubungan keduanya.
Rasanya sudah lama sekali sejak mereka berkenalan, sejak dansa mereka, sejak ciuman pertama mereka. 34 tahun yang lalu.
Chan mau pun Baekhyun sudah tidak muda lagi, ia sangat menyadari hal tersebut. Tapi kenapa Baekhyun masih secantik ini, ia tidak mengerti.
Siang tadi mereka ke rumah sakit untuk melakukan Echo pada jantung Baekhyun, ada pembengkakan di katup kirinya. Dokter menyebut kelainan itu dengan jantung koroner. Penyakit wajar untuk orang usia 50 tahun ke atas. Namun juga penyakit teratas yang merenggut nyawa manusia dewasa.
Chan mencari letak jantung sang istri, menempelkan telinganya pada dada kiri Baekhyun. "Ibu selalu rutin ke dokter kecantikan. Sekarang udah waktunya ibu rutin juga ke dokter jantung. Ini emang jantung ibu, tapi kalo jantung ini sakit, ada tiga jantung lain yang ikut sakit. Jantung ayah sama anak-anak."
Baekhyun tersenyum mendengar gombalan suaminya. "Ibu dan jantung ibu baik-baik aja Yah. Ayah ngga usah khawatir, udah ada obatnya. Obat darah tinggi, obat kolesterol, sama obat pengencer darah. Ibu bakal jaga pola makan sama olahraga juga."
Chan mencium kening Baekhyun setelah mendengar jawabannya. "Selain obat, Ibu juga ngga boleh banyak pikiran, ngga boleh kaget, ngga boleh cape."
"Siapa juga yang mau banyak pikiran, kaget sama capek?"
"Pokoknya kalau ada masalah apa-apa langsung cerita ke ayah atau anak-anak yah. Ibu ngga boleh kenapa-napa."
"Iya, Ayah.."
"Ngomong-ngomong Renjun betah amat yah di Seoul. Ayah kira bakal ketemu dia pas ada kumpul keluarga di Singapur kemarin, ternyata dia pulang duluan. Ayah mau ke Seoul nengok Renjun sekalian bantu dia kalau ada masalah."
Baekhyun berusaha menyembunyikan rasa bersalah karena tidak mengatakan masalah Renjun pada Chanyeol, suaminya itu belum tahu perihal polisi bernama Lee Jeno.
"Ngga usah ke Seoul. Ibu lagi sakit gini ayah mau ninggalin ibu?"
"Ibu kan sakitnya udah ada obat. Kalo ayah kangen anak ya obatnya ketemu langsung sama si anak."
"Ih. Barusan gombalin ibu, sekarang udah jahatin ibu lagi."
💠💠
💠💠
💠💠Beberapa saat setelah percakapannya dengan suami, Baekhyun menghubungi anak pertamanya. Berusaha menguatkan jantung lemahnya untuk menghadapi sang anak sulung.
"Ya ibu?"
"Di mana kamu?"
"Di Seoul. Ibu ngga mungkin lupa kan aku harus urus bisnis yang baru berdiri di sini?"
"Iya ibu lupa, yang ibu inget cuma kamu ke Seoul untuk nyusul Lee Jeno itu."
"Iya itu juga bener."
Baekhyun membuang nafasnya lelah, "Injun dengerin ibu, hubungan kalian ngga akan pernah berhasil. Laki-laki itu gengsi kalau perempuannya lebih dari mereka. Ujung-ujungnya kamu yang bakal ditinggal sama dia pas dia cape sama hubungan kalian."
"Bu, aku juga laki-laki. Ngga masalah kalau aku yang nafkahin dia."
"Ya tapikan intinya sama. Kalau dia mau nerima uang kamu, berarti dia cuma golddigger."
"Kalau begitu apa pun jawabannya, aku bakalan selalu salah."
"Ya emang salah, sayang. Kalian beda latar belakang, sulit banget untuk hidup bersama."
"Kalau ibu nelepon cuma untuk nyuruh aku pisah sama Jeno, aku tutup teleponnya."
Hati Baekhyun mencelos mendengar ucapan anak manisnya, ternyata ini yang mendiang mertuanya rasakan saat Chanyeol membangkang.
"Injun.. kamu anak ibu. Ibu sayang sama kamu."
Ada keheningan dulu. Ya Tuhan. Apa benar anaknya perlu waktu berpikir untuk membalas ucapan sayang sang ibu? Padahal sebelumnya Injun akan langsung menyambutnya hangat.
"Aku juga sayang ibu.."
"Ibu seneng dengernya. Ayah kamu kangen, katanya mau nengok kamu ke Seoul. Tapi ibu larang, kamu kapan pulang ke Jilin?"
"Aku ngga tau kapan aku bisa ke Jilin. Nanti aku bakal hubungin ayah."
"Makasih sayang. Oh iya ibu hampir lupa, Guan libur semester ini bakal ikut kamu ke Seoul. Ajarin dia masalah bisnis yah, turunin ilmu kamu. Jangan pelit."
"Kok tumben Guan mau isi liburannya sama aku? Biasanya juga nyamperin Jihoon ke London."
"Jihoon keterima magang, jadi liburan ini mereka ngga akan bisa barengan."
"Oh begitu. Oke."
Begitu sambungan telepon terputus, tubuh Baekhyun merosot. Kakinya terasa lemas sekali hingga tidak mampu menopang tubuhnya. Dadanya sesak sulit bernafas, entah karena jantungnya yang lemah entah karena kesedihan. Injun anaknya yang manis sedikit demi sedikit berubah.
Dengan tenaga yang tersisa, Baekhyun menghubungi Haechan. Haechan adalah anak dari sahabatnya yang bernama Jongin.
Baekhyun harus memanfaatkan hubungan buruk Renjun dan Haechan untuk menyingkirkan Lee Jeno.
💠💠
Tbc
💠💠
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Who Knows - NoRen (END)
General FictionSudah tamat. Kalau mau tau ceritanya, baca aja sendiri. Tinggal next next doang gancil.